#25 UPSETS

2.6K 274 22
                                    



Sorry Typo everywhere


"Kebahagiaan datang dalam gelombang. Ia akan menghampiri dan menemukanmu lagi.
Menjadi bahagia bukan berarti semuanya sempurna. Itu berarti kamu telah memutuskan untuk melihat melampaui ketidaksempurnaan.".        ~TheQuotesPages

Pria itu menegang atas kalimat yang keluar dari mulut sang istri

"Apa maksudmu?"
".... Cerai?"

Eunkyung lalu mendudukkan tubuhnya menghadap Park Jimin yang masih dilanda kebingungan atas kalimat mendadak dari istrinya.

"Aku ingin cerai"
Jelasnya, sekali lagi.

Jimin sempat terdiam seolah mencerna kalimat sang istri.

"Ada yang salah denganmu! Kenapa tiba-tiba kau ingin cerai!?"
Jimin sedikit meninggikan suaranya tapi tak ada kesan membentak samasekali.

Pria itu menggenggam erat pundak ringkih wanita di hadapannya itu

"Bukan aku! Tapi kau! Kau yang salah Jim!..."
"... Aku meminta atas dirimu atas kebebasanmu, kebebasanmu agar bisa bersenang-senang dengan banyak wanita dan maaf karena diriku kau pasti menderita"
Nafas Eunkyung memburu. Ia sudah tak sanggup agar tak menitihkan air mata.

Jimin masih dalam lingkaran kebingungannya. Ia masih tak mengerti atas penuturan sang istri.
'Kebebasan apa? Wanita apa? Aku masih tak mengerti sama sekali' -Batinnya

"Sayang... " Jimin beralih menggenggam erat jemari sang istri seraya menatap wajah dan matanya yang sudah meneteskan bulir bening ".... Aku mohon jangan seperti ini, aku benar-benar minta maaf jika tadi pagi perkataanku mem-"

Pun Jimin belum sampai menyelesaikan ucapannya, Eunkyung sudah memotongnya begitu saja.

"Cukup Jim! Bukan karena itu... Bukan"

Jimin benar-benar tak mengerti apapun, tak bisa memahami istrinya samasekali.
Apakah ini efek hamil? -Batinnya

"Eunkyung-ah... Park Eunkyung, dengar! Aku tak akan pernah melepasmu, tidak ada perceraian apalagi perpisahan. Aku mencintaimu, aku menyayangi kalian. Donghee dan calon bayi kita. Aku tak akan melepasmu"
Jimin berucap tegas tak ingin berpisah. Pun sejatinya Eunkyung sangat mencintai suaminya tersebut.

Jimin lalu mengelus lembut perut sang istri yang masih rata

"... Sayang jangan pernah bicarakan perceraian aku tak suka. Aku tak ingin kehilanganmu"

Eunkyung masih bungkam dengan tangis yang masih senantiasa menemani diamnya ditemani suara senggukan disana.

Jimin lalu memeluk lembut sang istri, mencoba menyalurkan rasa kasih sayangnya

"Aku mencintaimu"
Gumamnya disela pelukan

Pun sang wanita malah menangis lebih. Ia ingat perkataan pria itu, tentang Jimin yang sering mengumbar kata cinta pada semua wanitanya.



"Jim..."
Panggil Eunkyung lirih

"Hem?"
Kata Jimin dengan suara lembutnya

"Untuk sementara aku ingin tinggal dirumah Eomma saja"

Jimin lalu mengurai pelukannya dan menatap mata sembab sang istri

"Wae?"

"Jim, tolong... Aku butuh waktu dengan semua ini, akan lebih baik sementara waktu aku tak bertemu denganmu agar aku bisa berfikir jernih"

Pregnant by a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang