Jangan Tinggalin Aku!

230 26 28
                                    

Pray for Kalimantan Selatan
Banjir yang begitu besar
Rumah papan yang hanyut
Jalan aspal yang putus
Semoga masyarakat Banua
Diberi ketabahan
Dan kesehatan
Amiin🙏🙏

Go green🌳🌳

****

"Rika! Kamu harus perbaiki hubungan kamu dengan Sanjaya yang aneh gini!"

Kontan keningku mengkerut, perbaiki, hubungan, aneh? Kok kelihatannya cuma aku disini manusia yang masih waras, mama harusnya nggak perlu heran dengan hubungan ku yang aneh gini. Harusnya mama sudah tau ujungnya bakalan kayak gini!.

Aku kesal sekali!. Jadi aku putuskan memendam diri di dalam kamarku. Persetan dengan suami yang harus dilayani. Aku sudah diambang kesabaranku.

****

"Ayo duduk menantu..."

Hmmh...suara mama terdengar ditelingaku. Jam berapa sekarang? Ku edarkan pandangan, berhenti ke arah jendela kaca yang masih terbuka disangga besi kecil. Hitam, langitnya hitam yang berarti hari sedang malam. Malam!! Segera aku bangkit. Kepalaku tiba-tiba berdenyut akibat bangkit dengan cepat.

Segera aku keluar dari kamar. Fyi, saat kau keluar dari kamar ku meja makan menyambutmu. Dan jeng jeng! Semua mata tertuju padamu, take me out Indonesia!.

Mata bang Jaya hampir keluar. Yaelah biasa aja kale! Terpesona sama wajah bantalnya dek Rika ya bang?

****

Seperti dihipnotis oleh mama. Disinilah aku, berjalan beriringan dengan preman menuju sarang preman. Aku benci sekali, benci sekali dengan hidup!.

"Bangun lebih pagi, siapkan bekal untukku, beresin rumah! Kamu tau kan tugas-tugas seorang isteri?!"

Aku kaget, benar-benar kaget! Dasar preman tetap preman! Kalau ngomong selalu ngegas. Jantungku berdegup-degup seperti habis menantang maut. Menikah dengan preman memang menantang maut.

Dia terus berjalan hingga masuk kerumahnya. Sedangkan aku mematung didepan rumahnya. Kalau diperhatikan lebih lanjut kalimat bang Jaya, doi mau aku bangun lebih pagi dari biasanya, buatin doi bekal? Kayak anak SD aja, terus bersih-bersih rumah? Emang aku pembantu apa? Terus doi pengen aku memenuhi tugas-tugas seorang isteri, mangsutnya apa? Memenuhi kebutuhan biologisnya begitu? Idih, tidur aja aku nggak mau lepas jilbab, apalagi lepas-lepas yang lain! Sampe lebaran gajah aku nggak mau buka-bukaan dengan bang Jaya! Nggak mau!!!

"Rika, nungguin apa kamu disitu! Masuk Rika!!"

Tuhkan, bang Jaya emang preman. Bisa nggak sih kalau ngomong nggak usah ngegas?!

Aku berjalan dengan menghentak-hentakkan kaki. Apa aku bodoh? Bapak pasti bisa dengar suara bang Jaya yang ngebentak aku. Segera aku berbalik menuju halaman rumah pak Ahmad.

"Bapak, bang Jaya ngebentak-bentak aku!!"

"Rika!! Masuk kerumah sekarang!!"

Tuhkan dia takut kalau aku ngadu ke bapak. Sekarang aku tau kelemahan preman satu ini. Muehehe

****

Aku udah buatin bang Jaya bekal. Kalau dipikir-pikir bang Jaya kerja dimana ya? Lewatin sekolah ku nggak ya? Kalau lewat kan aku bisa nebeng. Hehehe

"Bang Jaya lewat Jalan Kenangan nggak?"

"Hm!"

Idih padahal aku nanya dengan nada halus nan sopan. Lah dijawab gumaman nggak jelas plus ngegas. Kan sebel!

"Ini bekalnya. Aku mau nebeng sampe sekolahku ya"

Bang Jaya masukin bekalnya kedalam tas.

"Cepetan!"

"Eh, boleh nih? Tunggu bentar ya, aku mau pake lipstik dulu"

Aku berlari masuk ke kamar. Ambil lipbalm oles, ambil lipcream oles.

Brumm bruumm

Lah kok suara motornya bang Jaya semakin menjauh.

"Bang Jaya, jangan tinggalin aku!"

"Bang Jaya, jangan tinggalin aku!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌳🌳🌳

Sampe lebaran gajah ya Rika?
Tapi kan author yang nulis
Takdir Rika...
Bukan Rika sendiri..
Muehehe

Fated To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang