Regret - Kookmin

2.2K 167 2
                                    

"Aku menyesal menikah dengan mu"

Jimin terperangah kala mendengar kata-kata menyakitkan dari bibir suami nya. Yeoja itu tak tau jika kalimat singkat itu benar-benar mampu membuat nya terluka.

"Koo.. Kookie"
"Aku muak dengan pernikahan ini"

Jimin terduduk di atas sofa lalu terisak sembari membekap bibirnya agar isakan pilunya tak terdengar meskipun suaminya masih berdiri di hadapannya.

"3 tahun ternyata bisa merubah segalanya. Perasaan ku padamu tak sedalam itu kurasa"ucap Jungkook lagi.
"Sudah, hentikan hiks. Aku mengerti"potong Jimin.
"Apa maksud mu?"
"Kau ingin berpisah?"tanya Jimin.
"Jimin-"
"Kau bisa hiks mengantar ku ke hiks hiks ke Busan besok pagi. Hiks aku tak apa"

Hening.

"Aku tidak mau memaksamu untuk terus bersamaku, Kookie. Tidak. Aku tidak mau egois hiks hiks"ucap Jimin.
"Beri aku waktu"

Jungkook menatap istrinya yang masih menunduk meratapi nasibnya sebelum ia melangkah memasuki kamar tamu.

"Ayah hiks hiks"
.
.
.
"Kau gila! Bagaimana bisa kau mengatakan itu pada Jimin?!"seru Jin marah.
"Noona, semalam aku benar-benar marah. Jimin terus-terusan menelpon ku saat aku sedang berkumpul dengan teman-teman ku"balas Jungkook tidak terima di salahkan.
"Kau merasa acaramu terganggu karna Jimin?"tanya Namjoon, suami Seokjin yang sejak tadi diam.

Jungkook hanya mengangguk pelan tanpa mengeluarkan suara.

"Jungkook, bagaimana perasaan mu saat bulan lalu Jimin pulang ke Busan?"tanya Namjoon lagi.
"Aku kesepian, rumah jadi sunyi"jawab Jungkook jujur.
"Lalu menurutmu apa yang Jimin rasakan setiap hari? Kau tinggal kerja dan malamnya kau malah pergi bersama temanmu. Kau pikir Jimin baik-baik saja?"omel Seokjin kesal.

Diam. Jungkook tak menjawab karna memikirkan perkataan kakaknya baru saja.

"Dia itu yeoja, Kook-ah. Dan kau tau kan jika istri mu itu tipe yang manja? Bisa kau bayangkan bagaimana dia mengatasi rasa sepi nya sendiri?"tanya Seokjin dengan suara yang melembut.
"Noona-"
"Noona memang saudara kandung mu, tapi noona juga sangat menyayangi Jimin. Dia adik Yoongi, sahabat baik noona. Noona tidak ingin dia tersiksa, jika memang kau tidak lagi menginginkan pernikahan mu, ceraikan Jimin"ucap Seokjin final sebelum masuk ke dalam kamar dengan air mata yang membasahi pipi nya.

Jungkook menunduk, entah mengapa air mata nya menetes saat mendengar kalimat panjang dari noona nya itu terlebih saat melihat raut kecewa di wajah noona kesayangan nya.

"Hyung, aku sangat keterlaluan. Benar kan?"tanya Jungkook.
"Jika harus jujur. Ya, kau keterlaluan, bahkan cocok disebut brengsek"
"Ya, aku tau"
"Belajar menghargai sesuatu yang kau miliki, belajar dariku yang pernah hampir kehilangan noona mu karna terpikat yeoja lain sebelum pernikahan. Jangan menuruti ego mu, pikirkan perasaan Jimin juga. Anak itu terlalu sering memendam semuanya sendiri"nasehat Namjoon panjang lebar.

Jungkook mengangguk tanpa suara, air matanya ia usap kasar lalu beranjak pulang.
.
.
.
"Jimin?"

Hening.

"Jeon Jimin?"

Hening.

"Sayang? Kau dimana?"

Hening.

"Jiminie sayang"

Hening.

Panik. Jungkook segera memeriksa semua sudut rumahnya, perasaan nya tiba-tiba saja menjadi tak enak, pikiran buruk berkecamuk dalam otaknya.

Kamar tidur, kosong.
Kamar mandi, kosong.
Kamar tamu, kosong.
Ruang keluarga, kosong.
Dapur, kosong.
Ruang baca, kosong.
Ruang laundry, kosong.
Halaman belakang, kosong.

BTS fanfic 😍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang