Who are You?

270 28 3
                                    

"Dia siapa?" Tanya seorang gadis cantik pada Dega, saat melihat Yun tengah berada di kamar basecamp mereka. "Gw gak pernah kenal dia, begitupun loe. Ya, kan?"

Yun menatap gadis berpakaian kurang bahan itu, penuh penilaian. "Saya juga gak kenal kamu, maaf." Ujarnya, membuat Wendy, gadis itu, menatapnya tak percaya.

"Loe gak kenal gw? Loe hidup di zaman apa, sih?" ujar Wendy, kaget.

"Dia Yun, kalo loe mau tau." Ujar Dega, acuh.

"Yun? Yun siapa?" Tanya Wendy, seingatnya Dega tak pernah memiliki kenalan bernama Yun. Pertemanan mereka sejak SMA membuatnya dekat dengan Dega, jadi dia pasti mengenal siapapun yang pernah dekat dengan pria satu itu. Dega itu pria sempurna, itu pemikiran Wendy, tapi sayangnya pria itu tak menyadari semua potensi yang ia miliki.

"Yuanita Salshabila, jurusan Psikologi." Ujar Yun sambil menyodorkan tangannya, berusaha beramah tamah pada gadis yang masih menatapnya tajam itu.

"Eoh? Kayaknya gw kenal loe deh, loe yang sering nolak cowok itu kan?" Ujar Wendy, membuat Yun menghela nafas. "Gw kira loe cantik banget, segini doang toh." Ujarnya, merendahkan. "Loe punya apa sih sampe nolak cowok-cowok itu? Ya, meskipun mereka emang rendahan sih." Ujarnya, membuat Yun menatap jengah Wendy.

"Saya gak pinta pendapat kamu, lagian ditolak atau diterima, itu urusan saya, saya yang menjalani kok." Ujar Yun sambil berjalan pergi, ia mengambil tasnya. "Kak, saya pulang aja, biar saya sarapan nanti." Ujar Yun, membuat Dega yang tengah menyiapkan sarapan itu menoleh.

"Ya! Kau tak bisa masuk kuliah dengan pakaian yang sama begitu dong, nanti ada yang curiga." Ujar Dega, membuat Wendy menatap keduanya tajam.

"Saya gak papa."

"Mandi dulu sana, ganti baju yang bener, Wendy udah bawain baju yang 'tertutup' buat kamu." Ujar Dega, Wendy menatap Dega kaget.

"Ya! Jadi loe pinjem baju gw buat dipake dia?" Tanya Wendy, tak terima.

"Iya, dia kan gak bawa baju ganti." Ujar Dega, tanpa dosa. "Lagian baju-baju itu kan jarang loe pake, biar ada yang make."

"Tapi gw pikir..."

"Saya gak papa kok, Kak. Saya bisa pulang, jadwalnya siang kok." Ujar Yun, merasa tak enak. "Saya pulang ya, terimakasih atas tumpangannya." Ujarnya sambil bergegas pergi, membuat Wendy menatap Dega yang seperti menyesal melihatnya pergi.

"Loe ada hubungan apa sama tuh cewek?" Tanya Wendy, penasaran.

"Nggak ada, cuman kenalan doang kok." Ujar Dega, ia membawa sarapannya ke meja ruang tamu.

"Loe yakin? Gw rasa..."

"Makan nih, gara-gara loe kan, gw jadi masak kebanyakan." Ujar Dega sambil menyumpalkan pancake kedalam mulut Wendy, membuat gadis itu tersedak.

"Dega, loe mau mati hari ini?" teriak Wendy, kesal. Kan jadi sayang dandanan dia hari ini, terpaksa deh dia merapikan dandanannya lagi.

Dega hanya tertawa melihat Wendy menggerutu karna bibirnya belepotan, membuat gadis itu mendelik kearahnya. "Mau lagi?"

"Si*l*n loe!!"

"Si*l*n loe!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OBSESSION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang