•••21•••

2.2K 117 3
                                    

Happy Reading

💌💌💌


Tak terasa ternyata waktu satu minggu telah berakhir, kini sampailah mereka di hari yang membuat jantung berdetak tak karuan, apalagi kalau bukan pembagian lapor semester. Ada yang kelewat cemas seperti Sherly, dan juga ada yang sangat santai seperti Indira dan Kaila. Bagi Indira dan Kaila, nilai lapor bukanlah segalanya, lapor itu hanya kumpulan angka yang belum tentu menjadi pedoman nasip kita kedepanya.

"Demi apa gue dag-dagan parah, ntar kalau nilai gue anjlok gue gak dikasih ijin nongkrong lagi sama kalian." ujar Sherly terdengar prustasi.

"Bagus dong, jadi kami bisa bebas ghibahhin lo." balas Indira semangat.

"Udaah Sher, Lapor itu cuman kumpulan angka doang." jawab Kaila menyepelekan.

"Raa menurut lu gimana? nilai gue bakalam turun gak nih? cukub tahun kemaren aja gue sampe di kurung di rumah, gue gak mau lagi." sungut Sherly yang masih ingat seberapa tersiksanya ia dulu saat tak boleh keluar rumah oleh mamanya.

"liat nanti aja Sher, gue yakin nyokab lo gak akan setega itu. " ujar Nara menasihati agar temannya ini tenang.

"Ehh orang tua pada datang jam brapa sih? nyokab minta jemput soalnya." tanya Kaila yang baru selesai membaca chat dari mamanya.

"Kalau gak salah sih jam 10.00. Tapi bisa aja di mundurin, lo kan tau orang Indonesia janjian jam 10.00 dateng jam 11.00." ujar Indira membuat teman-temanya tertawa.

"Lo banget yaa dir." sindir Kaila dan dihadiahi geruruan oleh Indira.

"Gak usah di perjelas juga kali."

"Ehh gue mau ketoilet dulu, lo semua gak usah ikut deh." tiba-tiba saja Nara berdiri dan berpamitan pada teman-temanya.

"Gue juga mau ke toilet nih, gue ikut yaa." Sherly ikut berdiri guna mengikuti Nara.

"Kita tunggu disini aja yaa, gue males ketemu Daffa, masak dia bilang mau ngenalin gue ke nyokapnya. Gue gak mau anjirt." heboh Indira mengigat ucapan Daffa waktu itu.

"Gak mau atau gak siap. " Kaila menaik turunkan alisnya untuk menggoda Indira.

" Apaan sih lu, yaaa gak mau lah. " jawab Indira terdengar ragu.

" Kalian jangan kemana-mana, nanti kami balik lagi. "

Nara dan Sherly berjalan di koridor kelas yang sudah di penuhi oleh beberapa orang wali murid, yang datang khusus untuk menjemput lapor semester anaknya.

Saat melewati koridor yang tak jauh dari kelasnya, tanpa sengaja Sherly menabrak seorang wanita paruh baya yang terlihat kebingungan mencari sesuatu.

Bruks

"Aduh maaf tante saya gak sengaja, tante gak papa?" tanya Sherly gak enak.

"Iyaa saya gak papa, saya yang salah kok jalan gak liat-liat. " jawab wanita paruh baya itu tak enak.

"Tante mencari sesuatu? bisa kami bantu?" tanya Nara menawarkan bantuan.

"Hmmm iya nih, tante lagi mencari kelas anak tante, katanya udah pindah kelas, jadi tante lupa kelasnya yang mana." jawab wanita paruh baya itu.

"Kalua boleh tau anak tante namanya siapa? dan kelas brapa?. Siapa tau kita bisa bantu." ujar Nara menawarkan bantuan.

"Nama anak tante Azka, dia kelas XII IPS 4. kamu kenal?"

Nara dan Sherly sama-sama berfikir kemudian saling menatap, yang namanya Azka sih banyak, tapi kalau yang kelas XII sih hanya satu yang mereka tau.

"Mau saya anter aja tante, saya kenal kok dengan Azka anak tante, kebetulan dia satu kelas dengan abang saya." Nara memberi solusi atas masalah tante tadi.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang