I'm not Weak!!

170 23 1
                                    

Sean menatap ponselnya jengah, ia masih harus memikirkan beberapa hal untuk menjemput gadisnya. Ya, Yun harus ia jemput, Yun harus jadi miliknya kembali. Sean tak mau Yun melupakan keberadaannya begitu saja, Sean tak mau Yun move on darinya, Sean tak mau Yun jadi milik orang lain.

Sean menatap foto lamanya dan Yun yang masih ia simpan rapi didompetnya, Yun dengan seragam SMPnya, sedangkan dirinya yang sudah kuliah semester awal. Gadis manis yang tak sengaja ia temui saat menjemput pacarnya yang lain, Gadis pemberani yang memakinya hanya karna menyakiti temannya, gadis yang tak memikirkan resiko apapun saat menghadapi pria bengis sepertinya, gadis yang tampak tak takut apapun demi orang yang disayanginya. Tapi Sean tau, itu hanyalah topeng yang dibuatnya untuk menyembunyikan ketakutannya, gadis yang sebenarnya gemetaran saat harus menghadapi dirinya, gadis yang membutuhkan lebih dari perlindungan dari orang yang bahkan ia lindungi, gadis lemah yang tak mau tau batas diri. Gadis itu yang membuatnya jatuh cinta hanya karna melihat mata tajamnya yang menawan, wajah datarnya yang terlihat manis, dan senyumannya yang mematikan. Sean akui, dia masih memiliki rasa untuk gadis itu, ia hanya terpaksa melakukan perselingkuhan itu. Sedari awal Sean tau, orangtua Yun tak menyetujui hubungan mereka. Selain karna Sean adalah ketua genk motor, tapi karna Yun masih SMP. Orangtua Yun tak mau Sean memberi pengaruh buruk pada Yun, lebih tepatnya mereka tak mau Yun lebih berani dari yang mereka tau.

Sean tertawa pelan, teringat kala Yun tak sengaja membentak sepupunya yang membuatnya harus diomeli berhari-hari. Sepupunya itu adalah anak dari satu-satunya orang yang bisa mereka gantungi, Yun tak memiliki pilihan lain selain membentak anak itu, karna ia bandel dan merusak semua barang yang Yun punya. Akhirnya Sean yang memberikan semua barang yang dirusak anak itu, karna orangtuanya tak sekalipun memberi Yun uang untuk membeli semuanya kembali. Mereka malah menyalahkan Yun yang tak bisa menjaga barangnya dengan baik, membuat Yun harus menangis berhari-hari karna barang-barang penting itu. Awalnya Yun tak menerima itu semua, tapi Sean terus memaksanya. Barang-barang yang diberikan Sean bahkan lebih bagus dari barang yang dirusak anak itu, Yun segan menerimanya. Tapi bukan Sean jika tak bisa merayu Yun, gadis itu pada akhirnya menerima semuanya dengan senyuman manisnya.

"Lihatlah, dia seperti orang gila!!" Ledek Kai, membuat Sean tersadar ia tengah berada di basecamp yang tak lain adalah apartemen Kai. "Hm, masih mengingat mantan?"

Sean beranjak dari sofa, menghadap Kai yang serius dengan ponselnya. "Loe udah cari lokasi dia dimana, kan?" Tanyanya, tak sabaran.

"Eh, hape gw kan loe yang banting, ya mana gw tau, lokasi dia dimana." Ujar Kai, kesal.

"Gw kan udah nyuruh loe nyari tau, gimana sih?" Ujar Sean, kesal.

"Gw kan gak tau, dia gak muncul di IG gw lagi." Ujar Kai sambil memperlihatkan ponsel barunya, membuat Sean akan merebutnya, tapi Kai lebih cepat menariknya. "Ini ponsel baru, Sean!!"

"Ponsel baru tapi gak ada gunanya, mending jadi sampah." Gerutu Sean sambil menghempaskan punggungnya ke sofa, kesal. "Dimana yang lain?"

"Lagi nyari lokasi Yun!!" Ujar Kai, tapi kemudian dia terdiam. Si*l*n!! Nih mulut gak bisa diajak kompromi dikit, niatnya kan pengen ngerjain adik kurang ajarnya itu.

"Si*l*n loe!! Kok gak ngasih tau gw? Berarti loe tau dong, lokasi Yun dimana." Ujar Sean, tak terima. Kai memang selalu mengerjainya, entahlah, kakaknya satu ini mungkin memang iri padanya.

"Gw gak tau, tapi biarinlah mereka yang nyari. Gw mumet harus nyari di kota sebesar itu, emangnya mudah gitu, mending istirahat disini." Ujar Kai, acuh.

"Ck!! Leader macam apaan loe? Masih mending gw, kan? Kenapa Kak Stuart lebih percaya sama loe dibanding gw coba?"

"Karna loe gak bisa diajak mikir, makanya jangan ngebucin terus!!" Ledek Kai yang langsung mendapat lemparan bantal dari Sean yang kesal karna ledekannya selalu menohok, Sean akui sih, dia memang jadi tak fokus sejak kehilangan Yun.

OBSESSION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang