To the moon and the back - Namjin

1.7K 99 6
                                    

Seokjin marah. Dia baru akan mengajak tunangan nya makan siang tapi malah di suguhi pemandangan pemicu sakit matanya. Ya. Namjoon sedang bersama sekretaris nya yang cantik itu, tertawa dengan berkas di tangan keduanya. Hahhh, Seokjin ingin sekali marah tapi ia tau mereka membahas pekerjaan dan lagipula mereka berdua sudah jelas hanya rekan kerja. Jadi apa masih maklum jika Seokjin marah? Kekanakan sekali iya.

"Joon"

Namjoon mendongak, wajahnya memucat, senyum lebarnya menghilang. Tangan yang sempat memegang proposal itu ia lepas. Matanya terlihat tak fokus selama berjalan mendekati Seokjin.

"Sayang"
"Sudah makan?"tanya Seokjin.
"Belum"
"Mau makan bersama?"tawar Seokjin santai.
"Baiklah"

Keduanya berjalan beriringan tanpa bicara. Namjoon kehabisan kata. Seokjin itu sangat cemburu pada sekretaris nya, dan mereka sering meributkan hal ini. Awalnya Namjoon takut Seokjin akan marah padanya dan Jisoo tadi tapi nyata nya tidak dan itu malah semakin membuat Namjoon takut. Karna Seokjin yang diam saat marah adalah yang terburuk. Sungguh.

"Sayang"panggil Namjoon.
"Hm?"
"Dari mana tadi?"tanya Namjoon mencoba berbasa basi.
"Butik. Ada beberapa design yang perlu di ubah"jawab Seokjin.
"Ah, begitu. Kita mau makan dimana?"
"Rumah. Mau?"
"Mu atau ku?"tanya Namjoon lagi.
"Ku"
"Baiklah, ayo"

Keduanya masuk ke dalam mobil, suasana terasa sangat aneh. Tidak seperti biasanya. Seokjin yang biasa cerewet hanya diam, tidak ada cerita atau sekedar nyanyian merdu dari bibir tebal itu.

"Jin-ah"
"Hm?"
"Kau...marah?"
"Huh? Kenapa aku marah?"
"Tadi itu"
"Kalian membahas pekerjaan, benar?"
"Huh? Oh ya, tapi sedikit bercanda"
"Oh"
"Sayang"
"Aku mengantuk, bangunkan aku setelah sampai nanti"ucap Seokjin lalu mengangkat kaki nya dan membalik tubuhnya, menghadap ke arah jendela sepenuh nya.

Namjoon menghela nafas nya keras, pusing juga. Sebenarnya ia memang tidak membahas pekerjaan dengan sekretaris tadi, mereka hanya melihat proposal lalu sebentar lalu membicarakan sesuatu. Ya, Namjoon tau ia salah, ia melakukan hal yang paling Seokjin benci. Namjoon berbohong. Tapi...
.
.
.
"Mama!!"

Seokjin menoleh, mendapati keponakan kesayangan nya datang ke butik nya.

"Tae!!!"

Bocah tampan itu berlari menuju Seokjin lalu menjerit senang kala sudah masuk ke dalam pelukan sang mama di tambah kecupan yang ia terima di seluruh wajahnya.

"Hentikan, kau memberi virus pada putra ku"
"Ayah!"seru Taehyung kesal pada ayah nya.
"Min Taehyung, jangan pernah meniru ayah mu ya?"
"Oke, mama. Bunda juga sering bilang begitu"balas Taehyung dengan wajah polos nya.

Seokjin tertawa saat mendengar tuturan keponakan lucu nya itu. Jadi, Yoongi -ayah Taehyung- adalah sepupu dekat Seokjin dan beruntung nya namja dingin itu karna berhasil menikahi sahabat Seokjin yang memiliki kepribadian secerah matahari. Mengingat nya saja sering membuat Seokjin mengasihani sang sahabat.

"Papa mana?"

Tawa Seokjin terhenti, mata nya yang mengeluarkan air mata karna tertawa ia usap perlahan lalu beralih mengusap rambut halus milik bocah di pangkuan nya.

"Bekerja, sayang"jawab Seokjin.
"Yakin dia hanya bekerja?"celetuk Yoongi.

Plakk

Bukan, itu bukan Seokjin maupun Taehyung.

"Auw!! Sayang~"keluh Yoongi.
"Bibir mu itu belum pernah di pukul ya? Sembarangan sekali"omel Hoseok yang ternyata sudah berada di sana.
"Kalau begitu pukul saja, dengan bibir mu"
"Sinting"gumam Seokjin geli.
"Mama, mama, mama. Mau papa"pinta Taehyung.
"Papa? Eum, ya sudah ayo"
"Mau kemana?"tanya Hoseok.
"Makan siang, aku bawa Tae ya? Kalian bisa kencan hingga besok. Dah~"

BTS fanfic 😍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang