Labyrinth

81 12 2
                                    

"Cepat berkemas, gak ada waktu lagi buat main-main." Ujar Stuart, tegas.

"Kenapa buru-buru sih, Bang?" Protes Sean, padahal dirinya baru bangun, tapi sudah disuruh berkemas.

"Loe tuh terlalu buang-buang waktu disini, kita juga ada kerjaan disana."

"Kerjaan apa?" Tanya Kai, penasaran.

"Temen gw diculik, tapi dia udah balik kok. Gw cuman mau mastiin aja keadaannya gimana, jadi harus balik buru-buru."

"Kenapa gak duluan aja sih?"

"Gw gak yakin, loe bakalan balik kalo gw berangkat duluan." Ujar Stuart, tajam. "Cepetan, kita juga harus pamit sama genk motor yang ada di kota ini, loe harus minta maaf atas semua kekacauan yang terjadi baru-baru ini."

"Bang, ntar gw ketemu Yun lagi, gw gak bisa balik lagi. Gimana?" Tanya Sean, setengah merengek.

"Loe tuh laki, masa cengeng begini sih? Loe udah janji mau lepasin Yun, kan?"

"Gak janji, cuman terpaksa..."

"Loe udah kalah, masih aja ngeyel." Ujar Stuart, tak mengerti lagi.

Sean hanya menghela nafas berat, ia melempar pakaiannya ke tas dengan asal.

"Zee gimana, Kai?" Tanya Stuart, mungkin ingin mengalihkan pembicaraan.

"Dia diantar Chandra pulang duluan, udah sampe kok." Jawab Kai, nadanya terdengar aneh di telinga Sean yang cukup mengenalnya itu.

Stuart melirik Sean yang mulai berubah ekspresi, lalu menghela nafas. "Cepetan ya, bentar lagi kita berangkat ke basecamp DS sama yang lain."

"Bang..."

"Cepet!! Gak ada bantahan..."

Yun terbangun dari tidur panjangnya semalam dengan mata setengah tertutup, ia menatap Dega yang masih tidur disampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yun terbangun dari tidur panjangnya semalam dengan mata setengah tertutup, ia menatap Dega yang masih tidur disampingnya. Semalam Dega masuk angin, dia muntah-muntah dan demam, jadi mereka terpaksa pergi ke penginapan.

Yun memeriksa suhu tubuh pria itu, ia tersenyum merasakan kondisinya sudah cukup baik. Semalam Dega rewel sekali, ia tak mau ditinggalkan sebentar saja, membuat Yun harus tidur bersamanya, padahal dia takut ketularan sakit.

"Yun..."

"Kakak udah bangun?" Tanya Yun, lembut.

"Aku pusing..."

Dega menenggelamkan kepalanya ke lekukan leher Yun, membuat Yun mengusap kepalanya.

"Mau minum obat? Atau ke rumah sakit? Kakak udah baikan sih, cuman..."

"Kita pulang sekarang, ntar aku dimarahi Josh kalau gak pulang." Jawab Dega, tapi ia tak beranjak.

"Katanya mau pulang?"

"Aku merindukanmu, sebentar saja..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OBSESSION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang