"Ada perbedaan yang sangat besar antara merelakan dengan ikhlas dan merelakan karena tidak memiliki pilihan. Seseorang yang mampu merelakan dengan ikhlas berarti bisa menerima semuanya dengan hati lapang, melepaskan tanpa penyesalan, dan yang terpenting, tidak berkubang dalam kesedihan." - Alexia Chen
Kepedihan mendalam membuat kepala kita tertunduk. Kepedihan itu datang ketika cinta hadir, tapi kita tidak punya harapan pada cinta itu.
Hidup terus berjalan. Sama seperti sinar matahari yang selalu datang setiap pagi. Menyiratkan kegembiraan dan harapan baru.
Eunkyung POV
Aku jatuh, jatuh atas diri sendiri... Aku sempat membodohi diri karena hati ini... Ah, tidak... Lebih tepatnya aku yang terlalu bodoh karena membiarkan hati ini meragu.
Setiap malam, aku selalu menyesalinya.. apalagi setelah wajah damai dengan kelopak mata tertutup rapat itu ku pandangi. Sungguh bisakah waktu terulang kembali? Aku ingin merubah apa yang telah terjadi.
Bisakah?
Jujur saja aku tak bisa tidur saat ini juga. Mataku masih terjaga meskipun sudah tengah malam, pun udara sangat hangat dan suasana sangat tenang. Hanya ada suara mesin rumah sakit di samping ranjang priaku, mari sebut dia priaku karena dia suamiku, dia ayah dari anak-anak ku dan dia adalah milikku!.
Munafik jika aku tak menginginkannya. Bohong jika aku berkata tak mencintainya sekarang! Kau harus tau betapa hancurnya aku saat melihatnya tak berdaya seperti ini.
Bisakah aku saja yang menggantikannya terbaring lemah disini? Aku merasa sangat bersalah. Ini semua karenaku.. aku yang paling pantas disalahkan sekarang.
Tangannya hangat karena temperatur di ruangan ingin memang telah diatur sedemikian.
Rasanya aku takut jika memejamkan mata ini ia akan pergi meninggalkanku. Tidak!... Aku tidak akan pernah bisa. Aku mau Jimin terus bersamaku, sampai kapanpun!
Dengan kuat aku memegangi jemarinya yang lemah.
Eunkyung POV end.
Wanita itu duduk di samping ranjang suaminya. Meskipun sudah tengah malam matanya tak ingin terpejam barang sedikitpun.
Jemarinya terus meliuk-liuk diatas jemari sang suami.
"Kau besok harus bangun, em? Aku merindukanmu. Sangat... Jim"
Ia berkata dengan Senyum tipis yang terkesan dipaksakan.Tanpa sadar ia sudah tertidur dengan menindihkan kepalanya diatas telapak tangan sang suami.
.........
Seo Jiwook telah menjadi buronan polisi karena tindakan percobaan pembunuhan atas Park Jimin.
Sekarang polisi sedang mencari keberadaannya untuk segera ditindak lanjuti dengan jalur hukum.
.
.
.Nyonya Kim datang dengan membawa beberapa makanan dari rumah dan buah-buahan segar di tangannya.
Sedikit pelan membuka pintu kamar rawat inap menantunya agar kedua penghuni di dalam sana tidak terusik tidurnya. Karena Nyonya Kim Tahu jika putri dan menantunya masih tertidur terlihat dari pintu kaca kamar sebelum wanita paruh baya itu memasuki ruangan tersebut.
Senyum hangat seorang ibu saat melihat sang anak begitu mencintai suaminya. Dengan posisi tidur yang erat memegangi tangan Jimin. Bukankah ia terlihat tak ingin dipisahkan dengan suaminya itu. Bahkan dalam tidur sekalipun.
Nyonya Kim berjalan mendekat ke arah dua insan yang tengah bergelut dengan dunia mimpi masing-masing. Yang pasti Jimin sedang berjuang atas kesadarannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pregnant by a Mistake
Fanfiction"Pergi! Enyah-lah dari pandanganku" ㅡKim Eun Kyung "Aku ingin bertemu anakku"ㅡPark Jimin "Dia anakku bukan anakmu, Park Jimin!"ㅡKim Eun Kyung "Dia juga anakku"ㅡPark Jimin ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ Spin off Seorang gadis yang telah terbiasa hidup mand...