Vista Leo: Its A Prank!!

40 3 0
                                    

Vista Leo

******************

"Um, Leo, aku ingin bertanya sesuatu," ucapnya membuka suara setelah kami terdiam beberapa lama.

"Ya boleh, tentang apa?" tanyaku.

"Tentang sahabat masa kecilmu, Cakra," ucapnya.

Aku pun melepaskan sendok dan garpu yang kupegang, dan langsung menopang kepalaku dengan tanganku, mendengar kata Cakra, entah kenapa aku ingin menanggapinya dengan serius.

"Cakra? Ada apa dengan dia?" tanyaku.

Lalu dia pun menanyakan hal hal tentang Cakra padaku, akupun menjawabnya dengan singkat.

Dan Lisha pun mulai bercerita tentang Cakra yang ternyata adalah abangnya, satu hal yang tak kutahu selama ini adalah Lisha mempunyai marga, yaitu Helland, sebenarnya aku tak terlalu terkejut juga, karena Cakra sudah memberitahuku jika Lisha adalah adiknya, namun jika aku mengetahuinya lebih awal, mungkin aku akan terkejut dengan fakta itu karena bisa dengan kebetulan aku berpacaran dengan adik sahabatku.

Dia pun mulai bercerita tentang kekecewaannya di malam dia di air terjun, karena Cakra tak kunjung menampakkan wujudnya pada Lisha, tapi malah menampakkan diri di depanku, namun aku bisa sedikit menghiburnya dengan fakta jika Cakra selalu mendengarnya saat Lisha curhat di air terjun itu.

Sampailah kami pada topik yang tiba tiba berbelok pada jasad Cakra, Lisha menanyakan padaku apa jasad Cakra sudah ditemukan, aku yang sudah berusaha semaksimal mungkin saat itu hanya bisa menjawab jika menemukan Cakra adalah hal yang mustahil.

Namun,

"Mustahil, mustahil menemukannya tanpa petunjuk sama sekali," jelas ku.

Lisha memiringkan kepalanya.

"Petunjuk?" tanya nya.

"Iya, petunjuk, setidaknya petunjuk dimana jasadnya berada," ucapku menjelaskan.

Lisha pun langsung terdiam sejenak, ia bergeming seolah sedang memikirkan sesuatu, atau sedang mengingat sesuatu.

Tapi beberapa detik kemudian dia mengagetkanku

"LEO!!!" sentaknya sambil memegang erat tanganku.

Aku hanya bisa terkaget dan melihat ke arah Lisha, berharap kagetannya bukan hanya sebuah lelucon.

"Aku punya petunjuk!" ucapnya yang pastinya membuatku sangat bingung.

"Maksudmu?" tanyaku.

"Kita harus kesana besok!" ucapnya semangat.

"Kesana?" tanyaku yang masih bingung dengan apa yang sedang dibicarakan Lisha.

"Iya, aku punya petunjuk dimana jasad abang berada," jelasnya.

Setelah mulai paham dengan apa yang Lisha katakan, aku mulai membulatkan mataku.

"Petunjuk? darimana kamu bisa dapat petunjuk?" tanyaku.

"Saat itu, saat aku tersesat di hutan, Cakra memberitahu tempat dimana dia jatuh," jelasnya.

Aku yang sebenarnya berada ditengah rasa percaya dan tidak percaya hanya bisa diam bergeming, dan mulai menganggukkan kepalaku.

"Kamu mau bantu aku kan Le?" tanya Lisha dengan muka berharap.

Aku memandang wajahnya yang begitu berharap padaku, melihatnya wajahnya membuat rasa kasihanku muncul, aku sebenarnya sudah mengikhlaskan jika jasad Cakra tidak bisa ditemukan, tapi dia? dia masih ingin mencari tentang keberadaan abangnya, aku tidak bisa mengelak itu, dulu pun aku pernah merasakannya.

Vista [Selesai!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang