Vista Lisha
********************
Terpaksa aku harus mengawali hari ini dengan sangat amat buruk, aku berjalan ke lorong menuju kelas, dengan setiap langkahku berisi dengan gerutuan gerutuan di dalam hatiku tentang lelaki kurang ajar tadi.
Aku masuk kelas, dan langsung menduduki kursiku dengan keras, KRAKK!! suara kursiku mengagetkan Yumna dan Niken yang disebelahku, DARRR! suara buku yang aku hempaskan ke mejaku mengagetkan seisi kelas, dan aku langsung memijat mijat keras sudut sudut kepalaku, berharap pening yang mengitari kepalaku reda.
Niken lansung menghampiriku, "Wow wow wow, tenang tenang."
"Lisha, lu kenapa? perasaan tadi lu baik baik aja deh." Entah kenapa suara Yumna malah membuatku menjadi makin kesal
"Gapapa! Udah gak usah banyak nanya!" teriakku yang membuat Niken dan Yumna terdiam, Niken pun kembali ke tempat duduknya.
Sempat hening sejenak saat itu, sesaat sebelum Pa Broto masuk dan mulai mengajar.
Aku tidak bisa mengikuti kelas dengan baik, setiap kali aku ingin mencoba fokus, ingatan menjengkelkan tentang kejadian pagi tadi di kantin akan selalu teringat kembali seolah ia tak mau dilupakan olehku, aku sekarang hanya bisa menekan nekan pulpenku, berharap depresi ini tersalurkan ke pulpen itu.
'Dia? Ngejek gw? Gak sadar diri apa? mentang mentang dia Pinter, bisa bisanya dia ngehina gw, haaa... Pinter? hish jijik wuekk.' Menganggap nya pintar entah mengapa membuat perutku mual.
Kejadian di kantin itu tak tahu mengapa terus berputar di kepalaku, dan aku terus menyalahkan diri sendiri, 'Apa gw seburuk itu? memang gw gak disiplin? sejak kapan gw tak menghargai waktu? Siapa dia bisa bisanya nilai gw kaya gitu?'
"Hughh." Entah kenapa perutku tiba tiba sakit.
"Lis, lu gapapa kan? kalau sakit bilang yah? gw anterin ke Puskesmas kampus," tawar Yumna disebelahku, mukanya pun sedikit panik karna aku dari awal kelas tidak bisa dibilang baik baik saja.
"Iya iya, gw gapapa kok yum," ucapku yang membuat yumna bahkan nampak lebih ragu.
Perutku terasa berkedut lagi, tapi yang ini lebih nyeri, aku pun menyentuh perutku, dan saat aku melihat kebawah, setetes darah merembes celanaku dan membuat bekas kemerahan disana,
Aku menggerutu sendiri di dalam hatiku, 'Shit!! hari pertama gw.'
Tanpa izin, akupun langsung berlari ke luar kelas, meninggalkan kursiku yang jatuh karena mungkin aku terlalu keras menghentakkannya saat berdiri, jelas satu kelas kaget karena suara itu, namun aku tak memperdulikannya dan terus berlari.
Aku masih sempat mendengar Yumna dan Niken memanggilku dari kelas, untung saja mereka tidak ikut mengejarku, karena aku bisa malu sendiri jika mereka tau jika aku 'bocor.'
Aku berlari, lorong ke lorong, tangga ke tangga, seiring aku berlari, darah itu semakin merembes ke celanaku, untung saja kampus tidak sedang ramai.
Aku terus berlari ke arah mini market kampus, tanpa peduli orang orang yang kulewati mulai memperhatikanku, yang ku pedulikan sekarang adalah bagaimana darah di celana ku itu tak bertambah banyak.
Saat sampai di mini market, aku langsung mengarah ke rak khusus pembalut, dan langsung mengambil salah satu pembalut yang ada disana.
Akupun langsung berlari ke arah kasir dan menyerobot antrian, walaupun cuman seorang, "Mas, beli ini," ucapku sembari ngos ngosan dan menumpu-kan tanganku ke lutut.
Aku hanya bisa melihat ke bawah saat itu karena harus mengatur nafasku sembari menunduk, karena lelah berlari, aku hanya bisa berdoa agar orang yang aku seroboti tidak marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vista [Selesai!!!]
RomanceMenjual tubuh adalah satu satunya cara untuk Lisha memenuhi kebutuhan dan keinginan berfoya foyanya di kampus, hanya itu yang bisa ia lakukan semenjak kabur dari keluarganya yang ingin menjodohkannya kepada laki laki yang ia benci. Bukan hanya perjo...