#11 cry

4.1K 336 6
                                    



Seorang pria keluar dari dalam rumah Eunkyung diikuti Eunkyung di belakangnya, pria itu sempat bertukar senyum dengan Eunkyung. Lihatlah Eunkyung tersenyum lebar di depan pria lain.

Jimin mengepal di sana... Apakah pria itu sudah merebut hati Eunkyung. Astaga apa Jimin sudah terlambat. Tidak.. tidak.. tidak ada kata terlambat di kamus Jimin.

Jimin sempat melihat rupa pria tersebut. Tinggi dan tampan...

"Sial"
Monolog Jimin lalu pergi dari tempat itu segera.

......

🏹

Di rumah Eunkyung, Dong hee merengek minta bertemu dengan Jimin... Tapi apa ini bukankah Eunkyung yang meminta pria itu untuk tidak datang sampai seminggu. Sebenarnya Eunkyung meminta hal tersebut agar Jimin tak datang untuk sementara karena sekeras apapun pria itu di usir tetap tak mau menyerah, bukan Eunkyung bersikap kasar dan jahat.. ia hanya takut jika terus menerus bertemu dengan Jimin hatinya bisa jatuh pada Jimin suatu saat nanti.

Eunkyung yang hanya membayangkannya saja sudah membuat jantungnya tak karuan sambil menggeleng-geleng kepala, mencoba menolak isi hatinya.

Dan pasti lebih parahnya Jimin akan terus menanyakan soal pernikahan. Astaga pria itu memang tak punya urat malu apa bagaimana.

"Dongi tidak mau makan... Mau Daddy.. mau Daddy"
Bocah itu menyilangkan tangannya diatas meja dengan baby chair khusus miliknya

"Dong hee-ya.... Jangan nakal, sayang... Daddy sedang sibuk"

Aneh, batin Eunkyung saat memanggil Jimin dengan sebutan Daddy... Sudahlah toh Jimin tak mendengarnya, jadi tak akan membuat pria itu besar kepala nantinya.

"Mau Daddy.. mau Daddy.. huaaaaa"
Bocah dengan dua buntalan bulat lucu di wajahnya itupun akhirnya menangis kencang menggema ke seluruh ruangan. Dan juga tak mau makan ia melakukan aksi mogok makan jika tak dipertemukan dengan Daddy-nya, Jimin.

"Ada apa sih Eonnie, kenapa Dong hee menangis kencang sekali seperti suara terompet tahun baru, ah ini lebih parah"
Keluh Eunseul yang saat itu sedang berada di rumah, tepatnya di dalam kamar'pun bisa mendengar tangisan bocah tersebut, sambil menghebuskan nafasnya. Gadis berusia 22 tahun itu berjalan menghampiri Dong hee yang masih mengeluarkan suara emasnya. Seperti penyanyi Seriosa.

"Dongi~... Dongi-ya..." suara gadis muda itu dibuat-buat se-imut mungkin agar menarik perhatian si tampan Dong hee "... Lihat Aunty"
Gadis itu sudah berada di samping keponakan tampannya

Dong hee akhirnya berhenti menangis tapi air mata dan senggukan-nya masih tersisa

"Dongi yang tampan rupawan bak V BTS, kau mau apa tampann, eoh? Nanti Aunty berikan.. tapi jangan menangis lagi ya... Gendang telinga Aunty hampir bolong gara-gara suara merdu mu, eoh.. mau apa katakan?"

Sungguh cara yang aneh bukan.. memanglah Eunseul lebih cocok jadi pelawak

"Ma- hiks mau Daddy..."
Lirih bocah itu

"Ouuhhh mau Daddy yaaa"
Eunseul mengangguk-angguk lalu beralih menatap Eunkyung menghakimi

Eunkyung membalas tatapan sang adik seolah tak tau menahu

"Ya sudah nanti Mommy-mu akan mengantar Dongi ke tempat Daddy, okeiii... Don't cry Handsome!"
Lalu menusap pipi gembul milik Dong hee

Eunkyung membulatkan matanya seolah tak terima dengan perkataan sang adik.

"Tapi..."
Baru ingin berkata, Eunseul langsung memotong kalimat sang kakak.

"Eonnie... Lihat anakmu tidak mau makan, jika sampai sakit bagaimana? Lihat juga wajahnya" Eunseul melirik wajah memerah sang ponakan "bengkak seperti babi begitu apa kau setega ini, huh...auhhh astaga kasihan sekali keponakan Aunty yang tampan ini"
Eunseul mengelus pipi Dong hee lagi.

Pregnant by a MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang