As long as you love me

1.4K 91 6
                                    

"Tanda tangan disini"

Jimin menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan tak mengerti. Dia baru saja selesai mandi lalu tiba-tiba di bawa ke ruang kerja untuk menanda tangani surat perjanjian yang tak ia ketahui sebelumnya.

"Apa ini?"
"Kau bisa baca kan?"
"Maksudku untuk apa?"
"Aku terpaksa menikah dengan mu. Surat ini untuk jaga-jaga saja. Kita bisa bercerai setelah setahun atau dua tahun ke depan"

Wow. Terlalu mendadak. Jimin bahkan belum sempat mencerna semuanya. Bulan lalu ia di jodohkan dengan seseorang yang sebenarnya sudah lama ia sukai meskipun keduanya tak dekat. Pagi tadi mereka menikah. Lalu sekarang ada surat perjanjian? Untuk apa? Kenapa? Jika lelaki itu tak setuju harusnya ia menolak sejak awal kan?

"Aku menikah dengan mu supaya fasilitas ku tak di ambil. Dan untuk menutupi hubungan ku dengan kekasih ku"

Deg

Jimin sadar jika mulai hari itu, hidup nya tidak akan sama lagi. Mungkin bahagia tak akan datang sesering biasanya.

"Jadi kau menjadikan aku tameng?"tanya Jimin setelah berhasil menguasai emosinya.
"Yap. Kau bisa menjalin hubungan dengan lelaki lain, aku tidak melarang. Tidak peduli juga"
"Hebat sekali kau ini"
"Apa maksud mu?"
"Bersembunyi di belakang perempuan"
"Kau mengajak ku ribut? Hah?!"

Tanpa banyak suara, Jimin meraih pulpen di depan nya lalu menandatangani surat perjanjian konyol itu.

"Tidak habis pikir aku dengan mu"gumam Jimin sebelum keluar dari ruang kerja suami nya.

Oh, apa masih pantas di sebut suami?
.
.
.
"Tidak sarapan dulu?"tanya Jimin saat suami nya melewati ruang makan.
"Tidak. Lain kali tidak usah memasak, tidak akan ku makan"

Sakit.

"Aku pergi"

Jimin tak menjawab, niat nya mengantar sampai depan pintu dan memberi bekal pun surut. Sang suami telah membangun tembok tinggi di antara keduanya. Sulit.

"Malang sekali Park Jimin ini"bisik Jimin lirih.
"Kim Jimin bukan Park lagi"

Terkejut. Jimin mendongak dan mendapati kakak ipar nya tengah tersenyum lembut kepadanya.

"Kak Jin? Sejak kapan disitu?"
"Sejak penolakan sarapan"jawab Seokjin santai.
"Mau minum apa, kak?"tanya Jimin mencoba merubah topik pembicaraan.
"Aku mau jus melon. Ada?"
"Ada. Tunggu sebentar ya, kak"

Jimin mencari melon di dalam lemari es. Sepertinya kakak iparnya ini berhasil ia alihkan perhatian nya, Jimin merasa sedikit aman untuk saat ini kan?

"Taehyung sudah meminta mu menandatangani surat perjanjian konyol itu ya?"

Atau tidak.

"Kak Jin tau?"
"Aku bisa membaca bocah itu. Lalu kau tanda tangani?"
"Memang Jimin punya pilihan, kak?"
"Hahhhh Kim Taehyung bodoh"
"Tak apa, kak. Mungkin memang bahagia nya Jimin sampai kemarin saja"
"Jangan begitu, Ji. Kau masih bisa berusaha"

Seokjin mengusap jemari mungil Jimin dengan lembut. Jimin merasa jika kakak iparnya ini satu-satunya orang yang akan mengerti ia sampai nanti.

"Setidaknya ada kakak"kata Jimin.

Jimin pikir kegilaan seorang Kim Taehyung hanya sampai pada malam kemarin dimana ia harus menanda tangani surat perjanjian konyol itu. Tapi semuanya terbantahkan saat Jimin melihat Taehyung pulang membawa seorang perempuan cantik.

"Siapa dia?"tanya Jimin.
"Kekasih ku. Irene"
"Kenapa kau bawa kemari?"
"Ini rumah ku, terserah ku"
"Bagaimana jika orang tua kita kemari?"
"Mereka tidak akan kemari tanpa memberi tau kecuali kau mengadu"

BTS fanfic 😍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang