•••23•••

2.6K 120 9
                                    

"Zoya gue ada urusan sebentar, lo gak papakan gue tinggal? " Tanya Beno menatap Zoya yang tengah menonton TV di ruang rawatnya.

Beberapa hari kemudian Zoya terpaksa di larikan ke rumah sakit, karna asam lambungnya kumat, hak tersebut membuat Beno panik karena memang kebetulan itu semua terjadi saat mereka tengah jalan-jalan berdua.

"Lo mau ninggalin gue? Jahat banget sih gue lagi sakit begini juga. " Balas Zoya cemberut.

"Sebentar doang, gue mau pulang ganti baju dulu, sekalian bawa baju ganti buat lo. " Beno mengusap kepala Zoya dengan sayang.

"Tapi jangan lama-lama yaah, lo kan tau gue takut ditinggal sendiri. " Ujar Zoya dan di setujui Beno.

"Sejam doang kok, janji. "

Beno menyelusuri koridor rumah sakit yang sepi, mungkin karna sore hari jadi tak banyak yang beraktifitas, ditambah lagi cuaca di luar memang sedikit mendung.

Beno sampai di taman samping rumah sakit, ia memperhatikan sekeliling guna mencari Nara yang katanya telah sampai. Pandangan mata Beno jatuh pada seorang gadis yang tampak duduk di sendirian.

"Udah lama? " Tanya Beno duduk di samping Nara.

"Ehh belum lama kok. " Jawab Nara tersenyum seperti biasanya.

"Ini tadi aku bawain makanan buat kamu, kamu belum makan kan? " Nara menyerahkan sekotak makanan yang ia beli di jalan tadi.

"Gue udah makan."

"Owhh udah makan. " Nara kembali menarik tangannya yang tadi menyerahkan makanan.

"Lo mau ngomong apa? Gue mau pulang sekalian ganti baju." Tanya Beno tanpa basa basi.

Sejak kejadian di taman hubungan mereka semakin jauh, Beno semakin sibuk mengurus Zoya dan Nara yang tidak bisa berkata apa-apa lagi, karna sudah tidak punya tenaga untuk berdebat dengan Beno.

Nara melihat sekitar taman dan menemukan seorang petugas kebersihan yang tengah sibuk menyapu, Nara menatap makanan yang tak di terima oleh Beno tadi, Nara punya ide ketimbang makan ini mubadzir ia berikan pada petugas itu.

"Aku kesana bentar, kamu tunggu sebentar." Nara langsung beranjak menghampiri petugas kebersihan itu dan memberikan makanan tadi.

Beno hanya diam menyaksikan perilaku Nara yang menurutnya sangat baik hati. Yah Beno menyadari betapa baiknya seorang Nara, selain baik Nara juga sangat ramah dan penyantun, hal tersebut membuat Beno merasa semakin jahat selama ini.

"Udah? " Tanya Beno saat Nara telah kembali lagi duduk di sebelahnya.

"Udah, bapak itu seneng banget tau Al, katanya beliau belum makan dari pagi. " Jawab Nara sendu. Inilah sifat asli Nara, sangat tulus dan terkesan sangat polos, tapi hal tersebut tentu saja hanya Nara perlihatkan pada orang orang terdekatnya saja.

"Kalau gak ada yang penting gue cabut, lo mau bareng apa ada keperluan lain? " Tanya Beno karna ia tengah di kejar waktu juga.

"Kenapa buru-buru banget sih? Baru 5 menit. " Tanya Nara tak habis pikir, cewek mana coba yang gak kesal kalau cowoknya modelan Beno gini.

"Gue lagi di kejar waktu, lo ngerti gak sih! " Jawab Beno kesal.

"Di kejar waktu atau ngejar Zoya? " Tanya Nara sarkas.

"Gak usah bawa-bawa Zoya. "

"Karna sejak ada dia kita sering ribut Al. "

"Bukannya sebelum ada Zoya kita emang sering ribut yaah? Kenapa lo cuman nyalahin Zoya? " Sinis Beno.

Tak Tepat WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang