Just Friend

58 7 1
                                    

"Di wilayah gw cuman ada berandalan kecil, gw sentil juga balik mereka." Ujar Bayu, penuh ejekan.

"Hati-hati, anak buah genk lain."

"EXO gak akan kalah cuman sama genk murahan gitu mah, percaya deh sama gw."

"Bang, gw ada masalah nih..."

"Ada apa, Dion?"

"Ada orang yang nyari Winter, katanya ada di wilayah kita." Jawab Dion, membuat yang lain menatapnya.

"Winter? Yang bunuh temennya itu?"

"Waah, tuh anak beneran gak di penjara ya?"

"Katanya dia anak mafia luar negri, makanya masih bebas mondar-mandir di negara kita."

"Terus gimana, Bang?"

"Gw perlu tahu dulu siapa Winter, gw butuh informasi soal dia secepatnya, ngerti?"

"Siap!!"

"Sean, loe ada laporan?"

Sean hanya diam, tatapannya saja kosong.

"Sean Alexanders!!"

Sean sedikit terlonjak, ia melihat sekelilingnya. "Ah, maaf, gw lagi gak fokus." Ujarnya, pelan.

Stuart hanya menghela nafas pelan, ia sudah jengah dengan segala sesuatu tentang Sean. Untungnya pria itu bisa cukup diandalkan, karna bisa memerintah yang lain, walau tak mau turun secara langsung.

"Kai masih marah sama loe?" Tanya Stuart, saat ia dan Sean hanya berdua.

"Ya, dia bahkan gak mau bukain pintu buat gw." Ujar Sean, tanpa semangat.

"Kalian tuh marahan kayak anak kecil, tau gak?" Ujar Stuart, tak habis pikir. "Yun udah balik kemarin, dia sama ayahnya sekarang."

Deg!!

Sean menatap Stuart tak percaya, Stuart menghela nafas pelan. "Beneran, Bang? Sejak kapan?"

"Kemarin, dia ngehubungin gw." Ujar Stuart, membuat Sean segera beranjak. "Loe mau kemana?"

"Nemuin dia lah, gw harus..."

"Nggak, loe gak boleh temuin dia." Ujar Stuart, tegas.

"Lho, Bang, terus ngapain ngomong?" Ujar Sean, kesal. "Pokoknya gw gak mau kerja, kalo gak ketemu Yun." Ujarnya, setengah merajuk.

"Kerja aja gak bener, ngapain kerja?" Ujar Stuart, membuat Sean berdecak kesal. "Gw tau, loe gak akan pernah bisa nurutin gw, kalo masalah Yun."

Sean menghela nafas, kesal. Ia benar-benar merindukan gadis itu, tapi kenapa ia tak bisa menghampiri gadis itu?

"Gw gak akan larang loe temuin Yun, tapi loe harus tau diri. Loe gak boleh ngapa-ngapain cewek itu, dia bukan milik loe lagi." Ujar Stuart, tapi Sean malah diam. "Kenapa? Gak mau nurut?"

"Meluk pun gak boleh?"

"Kalau dia mau, tak masalah." Ujar Stuart, mengalah. "Tapi dengan syarat, loe harus kerja dengan lebih baik lagi. Ok?"

"Bikin aja dia jadi milik gw lagi, Bang."

"Nggak, loe harus dewasa sama masalah ini. Apapun masalah yang loe timbulin nantinya, gw gak akan mau ambil pusing, ngerti?" Ujar Stuart, tegas. "Yaudah, gw pergi dulu." Ujarnya sambil beranjak, ia menepuk pundak Sean. "Loe tau, harapan gw besar ke loe, Sean." Ujarnya, sebelum akhirnya pergi meninggalkan pria itu sendirian.

Sean hanya menghela nafas malas, ia berdecak. "Ya mau gimana, Bang, orang-orang udah ninggalin gw sejak kejadian itu."

"Yun, rumah loe gede banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yun, rumah loe gede banget..." Teriak Rima, gadis itu tentu saja senang bisa lari kesana-kemari.

"Diem, Rima!! Masih pagi, loe udah abis obat aja." Ujar Luni, kesal. "Yun, makan yuk!!"

"Makan mulu loe diurusin, badan udah tinggi juga." Ujar Rima, kesal. Ia memang yang paling mungil diantara dua temannya, tapi tingkat kepercayaan dirinya melebihi rata-rata.

"Kayak loe gak sering makan aja, Bantet..."

"Dih, Yun, tuh temennya." Ujar Rima, membuat Yun hanya tertawa dibuatnya.

"Masih pagi dah ribut aja kalian." Ujar Yun, tak habis pikir.

"Oh ya, rumah Yuana dimana, Yun?" Tanya Luni, kemudian. "Dia udah janji mau nemenin jalan, kan?"

"Yun, kalo rumah cogan-cogan disini dimana? Bila perlu yang satu kompleksnya isinya cogan semua, ada kan?"

"Ada, basecamp EXO." Jawab Yun, ringan.

"Dihh, bukan anak genk kali." Ujar Rima, ia terlanjur tak suka pada berandalan-berandalan EXO yang bikin onar di kota mereka. "Yang lain kek, jangan EXO."

"Dih, udah ditunjukin malah nawar." Ujar Luni, tak habis pikir.

"Ya mana gw tau, udah lama gw gak kesini." Ujar Yun, geli.

"Pagi." Ujar Dega sambil mengecup kening Yun, lalu duduk disamping Yun. "Lagi sarapan?"

"Iyalah, Kak, masa lagi boker?"

"Hush, Rima!!" Ujar Luni, membuat Rima berdecak kesal. "Maaf, Kak, lagi mode sensi."

Deg!!

Dega terdiam, saat melihat Sean tengah berdiri didepan pagar rumah Yun yang sedikit terbuka itu. Hampir saja ia tersedak makanannya, ia cukup kaget atas kedatangan pria itu pagi ini.

"Kenapa?"

"Hm, cogannya muncul, Rima..." Ujar Luni, membuat Rima menoleh kearah pagar.

"Itu mah bukan cogan, jelmaan malaikat." Ujar Rima, membuat Luni ingin sekali menjitaknya. Tadi aja bilangnya gak mau sama berandalan EXO, giliran ketemu malah langsung melting.

Yun menghela nafas, ia segera menghampiri Sean. "Tumben Kakak datang kemari sepagi ini?" Tanyanya, mencoba ramah.

"Bisa kita ngomong berdua?"

Yun menatap Dega yang tengah menghabiskan sarapannya, ia menghela nafas. "Aku disini lagi liburan sama temen, Kakak ngomong aja disini." Ujarnya, masih berusaha ramah.

"Gw kangen loe, Yun." Ujar Sean, pelan.

"Yun, Kak Sean, lagi ngapain disini?" Tanya Yuana, tersenyum. "Wah, Kak, gak ketemu beberapa minggu, Kakak udah kurus aja."

Yun menatap Sean yang berusaha tersenyum, benar, Sean terlihat lebih kurus dari sejak terakhir mereka bertemu. "Mau sarapan bareng gak, Kak?" Ajaknya, kemudian. "Yuana juga, ntar gw buatin makanan." Ajaknya, lagi.

"Gw gak yakin, pacar loe mau deket-deket gw..."

"Kak Dega pasti ngerti kok, ayo masuk!!" Ajak Yun sambil membuka pagar rumahnya, tapi Sean tampak ragu. "Aku bisa bilang Papa nanti, Kak, lagian Kakak disini sebagai temanku."

Teman?

Sean tersenyum pahit mendengarnya, haruskah ia menerimanya? Entah kenapa Sean tak bisa menerima bahwa Yun bukan miliknya lagi, tapi dia bisa apa, Stuart pasti tengah mengawasinya.

"Ayo makan, sebagai perayaan kita kembali ke kota ini." Ujar Yuana sambil berjalan melewati Sean begitu saja, ia pun menyapa kedua teman Yun, lalu duduk disamping Dega.

Sean pun akhirnya berjalan menghampiri mereka yang tengah berkumpul, dia duduk disamping Rima yang tersenyum padanya.

"Makan yang banyak, Kak..."

Ada yang suka sama Red Velvet? Kalo ada, boleh mampir dong ke story author yng satu universe sama story ini, judulnya Secrets

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang suka sama Red Velvet? Kalo ada, boleh mampir dong ke story author yng satu universe sama story ini, judulnya Secrets. Disana bakal ada Irene, Stuart, sama Winter, story mereka gak kalah rumit lho😂

Enjoy yaa

14 Agustus 2021
Sam Lee

OBSESSION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang