Vista Leo
*******************
Dia berdiri anggun disana dengan dress yang simple, memandangku dengan wajah nya yang cantik, walaupun dengan mimik muka yang canggung.
"Lisha," bisikku kecil.
Untuk beberapa detik, kami berdua terdiam bersama, mata kami terpaut begitu dalam, sampai Lisha melangkahkan kakinya ke arahku, tanpa mengubah arah pandangnya.
Ajaibnya, aku yang dari tadi tak bisa menggerakkan tubuhku, sekarang badanku malah terpancing untuk melangkahkan kakiku juga ke arah Lisha.
Semakin lama melangkah, kamipun semakin dekat, sampai kami berada pada titik terdekat, Lisha tetap memandang mataku sejak tadi, tapi saat kita berdua berhadapan, ia menundukkan kepalanya, seolah dia takut dengan wajahku.
Tak mau berlama lama di situasi seperti ini, akupun mengambil kedua tangannya, dan mengangkatnya dengan kedua tanganku.
"Lisha, maafin gw," ucapku lemas, berharap jika kata maaf itu bisa diterima oleh Lisha.
Lisha perlahan mengangkat kepalanya, sorot matanya memandang dalam ke arah mataku, lalu dia menggelengkan kepalanya, "Gak, gak, gak, ini semua salah gw," ucapnya penuh dengan nada bersalah.
"Enggak Lish, ini semua gak akan terjadi kalau gw yang ceroboh ini mau untuk sekali saja mendengar penjelasan dari lu," ucapku sambil menaruh poninya ke belakang telinganya.
Dia menggelengkan kepalanya lagi, "Gw yang melakukan kesalahan malam itu, teriming iming uang dan tercekoki alkohol, aku sampai lupa sama kamu," ucapnya lalu menundukkan kepalanya lagi, aku menyadari perubahan panggilannya, hanya karena Lisha memakai aku kamu, hatiku sudah senang bahagia.
Namun di lain sisi pun perasaan ku semakin merasa bersalah melihat Lisha yang malah menunduk, seolah dirinya lah yang paling bersalah disini.
"Engga pokonya salah aku," ucapku yang ikut juga mengubah panggilanku agar obrolan ini lebih nyaman.
"Engga Leo, kamu gak salah, aku yang salah," ucap Lisha yang terus menerus menyalahkan dirinya.
Melihatnya seperti itu terus sebetulnya cukup membuatku tersenyum, aku tak pernah melihat Lisha mengakui kesalahannya seperti ini saat kami berhubungan dulu.
Ini terlalu dramatis, sepertinya akan menghibur jika aku menjahilinya.
"Engga, aku," candaku.
"Aku yang salah Leo," ucapnya yang masih bertahan dengan rasa bersalahnya, aku yang melihatnya malah menahan tawaku sendiri.
"Engga, engga, engga, aku yang salah," candaku lagi.
"Aku yang salah."
"Engga, aku yang salah," ucapku, namun kali ini dengan nafas yang sudah tak beraturan karena menahan tawaku.
Lisha sepertinya menyadari jika aku sudah mulai menahan tawa, diapun mengangkat kepalanya, dan benar saja, aku mendapati jika iapun sedang tersenyum, aku yang melihat Lisha baru menyadarinya hanya bisa menahan tawaku dalam senyum.
"Engga, aku yang salahhhh..." ucapku di lebih lebihkan.
Dia menggelengkan kepalanya lagi, namun kali ini dengan senyuman tawanya, "Gak, gak, gak, aku yang salah," ucapnya.
Kamipun sedikit tertawa melihat tingkah kami sendiri yang malah terlihat seperti tak ada masalah sebelumnya.
Sampai tawa itupun reda, berganti dengan senyuman bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vista [Selesai!!!]
RomanceMenjual tubuh adalah satu satunya cara untuk Lisha memenuhi kebutuhan dan keinginan berfoya foyanya di kampus, hanya itu yang bisa ia lakukan semenjak kabur dari keluarganya yang ingin menjodohkannya kepada laki laki yang ia benci. Bukan hanya perjo...