Gadis itu meringis kesakitan di bawah sana, ia masih enggan terbangun apalagi sekedar membuka mata, tapi... Seketika ia merasa aneh dengan tubuhnya tepatnya bagian intimnya. Segera mungkin ia membuka mata dan... demi apapun Eunkyung seolah terbentur batu yang sangat besar ia melihat pemandangan di pagi hari. Ralat, bahkan ini hampir siang tepatnya jam 10 lebih...
Eunkyung membelalak menatap manusia yang sedang terlelap menampakan dada bidangnya yang telanjang, untung selimutnya masih menutupi bagian aset pria tersebut.
"Kau.. kau.... Yakkk!!"
Eunkyung memukul Jimin dengan bantal berkali-kali sontak sang empu merasa terganggu di alam mimpinya."Yakkk!"
Jimin menahan bantal yang melayang di wajahnya
"Apa yang kau lakukan, huh?""Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan brengsek?"
Marah EunkyungTidak ada jawaban, Jimin langsung mendudukkan dirinya, sontak Eunkyung menutupi tubuhnya dengan selimut agar tak terlihat oleh pria brengsek di depannya itu, padahal semalaman Jimin telah menikmati pemandangan tubuh gadis itu.
Jimin mengambil dompet, dan memberikan beberapa lembar uang pada Eunkyung
"Yak.. apa ini? Kau pikir aku mainan huh?"
"Kau bisa seenak hati membayarku setelah meniduriku, tepatnya memperkosaku"Jimin yang mendengarpun langsung menatapnya tajam
"Huh, aku.. memperkosamu... Yak Jalang kau seolah terpaksa melakukannya padahal kau sendiri menikmatinya. Jalang jangan sok jual mahal"
Takkkss...
Tamparan mendarat di pipi Jimin
"Yak Tuan.. dengar ini. Aku bukan Jalang aku juga bukan mainan yang bisa kau bayar seenak hati setelah apa yang kau lakukan, aku akui aku sedikit tergoda karena kau memaksaku pada awalnya apa yang bisa aku lakukan aku juga manusia normal yang memiliki nafsu, tapi kau... Dengan sombongnya melempar lembaran uang padaku, kau kira aku murahan!".
Jimin pun geram dibuatnya
"Yak.. dengar ini. Semua wanita sama di mataku kalian adalah mainan setelah aku puas dan bosan aku akn membuang kalian sesukaku, kalian mainan!"
Tasskk...
Tamparan kedua kalinya mendarat di pipi Park Jimin, dengan nafas terengah-engah Eunkyung lalu meninggalkan Jimin yang terdiam di sana, Eunkyung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan memakai baju lalu setelahnya ia bergegas keluar Kamar tersebut tanpa perduli dengan Jimin yang masih terdiam disana dengan memandangi Eunkyung keluar dari pintu tersebut
"Pria brengsek... "
Eunkyung tak tahan lagi, air matanya merosot begitu saja, sejatinya ia bukanlah Gadis cengeng dan ia adalah gadis yang nampak kuat selama ini. Tapi hari ini harga dirinya telah di hancurkan seorang Park Jimin. Ia sangat membenci Park Jimin.
.
."Dari mana saja kau?"
Tanya ayah Jimin ketika melihat anaknya yang kabur tadi malam saat acara makan malam, yang memuakan disana ayah Jimin seolah ber-akting sangat baik berperan sebagai seorang ayah dan Jimin sangat membencinya"Jimin.. Park Jimin!"
Bentak Tuan Park yang memanggil anak semata wayangnya yang lalu diabaikan begitu saja.Badan Jimin sakit semua ia sangat lelah, lalu merebahkan dirinya diatas ranjang nyaman miliknya memejamkan mata dan memori kejadian bersama gadis asing tadi bermunculan di otaknya tanpa permisi.
"Aisshh aku bisa gila"
Jimin membalik badannya menjadi tengkurap, lalu mencoba tidir lagi.. tapi sial.Tok tok tok
"Jimin..."
"Ck! Sedang apa dia kemari"
Monolog Jimin yang tentu hanya dia yang bisa mendengar itu"Jimin buka pintunya"
Jimin lalu membuka pintu dan mendapati sang ibu tiri berdiri di depan ambang pintu
"Ada apa?"
Ketus JiminKepalanya seolah memebri isyarat pada Jimin
"Makan sana, ayahmu menunggu"Tanpa basa-basi ia langsung pergi begitu saja tanpa peduli Jimin mau atau tidak yang terpenting ia sudah melaksanakan perintah sang suami untuk memanggil Jimin
"Ular!"
Monolog Jimin lalu menutup pintu dan kembali membenamkan diri pda ranjang yang nyaman.So short
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnant by a Mistake
Fanfiction"Pergi! Enyah-lah dari pandanganku" ㅡKim Eun Kyung "Aku ingin bertemu anakku"ㅡPark Jimin "Dia anakku bukan anakmu, Park Jimin!"ㅡKim Eun Kyung "Dia juga anakku"ㅡPark Jimin ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ Spin off Seorang gadis yang telah terbiasa hidup mand...