Stuart menatap Dega yang memberinya tatapan tajam, Stuart tersenyum. Pria yang dulunya berkacamata, yang terlihat tak berdaya, yang selalu dibully Sean dan anggota lainnya itu terlihat seperti menantangnya, menantang Stuart yang notabene adalah ketua pemimpin EXO. Sean berdiri di sampingnya dengan tatapan tajam yang mengarah pada Dega, membuat aura saling mengintimidasi begitu terasa.
"Jadi, ada apa kalian kemari?" Tanya Stuart sambil menyilangkan kedua kakinya dihadapan Dega dan Jay, membuat Jay tersenyum sinis.
"Hei!! Harusnya itu pertanyaan kami, mau apa kau mengacau di kota kami?" Tanya Jay, datar. "Bahkan membuat anggota kami masuk rumah sakit, kalian punya apa sih berani masuk kemari?"
Stuart menatap Sean, ia sedikit kaget mendengar ucapan Jay itu. Melihat Sean tak memalingkan wajahnya dari Dega, ia menghela nafas pelan. "Saya hanya ingin melihat kota yang kini ditinggali adik saya, Yun." Ujarnya, tersenyum.
Dega mengalihkan pandangannya, saat Yun muncul diantara mereka.
"Dia baik-baik saja, Sean sangat mencintainya, jadi tak mungkin dia menyakiti gadis itu." Ujar Stuart, saat Jay akan beranjak dari kursinya, tapi kemudian mengurungkan niatnya.
"Kau tak tau apa yang dia lakukan, saat memaksa membawa gadis itu kemari?" Ujar Jay, setengah berbisik. "Ok, kami datang kemari untuk menjemput Yun. Berhubung Yun sudah muncul, kami akan membawanya pulang."
"Jay, kau harus sopan!!" Ujar Dega, tak terbantah. "Kita tak bisa sembarangan membawa adiknya keluar, kan?"
"Ah, ayolah, Ga!! Yun udah milih loe, bukan pria itu. Jadi, bukankah kita mudah saja membawa Yun keluar dari sini?" Ujar Jay, jengah.
"Kata siapa Yun lebih milih Dega dibanding gw, HAH?" Teriak Sean, tiba-tiba.
"Uhh, sans, boy!!" Ujar Jay, kaget. Dari tadi mereka diselimuti keheningan, tiba-tiba saja ada yang berteriak, tentu saja hal itu membuat kaget.
Stuart mengangkat tangannya, menyuruh Sean yang tengah mengepalkan tangannya diam. "Kenapa kamu yang terus bicara? Sedangkan anak ini hanya diam? Teringat masa lalu, heh?" Ujarnya, datar.
Dega menghela nafas, ia menatap Stuart. "Ya, sedikit." Ujarnya, tersenyum. "Maaf kalau penyambutan kami membuat Kakak terganggu, mereka hanya terbawa emosi karna salah satu ketua kesayangan mereka harus terbaring di rumah sakit karna kekacauan yang dibuat adik kesayangan anda."
"Ah, aku lupa. Aku tengah berhadapan dengan teman lama yang pernah menjadi anak buah adikku, ya?" Ujar Stuart, tersenyum.
"Apa?" Ujar Jay, kaget. Jay sama sekali tak tahu menahu tentang itu, pantas saja Dega banyak berpikir hanya untuk menghadapi para berandalan di hadapannya ini.
"Itu dulu, Jay, sebelum aku pindah kemari." Ujar Dega, pelan.
"Bukan, lebih tepatnya sebelum kau melarikan diri dari kami." Ujar Sean, penuh penekanan. "Kau takut padaku, makanya kau pindah kemari."
Dega tersenyum, ia menatap Yun. "Kau sudah tau kan, Yun? Aku memang pria yang waktu itu, yang memanggilmu jalang. Kau boleh marah padaku, bahkan kau boleh meninggalkanku."
Yun diam, ia memilin tangannya. Ia sungguh takut untuk memilih, hatinya tak bisa memilih diantara keduanya. Yun menatap Stuart, meminta bantuannya, tapi Stuart hanya menganggukkan kepalanya.
"Siapapun yang kau pilih, itu bukan masalah untukku, Yun!!" Ujar Stuart, lembut.
"Gak bisa gitu dong, Kak!! Aku sudah menunggunya, ini saatnya dia kembali padaku!!" Ujar Sean, marah. Ia bahkan menggenggam tangan Yun, membuat Yun sedikit tersentak.
"Yun..."
"Om ada disini?" Tanya Dega, kaget.
"Siapa?"
"Bokap Yun."
"Curang, ya?" Ujar Jay, sinis. "Hei!! Loe bawa bokap Yun buat apa? Lamaran? Belum tentu juga Yun terima, pede amat!!"
"Jay..."
Dega memegang lengan Jay, menyuruhnya untuk diam. Dega menatap pria setengah baya itu, ia menghela nafas. "Kak..."
"Gw gak lakuin apa-apa, Ga!! Gw cuman pengen adek gw kembali waras, makanya gw bawa bokap Yun kemari..." Ujar Stuart, sebelum Dega angkat bicara. "Loe tentu masih inget peraturan EXO, kan?"
"Nak Dega, tidak papa, Oom gak papa kok. Oom hanya ingin menjemput Yun, karna Yun masih harus berada dibawah pengawasan Oom."
"Oom, Yun udah cukup umur. Biarin dia milih, Oom gak berhak ikut campur lagi..." Protes Sean, tapi Stuart langsung menyuruhnya diam.
"Biarkan Yun memilih, Sean!!"
"Alah, capek gw liatnya!!" Ujar Jay, kesal. "Gini aja, kalian berdua, Dega sama... Siapa tadi, Sean, kalian berdua mending duel..."
"Jay!! Loe gak inget kejadian waktu itu..."
"Ayolahh, Ga!! Ini demi Yun juga kok, loe hebat lagian..." Ujar Jay, membuat Sean menautkan alisnya. "Ini sekaligus pembuktian kalo loe udah gak terpaku sama masa lalu, mau loe dikalahin mereka, dibully mereka, dimainin mereka, ini waktunya balas dendam."
"Gak semuanya bisa diselesaikan dengan duel, Jay!! Makanya gw gak mau bawa loe, karna loe selalu menghalalkan segala cara buat menang."
"Ck!! Gw bantuin loe ya, Ga!! Gw ada dipihak loe, gw cuman ngasih saran!!"
"Loe masih takut sama gw?" Celetuk Sean, membuat Dega menatapnya. "Loe pasti masih takut sama gw, makanya loe gak mau duel sama gw..."
Dega menghela nafas, ia menatap Stuart yang hanya santai menonton mereka. "Gimana sama Yun sendiri?" Tanyanya, membuat Yun yang menunduk menatapnya. "Apa gw harus ngelakuin hal yang gak loe suka buat mertahanin loe, lagi?"
Yun terdiam, semua orang menatapnya, termasuk ayahnya sendiri. "A-aku..."
"Jangan bilang loe mau pengaruhin Dega buat gak ngelawan lagi, basi tau gak? Sok realistis banget, untung gw udah gak suka sama loe lagi." Ujar Jay, sebal.
"Saya gak akan halangin mereka, mereka boleh melakukan apapun. Tapi saya tak bisa memilih salah satu dari mereka, kalau salah satu dari mereka harus terluka." Ujar Yun, tegas.
"Jadi..."
"Ok, gw gak suka basa-basi, please!! Setuju atau nggak, gw gak mau tau. Biar gw tentuin tempat, besok kalian kumpul di tempat yang gw kasih tahu. Ok?"
Jay menentukan begitu saja, tanpa mau mendengar ucapan Yun. Dega ingin mencegahnya, tapi Jay tak bisa dicegah lagi. Dega menghela nafas, pelan. Tak ia pungkiri, ini memang impiannya. Balas dendam, bukan, berduel dengan Sean adalah salah satu hal yang diinginkannya. Sean adalah sosok yang ia takuti di masa lalu, ia adalah orang yang paling berpengaruh untuk perubahannya kini. Tapi tetap saja, Dega gak mau menekan perasaan Yun. Dia tak bisa melihat gadis itu sedih hanya karna melihatnya atau Sean terluka, pria itu menatap Yun yang tak mau melihatnya.
"Dega!! Ayo pulang, istirahat!!" Ujar Jay, saat Dega akan beranjak untuk menghampiri Yun yang masih diam. "Loe gak boleh ketemu Yun, gw gak mau dia pengaruhin loe lagi kayak waktu itu." Ujarnya, tanpa bisa dibantah. "Ok, begitu saja, kami pulang!!"
"Tapi, Jay..."
"Pulang, ayo!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION (END)
ActionTRILOGY OF LABYRINTH #1 OBSESSION #2 SECRETS (ft Axelle Kang) #3 BUTTERFLY (ft Chaca Kim) Plot : Yun dan Sean adalah sepasang kekasih dengan kepribadian yang berbeda, Yun yang penyayang dan lembut mampu menaklukan sifat keras dalam diri Sean. Sea...