Vista Leo : Siapa?

40 4 0
                                    


Vista Leo

*****************

"Sahabatmu,"

"Namanya Cakra yah?"

'What?? Dia tau darimana?' batinku.

Aku memiringkan kepalaku penasaran, "Iya, kamu tau darimana?" tanyaku.

Tapi bukannya menjawab, Lisha malah memberiku senyumannya yang sebenarnya tidak aku butuhkan sekarang, yang kubutuhkan adalah darimana Lisha tahu Cakra.

"Nanti aja di mobil bicaranya, ayo kita balik dulu," ucapnya yang malah makin membuatku penasaran.

Lalu dia langsung beranjak dan pergi, mau tak mau akupun mengikutinya, dan kamipun keluar dari areal air terjun ini.

...

"Jadi? udah mau cerita sekarang?" tanyaku saat kami sudah berada di mobil.

"Cerita apa?" Lisha memasang tampang sok bego nya.

Aku memutar bola mataku, "Kamu tau dari mana sahabatku namanya Cakra?"

"Hihihi," Dia cekikikan, lalu mengeluarkan HP nya dari kantong, dan mengutak ngatik isinya, lalu memberikannya padaku, "Nih, aku nemu di pohon yang ada di pojok areal air terjun tadi," lanjutnya.

Aku membulatkan bibirku, "Ooo."

"Udah? gitu aja? gak seru ih,"

"Loh, terus kamu mau reaksi aku gimana?" tanyaku.

"Aku gak mau liat reaksi kamu kok, geer ihhh."

"Terus?"

"Ceritain tentang masa lalu kamu dengan yang namanya Cakra itu," mohon Lisha sambil memajukan badannya ke arahku dan tangannya yang memegang pahaku.

Aku menghembuskan nafas berat, senarnyanya sedih jika ingin bercerita tentang masa laluku bersama Cakra, kenangan hari kelam itu selalu berdampingan dengan masa laluku yang bahagia itu.

Sesaat kemudian tanganku yang memegang tuas gigi merasakan dingin, yang ternyata berasal dari tangan Lisha, dan mukanya yang sekarang sudah tersenyum manis, membuat siapapun akan luluh dengan senyuman itu.

"Aku cuman pingin denger masa lalu kamu aja, kalau kamu masih belum mau cerita, aku gak maksa kok," ucapnya halus.

Akupun kembali menghembuskan nafas berat, "Jadi, dulu itu aku bertemu dengan Cakra di dekat komplek rumahku, kami berkenalan, dan ternyata dia baru datang dari kota asalnya, buat masuk sekolah di bandung, jadi dia belum banyak punya teman, dan akhirnya kamipun berteman, selesai."

"I-ih Leo, masa cuman kaya gitu sih."

Aku terkekeh, "Bercanda," ucapnya sambil tertawa kecil.

"Jadi, dulu aku punya sahabat deket, kita apet banget udah kaya sendal kanan sama sendal kiri," jelasku sambil terus fokus memandang jalanan datar yang sepi, karena kami masih di daerah pedesaan.

"Kenapa bisa gitu? karena Cakra kebetulan satu smp juga denganku." lanjutku

"Hm, kita itu dulu bocah petualang, seluruh tempat di kota ini kita kelilingin kalau lagi libur,"

"Nah pada suatu waktu, aku dan Leo menemukan air terjun itu, air terjun yang kamu lihat tadi,"

"Dan kitapun menetapkan kalau air terjun itu akan menjadi tempat basecamp kita, makanya air terjun tadi kita buat nyaman, kaya yang kamu liat tadi, ada beberapa buatan tangan kita disana,"

"Lalu," Mulutku terhenti sesaat setelah aku berniat untuk menceritakan tentang hari kelam itu, perasaanku belum siap untuk menceritakan ini ke siapapun, ini sama saja bentuk pengakuan dosaku atas kesalahan besarku di masa lalu.

Vista [Selesai!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang