As long as you love me (3)

905 74 3
                                    

Yang lupa alur cerita nya bisa baca ulang yang part 1 dan 2 yaaa
Selamat membaca









"Aaakkkhhhh!!!"

Irene berjenggit kala mendengar suara teriakan murka Taehyung saat ia baru saja berniat membuka pintu ruang kerja sang kekasih.

"Maaf, nona Bae. Tuan Kim sudah seperti itu sejak beberapa hari yang lalu"ujar sekertaris Taehyung dengan wajah ketakutan.
"Apa sebabnya?"
"Saya kurang tau, nona. Tapi semua pekerjaan sama sekali tidak bermasalah"

Irene termenung, ia yakin jika itu karna Jimin yang di sembunyikan oleh Namjoon dan istri nya, Taehyung bahkan menolak menandatangani surat cerai nya.

Pyarrr

"Apa lagi itu?"tanya Irene panik.
"Mungkin kaca besar yang ada di dalam, nona. Kemarin sudah di ganti tapi sepertinya kembali di pecahkan tuan Kim"
"Jadi kemarin dia juga mengamuk seperti ini?"
"Seperti yang saya katakan tadi, sudah beberapa hari ini"

Tidak mau menunggu lama lagi, Irene memilih masuk ke dalam ruangan dan terdiam kala mendapati kekacauan luar biasa pada ruangan Taehyung. Barang-barang berserakan seperti sengaja di lempar. Kaca besar yang ada di sudut ruangan sudah menjadi kepingan kecil. Pakaian Taehyung pun sudah tak lagi rapi, tatanan rambut dan raut wajah sama kacau nya.

"Tae, ada apa?"tanya Irene kebingungan.
"Jimin"
"Huh?"Irene kembali bertanya kala Taehyung menjawab dengan suara yang sangat lirih.
"Jimin, bawa Jimin padaku. Jimin"

Deg

Irene merasa tubuh nya baru saja di hantam batu yang besar. Ia jatuh terduduk. Berat, sesak, sakit. Tidak pernah ada dalam pikiran nya jika sebuah nama dapat meremukkan seluruh hati nya.

"Jimin?"
"Bawa Jimin padaku, tolong"pinta Taehyung dengan wajah putus asa nya.
"Masih ada aku, Tae"ujar Irene di sela tangis nya.
"Jimin, Jimin"

Tak kuat, dengan sisa tenaga nya ia memilih untuk bangkit lalu menampar Taehyung dengan sekuat tenaga hingga bisa ia lihat jika bibir lelaki terkasih nya itu robek berdarah.

"Aku tidak akan pernah mencarimu lagi, kau sudah menghancurkan ku, Taehyung"ucap Irene sebelum meninggalkan ruangan yang kacau itu dengan langkah tertatih.
.
.
.
"Selamat sore, kak"sapa Jimin saat mendapati Yoongi sudah ada di loby gedung sanggar nya.
"Sore, Ji. Cari makan dulu ya?"

Jimin mengangguk setuju.

"Bagaimana hari ini? Senang?"tanya Yoongi.
"Senang sekali. Tidak menyangka jika aku malah di minta menjadi guru disini setelah sebulan kursus"
"Kemampuan mu sangat baik, Ji. Jadi mereka tidak bisa mengajari mu hal lain"
"Murid ku masih kecil-kecil, kak. Lucu sekali. Gemas"ujar Jimin dengan senyum lebar.
"Asal jangan di gigit saja"
"Sebenarnya sudah hehe"
"Hah?! Menangis tidak anak nya?"tanya Yoongi dengan wajah yang masih terkejut.
"Tidak. Malah tertawa keras, katanya geli"jawab Jimin lalu tertawa.

Ah, begini saja Yoongi lemah. Ikut tertawa saat gadis di samping nya ini juga tertawa. Ya mau bagaimana lagi? Menurut Yoongi, Jimin itu terlalu mudah. Untuk di sayangi.

"Seokjin tadi menelpon kakak"ujar Yoongi.
"Oh ya? Kenapa, kak?"
"Menanyakan kabar kita, dia bilang tidak bisa menelpon mu sejak pagi tadi"
"Ponsel nya tertinggal di rumah. Nanti ku telpon balik saja"
"Iya, mungkin dia rindu"
"Tidak seperti ayah dan ibu ku yang  masih belum sadar jika anak nya tidak lagi berada di negara yang sama dengan mereka"kata Jimin.
"Masih belum mencari mu?"tanya Yoongi.
"Belum, kak. Mungkin perusahaan masih aman"
"Ji"
"Sudah. Aku lapar jadi jangan buat rasa lapar ini menguap begitu saja. Ayo makan, kak"pinta Jimin setengah merengek.
"Oke, oke"

BTS fanfic 😍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang