Gas gak usah banyak cincong, thor!
🌳🌳🌳Bang Jaya menyentuh wajahku, mengangkatnya untuk melumat bibirku dengan sangat buas. Bang Jaya menjatuhkan aku ke atas kasur, merangkak naik ke atas tubuhku, mengecup kening, bibir, dan leherku. Setelah itu ia beranjak dari atas ranjang.
"Kenapa?" Tanyaku sedikit gak rela.
Bang Jaya menoleh, berjalan ke arahku yang masih terbaring diatas ranjang seperti penderita stroke. Tangannya terangkat seakan ingin menampar wajahku, dannn...
PLAKK!!
Mataku terbuka secara tiba-tiba, jantungku berdenyut dengan kuat, sakiit!
"Bangun!!!" Bentak bang Jaya."...."
Ini dimana? Ngapain bang Jaya gendong-gendong tas segala. Aku siapa? Bukannya tadi aku lagi dianu-anu sama bang Jaya, ya? Kok pakaianku sama bang Jaya masih lengkap?? Aah tadi itu cuma mimpi ya?? Haduhh bisa-bisanya mimpiku kotor banget kayak tadi...
"Sakit gak??" Tanya bang Jaya. Tangan kanan nya bergerak untuk mengusap pipi kiriku.
Sakit apa? Pikirku. Perasaan yang sakit dibibir, dan itu juga didalam mimpi?? Apa bang Jaya tau ya kalau aku mimpi kotor barusan? iih ngeri!"Hei, sakit gak pipinya? Maaf deh ku tampar tadi. Lagian kebo banget. Jadi bukan salahku ya." Kata bang Jaya.
Dia menjauh dariku untuk mengambil kaus kakinya didalam lemari. Kemudian duduk dilantai untuk memasang kaus kakinya."Kamu kenapa sih, Ka? Bengong mulu. Aku mau pergi kerja, harusnya kamu bangun awalan dikit! Siapin aku bekal, pakaianku, dompetku, helemku, ini apa??! Kamunya masih tidur!" Katanya sambil marah-marah.
"...."
"Rika?!" Bang Jaya ngapain sih, pagi-pagi udah ngomel kayak ibu mertua?? Kalau mau berangkat ya tinggal berangkat!
Dia mendekatiku yang masih bengong diatas ranjang, seperti penderita stroke kataku. Tatapan bang Jaya melembut ke arahku, tumben sihh. Dia menaiki ranjang dengan hati-hati. Kemudian, tersenyum, perlahan-lahan wajahnya maju mendekati wajahku.
Cupp.
Degg, jantungku berdisko ria. Bang Jaya menggigit bibir bawahku dengan pelan. Akh!, Aku membuka sedikit mulutku. Sedikit lagi, ini first kiss ku. Daaannn, bang Jaya melepas pagutannya, astaga, parah banget sihh, suamiku ini!!! Baruuu aja aku mau ngerasain gimana enaknya ciuman. Udah di angkat aja! Ehh, canda angkat.
"Hehe, enak gak??" Tanyanya. Emang bangsul banget!! Inik gik?? Enaklah, ya kali enggak!! Raungku dalam hati.
"Hmm." Gumamku gak jelas.
"Rika, bangun!! Udah siang. Jadi istri kok malas banget sih!" Katanya.
Aku mendengus. Dia menatapku kesal.
Ya gantian lah, masa dia doang yang mendengus-dengus kayak kerbau, aku juga bisalah!"Bang! Bang Jaya kan udah siap, ya tinggal berangkat. Ga usah bangunin aku juga gak papa. Aku gak bakal nangis kok." Ucapku. Ya kali aku nangis nyari-nyari dia saat bangun gak ada dia.
"Heh, ngelawan lagi! Tadi kamu mimpi basah ya?? Hahaha, masa tadi kamu mendesah-desah sihh! Hahaha." Katanya dengan volume suara lima oktaf. Ini makhluk ngajak gelud ya pagi-pagi??!
"Bangg!!" Bentakku. Gak bisa kayak gini, aku harus keliatan perfect dihadapan manusia dekil ini. Aib-aibku harus dihapuskan dari memori ingatannya!
"Heh! Udah dramanya, aku mau berangkat, samlekom!!" Ucapnya sambil keluar dari kamar.
"Wa'alaikumusalam, ucap salam aja gak bener!" Cibirku.Aku bangkit untuk menyibak gorden dan membuka jendela. Astaghfirullah, masih gelap banget! Bang Jaya sebenarnya kerja apa sihh? Kok subuh-subuh udah berangkat aja dari rumah? Katanya petani semangka, emang ada orang ke ladang semangka saat langit masih gelap kayak gini?
****
"Bu Rika udah ke rumahnya Bu inem buat pesan kue?" Tanya Bu Azizah.
Aku menatap Bu Azizah dengan bingung. Loh, emangnya aku dibagian konsumsi, tanyaku dalam hati.
"Emm, saya pikir pesan kue bisa pak satpam aja, Ya kan Bu Azizah??" Tanyaku. Haah, bukannya aku guru yang malas yaa, tapi rasanya itu bukan tugasku. Lagipula aku gak tau di mana rumah Bu Inem."Ooh, bu Rika gak tau ya? Kayak nya Bu Elga gak ngasih tau Ibu ya, Bu Elga bagian konsumsi tapi dia hari ini sampai besok gak bisa hadir ke sekolah, jadi dia minta ibu Rika yang gantikan tugasnya. Kalau Bu Rika gak tau dimana rumahnya Bu inem, pak Andi bisa kayaknya nganterin ibu." Katanya. Aku cuma bisa ngangguk-ngangguk pasrah.
"Pesan kue 23 mika, terserah Bu inemnya mau isi berapa kuenya. Ini duitnya ya Bu." Ucap Bu Azizah sambil menyodorkan amplop berwarna putih ke atas mejaku. Dengan berat hati aku ambil amplopnya dan memasukkannya ke dalam tasku.
Memang sudah tradisi di SMP pujaan ini, bahwa setiap hari Senin dan Selasa bagian konsumsi bakalan pesenin kue untuk guru-guru. Gak cuma kue sihh, biasanya ada waktunya makan makanan yang berat seperti, bakso, sate atau nasi, macam-macam nasi."Pak Andi bisakan nanti anterin Bu Rika ke rumahnya Bu Inem?" Tanya Bu Azizah dengan suara yang cukup tinggi ke arah pak Andi yang lagi duduk mainin hpnya. Kebetulan meja pak Andi di sudut ruangan dan mejaku dan meja Bu Azizah di dekat pintu masuk, jadi jarak kami cukup jauh. Otomatis pertanyaan Bu Azizah didengar oleh guru-guru yang lain. Mereka kompak men-cie-ciekan diriku dan pak Andi. Haah, kukira rumor soal aku yang udah sold out udah diketahui oleh seluruh warga sekolah. Ternyata rumor itu gak diterima yaa?
Selain aku, ada pak Andi yang masih melajang, ehm lupa, aku udah gak lajang lagi dong, yaa cuma pak Andi yang masih lajang. Dan dia lebih muda setahun dari aku. Berarti Sekarang umurnya pak Andi sekitar 25 tahun, beliau lumayan ganteng sihh, tubuhnya atletis karena beliau merupakan salah satu guru olahraga di SMP pujaan ini. Beliau selain bertugas sebagai tenaga pengajar, juga sebagai alat pencuci mata bagi makhluk-makhluk di sekolah ini. Ya ampun tega bener, wkwkwk.
Setelah selesai mengajar, aku dan pak Andi beneran pergi ke rumahnya Bu Inem. Pak Andi nawarin buat satu motor aja sama dia karena nanti bakalan balik lagi ke sekolah. Ya udah aku iya in aja. Setelah selesai urusan sama Bu Inem, pak Andi nawarin buat makan siang di warteg samping sekolah, ya aku pun iya-iya aja. Gak ada yang salah kan?? Tapi, aku jadi keinget bang Jaya deh... Bang Jaya udah makan siang belum ya? Kan tadi aku gak sempet bikinin bekal.
🌳🌳🌳
Gak sampe 1000 word.
Semangat diri gue sendiri 💪🌞🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Love You
ChickLitDEWASA 1821+ "Satu kali lagi ya Sanjaya. Tenang aja nggak usah buru-buru" kata pak RT dengan wajah gelisah. Heleh dia yang nyuruh tenang. Tapi wajahnya bikin meriang. "Saya terima nikah dan kawinnya Rika Zulaikha Al Azalia binti Abdul Manab dengan m...