It's hurt - Yoonmin

1.8K 122 4
                                    

"Kau tampak buruk"

Jimin menoleh lalu memberi senyum terpaksanya pada namja yang kini sudah duduk di hadapannya itu. Matanya terpejam kala sebuah sentilan lembut hinggap di kening nya.

"Jangan menyimpan semuanya sendiri, Ji. Ada aku. Kau bisa berbagi denganku"
"Terima kasih, Tae. Kau baik"
"Bukankah selalu begitu jika untukmu?"canda Taehyung.
"Ya, selalu begitu. Dan akan selalu begitu, mau kan?"pinta Jimin dengan senyum manisnya.
"Tentu saja. Apapun untuk kesayangan ku ini"jawab Taehyung lalu mengunyel wajah menggemaskan Jimin.
"Sudah, Tae. Wajahku bisa sakit"keluh Jimin.
"Tenang saja, akan aku obati"
"Mentang-mentang dokter jadi seenaknya menganiaya aku"omel Jimin.
"Ji, cium boleh tidak? Aku gemas sekali padamu"
"Enak saja cium-cium!"

Taehyung terbahak, sedikit lebih lega kala gadis di hadapannya ini kembali seperti biasanya. Meskipun ia yakin hanya bertahan beberapa waktu saja mengingat bukan Taehyung yang gadis itu harapkan untuk membuatnya tertawa. Ah, mengingatnya saja membuat Taehyung merasa marah.

"Bagaimana dengan Yoongi itu?"tanya Taehyung tiba-tiba.
"Hyung, Tae. Dia itu lebih tua darimu"ingat Jimin.
"Aku tidak suka padanya, dia senang sekali membuat mu sedih"
"Itu karna dia tidak tau"
"Anak umur 5 tahun saja pasti tau kalau melihat sikap mu padanya. Dia hanya pura-pura bodoh"
"Tae~"
"Lagipula, kau juga kenapa tidak bilang saja kalau suka padanya? Tidak perlu memaksakan diri bekerja di agency itu kan?"gerutu Taehyung.
"Hei, dengar ya. Aku tidak mau bilang karna aku tak yakin dia suka aku, aku tidak mau patah hati. Dan aku bekerja disana karna aku mau, Tae. Aku bahagia"
"Tapi kau sering sakit hati karna melihatnya berganti wanita"protes Taehyung.
"Aku masih ingin melihatnya saja, Tae. Nanti jika aku sudah tidak sanggup, aku akan keluar dari sana"
"Bisakah kau berjanji?"
"Janji"

Kedua jari kelingking berbeda ukuran itu saling bertautan lalu senyum manis kembali Jimin berikan pada Taehyung.

"Sebaiknya kau segera keluar lalu menikah denganku"ucap Taehyung serius.
"Dalam mimpi mu, Kim"balas Jimin lalu memberikan ciuman jauh pada Taehyung, bermaksud menggoda namja Kim itu.
"Ku maafkan karna kau imut"
.
.
.
Jimin tersenyum pada beberapa anak asuhannya, baik yang sudah debut maupun belum. Kepopuleran seorang Park Jimin tidak perlu di ragukan lagi. Gadis mungil itu sangat disenangi oleh sekitarnya. Terlebih oleh mereka yang belum di beri kesempatan untuk debut, karna kata-kata penyemangat dari Jimin itu benar-benar menguatkan mereka. Terima kasih pada Park Jimin yang bukan hanya pandai menari tapi juga menenangkan hati orang.

"Belum pulang, Ji?"
"Belum, Seokie eonnie~"
"Aih ceria sekali sejak pagi tadi. Ada apa?"tanya Hoseok, partner kerja Jimin.
"Yoongi oppa berulang tahun hari ini"
"Oh? Benarkah?"

Jimin mengangguk semangat.

"Lalu kau mau membelikan apa?"tanya Hoseok penasaran.
"Kue ulang tahun, itu sudah pasti. Aku juga membelikan jaket untuk producer yang tak peduli pada kesehatan nya itu"terang Jimin dengan wajah lucunya.
"Yasudah, cepat sana. Mungkin dia sedang di ruangannya"
"Benar. Aku pergi dulu, eonnie"
"Eum, semangat Ji~"

Langkah kecil itu mengarah pada pintu berkaca buram yang terlihat masih sangat terang di dalamnya.

Tok tok tok

"Yoongi oppa? Sedang sibuk?"tanya Jimin.

Ceklek

"Ada apa?"

Auh. Galak sekali.

"Selamat ulang tahun, oppa. Ini kue dan kado untuk oppa"

Yoongi menerimanya lalu menatap Jimin datar.

"Tau dari mana?"tanya Yoongi.
"Selalu bertanya, ini sudah yang ke 3"balas Jimin.

Yoongi hanya mengangkat bahunya tak peduli.

BTS fanfic 😍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang