Break up (3) - Vmin

1.7K 127 2
                                    

"Ku dengar si sialan itu sekarang dengan Jennie, sudah 2 bulan. Awet ya?"kata Sinbi sembari melirik Jimin, melihat reaksi si mungil.
"Oh? Benarkah?"
"Sudah? Begitu saja?"tanya Sinbi.
"Lalu aku harus bagaimana? Menangis? Kau sendiri yang bilang jika aku harus move on, lalu kenapa aku begini kau malah kebingungan?"

Sinbin terkekeh kaku, menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Memang dia ingin Jimin melupakan si sialan Taehyung itu tapi respon yang Jimin berikan padanya terasa aneh, asing.

Mungkin karna aku belum terbiasa dengan Jimin yang tak mencintai Taehyung - Sinbi.

"Aku pulang sekarang ya? Jungkook sudah di depan"pamit Jimin.
"Kenapa kau tidak mencoba nya saja? Dengan Jungkook"pertanyaan Sinbi berhasil menghentikan pergerakan Jimin.

Jimin tersenyum sembari menatap Sinbi.

"Aku tidak ingin menjadikan seseorang yang tulus padaku sebagai pelarian. Aku tau sakit nya itu"jawab Jimin.
"Maaf"
"Untuk apa? Aku tau kau hanya ingin aku cepat memulihkan hatiku. Aku baik-baik saja, selama masih ada kau dan Jungkook"
"Baiklah, cepat pulih. Kita bisa cari lelaki tampan yang lain. Kau tidak sejelek itu"
"Kita rahasiakan ini dari Jungkook agar dia tak ikut. Oke?"
"Call!"

Keduanya tertawa, Jimin memeluk Sinbi sesaat sebelum berlari kecil menuju lobby gedung fakultas nya, Jungkook sudah menjemput nya.

"Koo~"
"Hai, boo. Bagaimana hari ini?"tanya Jungkook lembut.
"Semua nya lancar, jika tak ada halangan maka aku bisa menyelesaikan tugas akhir ku dengan cepat"
"Benarkah? Wuaaaah, hebat nya baby boo ku"

Jimin terkekeh kala Jungkook memeluk nya gemas, tak menampik rasa nyaman yang selalu ia dapat dari teman baik nya ini.

"Oh iya, kau kenal dengan Kim Taehyung?"tanya Jungkook.

Jimin menegang, mendengar nama nya saja mampu membuat nya merasa berdebar meskipun pertemuan terakhir mereka 3 bulan lalu bukanlah pertemuan yang baik.

"Boo? Dengar aku kan?"tanya Jungkook sembari melepas pelukannya.
"Huh? Dengar. Kenapa menanyakan Kim Taehyung? Dia tidak satu jurusan dengan ku"terang Jimin.
"Tidak, tadi aku dengar beberapa mahasiswa berbisik-bisik nama Kim Taehyung. Ku pikir dia anak fakultas mu"
"Ada apa?"
"Aku hanya dengar kata rumah sakit, berkelahi, Kim Taehyung dan hamil. Sudah itu saja"

Tangan Jimin terasa berkeringat, perkataan Jungkook seperti hantaman keras pada tubuh nya. Semua terasa sakit, sampai air mata Jimin pun tiba-tiba mengalir.

"Boo? Kau kenapa? Hei, kenapa menangis?"Jungkook terlihat panik.
"Koo, aku, aku mau pulang"
"Iya, iya. Sekarang kita pulang ya? Jangan menangis lagi, boo"
"Ayo hiks pulang"
"Iya, sayang. Kita pulang sekarang"

Perjalanan menuju rumah Jimin terasa sangat sendu dengan Jimin yang terus menatap keluar jendela diiringi isakan kecil dari bibir plump nya itu.

Kau kenapa, boo? - JJK.

Kenapa aku menangis? Apa aku masih menyimpan nya dalam hatiku? - PJM.
.
.
.
Taehyung membuka mata nya perlahan, mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya yang begitu menusuk pandangan nya.

"Sudah bangun kau?"

Taehyung menoleh ke sisi kanan ranjang, ah dia sedang di rumah sakit ternyata. Ada Hoseok dan Minjae tengah duduk di sofa dengan wajah jengah menatap nya.

"Kau pingsan setelah berkelahi dengan Kai. Liar sekali"sindir Minjae.
"Kau mencintai Jennie ya? Kenapa semarah itu?"kali ini Hoseok bertanya.
"Cih. Mana mau aku mencintai perempuan murahan seperti itu"jawab Taehyung.
"Lalu kenapa kau marah?"tanya Minjae.
"Dia bermain belakang dengan Kai, dan aku tak suka di khianati"

BTS fanfic 😍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang