Rika Malu, Mah

125 14 3
                                    

Happy reading 🌚

Suara adzan subuh berkumandang, aku segera membuka mataku dan melenguh dengan keras, tanda kecapean. Kuraba-raba sisi disamping, dan kudapati dada nan bidang milik bang Jaya yang masih telanjang. Ehm, jadi malu. Biasanya jam segini bang Jaya udah turun dari rumah. Tapi hari ini.., muehehe.

"Kenapa, Ka?" Tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"G-gak, kirain Abang udah pergi ke ladang." Jawabku sedikit gugup, pasalnya aku masih belum sempat memakai bajuku sisa dari pertempuran kami semalam.

Aku meraba meja di samping ranjang kami untuk mencari ikat rambutku yang semalam.

"Cari apa?" Tanyanya.

"Ikat rambut, bang. Kayaknya semalem aku taruh disini deh?" Aduku.

"Oh," balasnya cuek.

Cukup lama aku meraba meja, tapi tak kunjung ketemu juga. Aduh gimana ini? Kalau mau bangkit, berarti bang Jaya bisa liat dong tubuhku. Tapi kalau gak bangkit-bangkit, keduluan habis waktu subuh.

"Bang, aku mau ke WC." Laporku tidak jelas.

"Hm," balasnya masih cuek.

"Ish, maksudku aku mau WC, Abang tolong tutup mata, kek, bangkit duluan, kek, apa kek?" Omelku.

"Ke WC tinggal WC, ngapa harus repot?" Balasnya sengit.

"Ya... Masa aku harus berjalan dengan tubuh telanjang gini?"

"Emangnya kenapa? Toh sudah lihat semuanya,"

"Ishhh," geramku. Gak tahu apa? Aku kan malu kalau dilihatin. Dasar gak tau malu.

Aku terpaksa diam menunggu sampai bang Jaya yang keluar duluan dari kamar. Tapi naasnya, sampai detik ini bang Jaya terlihat enggan untuk bangkit dari ranjang.

"Baaang, nanti waktu subuh keburu abis, loh. Belum lagi mandi wajib, aku itu kalau mandi wajib gak cukup kalau 20 menit."

"Mandi wajib?" Tanyanya dengan tampang bodoh.

"Eh? Iya mandi wajib. Kalau suami istri habis berhubungan badan itu harus mandi wajib biar sah sholatnya. Namanya mandi junub, ada bacaan niatnya." Jelasku.

"Oh, gitu." Katanya cuek (lagi)

"Oh, gituuuu," ledekku.

"Abang tau gak bacaannya kayak gimana? Jangan-jangan gak tau lagi. Jangan-jangan semalem Abang gak baca doa lagi. Kalau mau 'bikin anak' itu harus baca doa, bahkan setelah 'tembak kedalam' itu juga harus berdoa, biar dikasih keturunan yang sholeh sholehah." Jelasku panjang lebar.

"Gak baca sama sekali." Akunya.

"Ish, dodol!" Umpatku.

"Apa?!"

*****

Akhirnya aku tiba di sekolah tepat waktu, setelah adu mulut, ehm, berdebat maksudnya, bang Jaya mau mengalah, dan ia bangkit duluan untuk memasang handuk di pinggangnya kemudian ia melempar kimono mandi ke wajahku. Dasar suami preman, gak ada sayang-sayangnya sama istrinya yang cantik ini.

"Eh, Bu Rika? Gimana kabar suami ibu?" Tanya Bu Elga kepadaku sedetik setelah aku mendudukkan bokongku ke kursi.

"Eh? Ibu tau dari mana suami saya masuk rumah sakit kemaren?" Tanyaku penasaran.

"Suami?!" Tanya Pak Andi kaget.

"Eh Pak Andi, iya kemaren saya check up kandungan, terus ketemu Bu Rika sama suaminya." Jelas Bu Elga.

"Saya gak tau kalau Bu Rika udah bersuami." Kata Pak Andi.

"Loh? Saya kira semua guru disini udah pada tau. Ternyata Pak Andi belum tau ya?"

Fated To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang