Jungkook kecil memang senang sekali mengekori Seokjin kemanapun gadis cantik itu pergi. Menangis saat di tinggal pulang, merengek agar si gadis menginap di rumah nya, marah kala ibu nya menjemput paksa dari kediaman Kim yang hanya berjarak 2 rumah dari rumah nya.
Ya, Jungkook kecil memang semanis itu pada Seokjin, gadis yang 5 tahun lebih tua darinya itu benar-benar sukses menjadi dunia Jungkook sejak lama.
"Kookie akan menikahi Jinnie noona jika sudah besar nanti"begitu kata si bocah.
Tahun berganti dengan cepat nya. Jungkook tumbuh semakin tinggi dan tampan tapi sedikit nakal dan pembangkang kelas kakap. Semua yang menurut nya salah selalu ia tentang sampai titik darah penghabisan. Masalah kegiatan sekolah, peraturan sekolah yang terkadang lucu dan tak masuk akal, bahkan aturan dari ayah nya pun sering ia langgar, berakhir dengan omelan semalam suntuk yang pasti akan ia ulangi lagi di hari berikutnya. Tapi di balik itu semua, Jungkook memiliki hati baik yang akan selalu membela siapapun yang lemah dan tak bersalah. Tipe superhero sekali. Dia juga jago bela diri dan banyak di takuti. Jika di tanya untuk apa ia belajar bela diri, maka jawaban nya adalah Seokjin. Untuk melindungi gadis itu. Sudah di katakan di awal tadi kan? Jika Seokjin adalah dunia Jungkook.
"Noona akan selalu aman jika bersamaku. Jadi tetaplah bersama Kookie, noona"itu katanya saat baru saja masuk sekolah menengah pertama.
Jungkook tak tau apa yang akan ia hadapi ke depannya. Ia hanya percaya jika ia mampu melindungi Seokjin tanpa memikirkan hal lain. Hidup bukan hanya sekedar melindungi dan cinta saja. Terkadang sebuah kemapanan pun di butuhkan, dan Seokjin adalah pihak pertama yang sadar akan perbedaan jauh di antara ia dan si lelaki tampan nya itu.
"Noona akan pindah, Kookie"ujar Seokjin dengan senyum lebar nya.
Kala itu Jungkook masih berusia 17 tahun, masih sangat labil dan mudah tergoyahkan. Pemuda itu marah, protes karna Seokjin memilih bekerja di luar kota tanpa memberitahu nya lebih dulu.
"Kenapa tidak disini saja, noona?"tanya Jungkook setengah protes, setengah merengek.
"Tidak bisa, Kookie. Pekerjaan disana menjanjikan dan noona suka sekali disana"jawab Seokjin mencoba memberi pengertian.
"Kenapa?"tanya Jungkook sedih.
"Huh?"
"Kenapa bekerja jauh, sekeras itu jika paman dan bibi Kim memiliki semuanya?"Seokjin tersenyum.
"Noona ingin berusaha sendiri tanpa bantuan orang tua"
"Tapi kan-"
"Siapa tau jodoh noona disana, jadi noona harus menjemput nya kan?"canda Seokjin lalu tertawa.Jungkook masih diam saja.
"Marah?"tanya Seokjin.
"Noona tidak bilang apapun padaku!"
"Iya, maaf. Ini juga sedikit mendadak"
"Kapan noona berangkat?"
"Lusa"
"Kookie an-"
"Tidak perlu, Namjoon akan mengantar noona. Kau belajar lah yang rajin, sebentar lagi akan ujian kan? Semoga sukses dengan ujian mu, adik kecil"Hari itu menjadi hari terberat bagi Jungkook. Di tinggalkan Seokjin bersama Namjoon yang jelas-jelas menyimpan rasa pada si cantik. Jungkook bukan lagi bocah, ia tau alasan Namjoon sering datang ke rumah Seokjin bahkan rela mengantar pulang si gadis.
Dan untuk pertama kalinya Jungkook menjatuhkan air mata. Menangis karna Seokjin yang seolah enggan mengerti perasaan nya. Hari itu berat. Bagi Jungkook yang merasakan patah hati untuk pertama kali nya. Patah hati terhebat jika ia bisa bilang. Lelaki muda itu terjatuh, terpuruk, terperosok, benar-benar terluka. Tanpa tau jika ada hati lain yang juga merasakan apa yang ia rasakan. Sama hancur nya. Sama menderita nya.
.
.
.
"Bahagia?"Seokjin menoleh pada seseorang yang sedang memegang kendali atas mobil yang mereka naiki.
"Gugup lebih tepatnya"ralat Seokjin.
"Kenapa? Takut dia sudah berubah?"
"Aku malah mengharapkan itu, Joon. Alasan utama ku pergi"
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS fanfic 😍
FanfictionBerisi short fic couple bangtan favorit 😘😘 tolong siapapun jangan protes saat tau jika ini ff GS, karna aku hanya bisa membuat GS 😂😂😂 Don't like, don't read ☺ Jadilah pembaca yang cerdas ya, cantik 😍😍😍