Vista Leo: Kehidupan Dunia

33 4 0
                                    



Vista Leo

****************

Aku menghirup nafas panjang, dan membuang semuanya.

"Siap?" tanya perempuan yang sejak siang terus membujuk bujukku untuk ikut dengannya ke tempat yang menurutku adalah neraka dunia.

Bagaimana tidak? Sedangkan dari jarak 100 meter nya saja, tepatnya di parkiran, aku sudah bisa merasakan hawa tidak menyenangkan dari tempat berbentuk kubus yang di hiasi pernak pernik lampu itu.

"Hn," gumamku sekenanya.

"Ayo dong jangan cuek gitu, belum juga masuk," bujuk Lisha.

"Ya udah ayo," jawabku singkat.

"Kalau kamu masih gak mau, ngomong aja, kita pulang sekarang!" ucapnya dengan cemberut.

Aku memutar bola mataku, dan langsung keluar dari mobilku, sudah sampai sini, terlanjur, mending menyelam daripada tidak sama sekali seumur hidup.

Aku membukakan pintu mobil Lisha sembari tersenyum, "Ayo tuan putri." Aku memberikan telapak tanganku, agar ia bisa berjalan dengan baik, karena dia memakai high heels, dan juga beberapa pakaian mewah lainnya yang menurutku begitu menghebohkan.

Dia tersenyum lebar padaku, dan menyambut cepat telapak tanganku.

Lalu kamipun berjalan ke arah Club dengan Lisha yang sekarang memegang erat telapak tanganku.

Lisha menempelkan pipinya pada lenganku, "Makasih yah," ucapnya lembut.

Aku memandangnya yang sekarang bergelayutan di lenganku, "Semoga kamu seneng," ucapnya.

Dia mengangguk yakin, "Ya, itu pasti."

...

Aku sekarang sudah masuk pada suatu ruangan, yang kukira ini tak terlalu buruk, karena sejak 5 menit tadi, aku baru saja melewati tempat yang begitu buruk bagiku, saking buruknya, bahkan pendengaranku tidak berfungsi, karena gendang telingaku sudah di isi oleh jedag jedug dari speaker yang mungkin sedang dimainkan oleh diskjockey nya itu.

"Hai!!!" ucap seseorang yang penampilannya begitu mengagetkanku, 'Itu Yumna?' penampilannya beda sekali dengan yang ia biasa kenakan di kampus.

"Aaa Lisha!!" teriak Niken lalu berlari dan memeluknya, begitu juga dengan Yumna, hanya saja dia tidak seheboh Niken.

"Aduh kalian, haha, kaya gw udah lama aja ga kesini," canda Lisha.

"Iya emang begitu kan faktanya yeh," ucap Niken.

"Haha, ngomong dong ke yang ono noh, kalau gak karena izin dia, gw gak bakal kesini," ucap Lisha sambil memanggut manggut kan dagunya ke arahku.

"Apa?" sewotku.

Yumna tertawa, "Gapapa Le, yuk sini duduk," ucap Yumna sambil berjalan ke arah sofa hitam mewah dengan meja didepannya yang dipenuhi dengan banyak minuman, yang sudah kuprediksi dari awal jika itu adalah alkohol.

Di sofa itupun sudah ada dua lelaki yang sejak tadi mengobrol sambil tertawa.

"Hey, yow bro, pacarnya Lisha yah? Kenalin, Jaka, pacar Niken," ucap salah satu dari 2 lelaki itu, sambil menjulurkan telapak tangannya.

"Leo," jawabku singkat sambil mengambil tangannya.

"Santoso, Pacarnya Yumna," ucap salah satu yang lainnya sambil menjulurkan tangannya juga ke arahku.

"Leo," jawabku lagi sambil menerima telapak tangannya.

"Panggil saja, sontoloyo kalau lu mau," canda Jaka sambil tertawa.

Vista [Selesai!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang