#22 Midnight

3.4K 279 7
                                    

Entah sudah berapa kali pria itu menelfon istrinya. Jika saja bukan perihal mendesak Jimin tak akan pernah mau meninggalkan istri dan anaknya semalam saja. Tapi bagaimanapun juga tugasnya sebagai seorang pimpinan perusahaan juga harus tetap berjalan, bukan...

Mari kita sebut Park Jimin adalah Bucin. Bucin terhadap istrinya sendiri.

Sedangkan dirumah besar itu, di malam itu tepatnya tengah malam Eunkyung harus bolak balik ke kamar mandi. Entah salah makan apa, tapi seolah isi perutnya sedang digiling di dalam sana.

Terhitung sudah lima kali wanita satu anak itu beranjak dari ranjang dan pergi ke kamar mandi hanya untuk memuntahkan isi perutnya. Alhasil kini wajah cantiknya berubah menjadi pucat.

Sungguh rasanya ia ingin pingsan saja, tenaganya terkuras habis tatkala berusaha mengeluarkan muntahan itu dari mulutnya.

Tok tok...
Tangan mungil itu mengetuk pintu bercat putih tersebut

Ceklek

"Ada apa sayang?"
Sambil susah payah ia menelan ludahnya sendiri saat menyapa sang anak yang sudah berdiri di depan pintu 

"Mommy... Dongi mau tidur cama Mommy sboleh, dongi takut cendirian"

"Ada apa sayang? Kau mimpi buruk?"

Bocah itu hanya mengangguk

"Sini"
Seketika Eunkyung meraih tubuh mungil putranya dan membawanya ke dalam untuk ditidurkan diatas ranjang besar tersebut.

Setelah meletakkan tubuh bocah kecil itu seperti ada dorongan dari perutnya untuk mengeluarkan isinya lagi.

"Eumm..."
Eunkyung lalu berlari menuju kamar mandi- lagi- meninggalkan sang putra dengan tatapan bertanya-tanya.

"Huekk... Huekk.."

Di dalam sana terdengar suara Eunkyung yang sedang muntah dan membuat Donghee turun dari ranjang dan melihat keadaan sang ibu

"Mommy cakit?"
Diambang pintu tersebut sang anak menanyainya dan hanya dibalas gelengan.

Setelah dirasa membaik Eunkyung membasuh bibirnya, entah sudah berapa kali ia membasahi bibirnya dengan air

"Mommy hanya sakit perut, Dongi tak usah khawatir. Ayo sayang kita tidur ini sudah malam"

Bocah itu masih memandangi wajah cantik ibunya yang sudah berubah menjadi pucat tersebut

Ketika sudah berada diatas ranjang dan Donghee sudah berada di pelukan ibunya bocah lelaki itu berbisik.

"Mommy apa perutnya macih cakit?"

Eunkyung yang sudah mulai terpejam masih bisa mendengar suara kecil sang anak.
"Tidak sayang... Sudah tidak sakit lagi, tidurlah"

"Mommy kalau macih cakit Dongi akan telepon Daddy nanti ke dokter, biar dicuntik dokter"

Lucu sekali bocah itu masih kecil tapi sangat perhatian pada ibunya

"Mommy tidak apa-apa, tak perlu telepon Daddy, kan Daddy lagi kerja sayang tak boleh membuat Daddy khawatir, okey?"

"Okey Mommy"
Seketika mata bocah itu terpejam.


...........

Ceklek

Jimin yang baru pulang pagi-pagi sekali saat membuka pintu kamarnya dan mendapti pemandangan hangat istri dan anaknya masih tertidur pulas.

Dalam hati Jimin berkata, tak biasanya Eunkyung jam segini masih tidur.

Pregnant by a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang