Sean vs Kai

52 9 5
                                    

"Kamu dari mana aja?" Tanya Dega, saat Yun muncul untuk menjemputnya pulang.

"Aku menjemput seseorang dulu, manja banget sih..." Ujar Yun, membuat Dega mempoutkan bibirnya lucu.

"Siapa?"

"Yuana." Ujar Yun, tersenyum. "Dia datang untuk menjemputku kembali ke kota itu, Kakak mau ikut?"

"Yuana?"

"Iya, Yuana, teman SMPku dulu." Jawab Yun, membuat Dega langsung diam. "Kakak kenapa?"

"Kenapa kamu harus kembali?" Tanya Dega, dingin.

"Aku disuruh ayahku kembali, Yuana hanya sogokan untuk aku kembali kesana. Aku hanya liburan kok, aku kan kuliah disini." Ujar Yun, pelan. "Kalau Kakak gak mau ikut, gak papa, aku ngerti." Jawabnya, membuat Dega menatapnya.

Dega duduk diatas ranjangnya, lalu menarik Yun untuk berdiri dihadapannya. "Yun..."

"Hmm?"

"Kamu tau, aku masih penakut seperti dulu." Ujar Dega, pelan. "Bagaimana bisa kamu memilih aku dan meninggalkan Sean?"

Yun tersenyum, ia menangkup wajah tampan itu. "Bagaimana bisa aku berpaling dari wajah tampan ini, hmm?" Tanyanya sambil mencubit kedua pipi Dega yang cukup berisi itu, membuat pria itu tersenyum.

"Jadi kamu milih aku karna wajahku?"

"Kak, pernah gak terpikir, kalau Kakak tuh sempurna?" Ujar Yun, penuh senyuman. "Kakak tampan, baik, gak pernah nindas orang, Kakak bisa ngatasin ketakutan Kakak dengan menjadi diri yang lebih baik. Kakak tuh hebat, semua orang ngakuin itu. Kakak bahkan gak punya cela untuk dikalahkan, mau dikalahkan lewat apa coba?' ujarnya, membuat Dega tersenyum.

"Kamu tuh, paling bisa emang."

"Kakak tuh sempurna, bahkan saking sempurnanya, aku kadang suka berpikir, Kakak tuh orang biasa atau apa?"

"Hahaha!!"

"Kalau Kakak hewan, mungkin Kakak lebih cocok jadi serigala."

"Kenapa serigala?"

"Aku pernah baca, serigala itu pimpinan yang baik. Dia rela berada dibelakang untuk melindungi kelompoknya, bahkan ia menaruh serigala-serigala tua untuk ada didepan mereka."

"Josh yang pemimpin..."

"Nah, Kak Josh baru singa, singa yang manis dan tangguh."

"Jahat kamu, aku kan pengen jadi singa." Ujar Dega, membuat Yun tergelak.

"Tadi katanya Kak Josh yang pemimpin..." Jawab Yun, tapi kemudian terdiam, saat Dega mengecup bibirnya.

"Aku menyukaimu, ah tidak, aku mencintaimu meskipun kadang kamu aneh." Jawab Dega, membuat Yun tersenyum.

"Kakak juga aneh, mau aku sebutin apa yang aneh dari Kakak?"

"Berani kamu?" Ujar Dega tersenyum, tapi malah dibalas ledekan oleh Yun, membuatnya memagut Yun lagi karna gemas.

Brak!!

"Yun, loe kok lama banget sih..." Ujar seorang gadis, tapi ia membeku saat melihat adegan tak senonoh dihadapannya. "Yuanita!! Yaampun, mata gw..."

Keduanya langsung menoleh kearah pintu, Yun langsung menjauh dari Dega yang masih duduk di ranjangnya.

Gadis itu segera membuka matanya untuk melihat pelaku yang membuat Yun begitu lama disana, ia terdiam. "Kak Dega??"

Dega terdiam, ia menatap gadis itu. "Yuana??"

 "Yuana??"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OBSESSION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang