"Bagaimana keadaan Kakak hari ini?" Tanya Yun, saat berhadapan dengan Dega, setelah beberapa hari ini hanya bisa melihat dari luar.
"Aku baik-baik saja, sore ini aku sudah bisa pulang." Jawab Dega, tersenyum.
"Syukurlah, aku hanya ingin berterimakasih." Ujar Yun, Dega mengerutkan keningnya. "Makasih udah mencoba melindungiku dan yang lain, maaf karna menahanmu dengan perjanjian konyol itu."
Dega menghela nafas, tangannya mengusap kepala Yun. "Jangan merasa bersalah terus, ini bukanlah salahmu." Ujarnya, tulus. "Bagaimana keadaan Kent dan yang lain? Mereka baik?"
"Luka mereka membaik, dan mereka bilang, mereka baik-baik saja." Jawab Yun, tersenyum miris.
"Begitu banyak orang yang ingin melindungimu ya, Yun? Padahal kau terlihat pemberani, aku saja kadang merasa kau ini bukan seperti gadis pada umumnya."
"Makanya jangan melakukan hal seperti ini lagi, apalagi hanya demi aku." Ujar Yun, membuat Dega tertawa. "Kok tertawa?"
"Kau ini sangat lucu, jika sedang bersikap manja seperti tadi." Ujar Dega, membuat Yun menatapnya tak terima.
"Aku tak manja, aku tak suka dimanja-manja."
"Jadi disini temanmu itu dirawat, Yun?" Tanya Sean, membuat tawa Dega berhenti seketika.
Yun menoleh, ia menghela nafas. "Kak Sean, kenapa Kakak gak bisa tunggu diluar?" Ujarnya, kesal. Ia memang melarang Sean masuk, pasalnya Yun perlu membicarakan beberapa hal penting dengan Dega.
"Hmm, mereka tak sengaja kubuat pingsan." Ujar Sean, tanpa dosa. Ia menatap Dega, dahinya mengerut. "Dia temanmu itu?"
"Iya, dia Kak Dega." Ujar Yun, tanpa menyadari perubahan raut wajah pria itu. "Kak Dega, kok diam?"
Dega tersenyum, wajahnya tegang. Dega mengenal Sean, pria yang tengah berjalan menghampirinya itu membuat masa lalu kembali menghantuinya.
"Hai, aku Sean, terimakasih sudah menjaga pacarku!!" Ujar Sean sambil merangkul Yun, tapi Yun memekik tak terima.
"Aku bukan pacar Kak Sean, berhentilah bersikap seperti anak kecil." Ujar Yun, sebal.
"Ya! Dia pucat tuh, apa dia sepucat itu?" Tanya Sean, penuh selidik.
Dega menatapnya, ia tersenyum. "Ah, mungkin karna aku sedang tak enak badan." Ujarnya, mencoba mengendalikan diri. "Aku Dega, teman Yun." Ujarnya sambil mengulurkan tangannya, tersenyum selebar mungkin.
"Hmm, sepertinya kau tak asing ya..." Ujar Sean, membuat Yun menatap Dega. "Apa kita pernah bertemu?" Tanyanya, lagi. "Tapi senang bertemu denganmu, kudengar kau kalah berduel? Turut berduka ya, lukamu ternyata lumayan parah."
"Kakak..." Ujar Yun, memberi peringatan.
"Ya, maaf, aku akan menjaga ucapanku." Ujar Sean sambil menutup mulutnya, membuat Yun tertawa.
Dega memperhatikan keduanya yang terlihat sangat akrab, membuat Dega kembali teringat masa lalunya. Dega melihat seorang anak berseragam SMP dan seorang pria dewasa tertawa bersama, dihadapannya yang hanya seorang anak SMA yang dibully oleh mereka. Pantas saja Dega langsung teringat masa lalu, saat pertama kali melihat Yun. Rupanya gadis itu adalah pacar Sean sekaligus cinta pertamanya, Yuanita. Dega tak menyangka, ia akan kembali bertemu Yuanita dengan keadaannya seperti ini, ia juga tak menyangka akan melihat kecantikan Yun sekali lagi. Tapi ia teringat Sean, pria yang dulu ia takuti. Pria itu kini semakin matang dan tentunya bukan tandingannya, pria itu berbeda dari Sean yang dulu ia kenal. Hal yang sama hanyalah tatapan Sean terhadap Yun, tatapan penuh cinta yang hanya bisa Sean berikan pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION (END)
حركة (أكشن)TRILOGY OF LABYRINTH #1 OBSESSION #2 SECRETS (ft Axelle Kang) #3 BUTTERFLY (ft Chaca Kim) Plot : Yun dan Sean adalah sepasang kekasih dengan kepribadian yang berbeda, Yun yang penyayang dan lembut mampu menaklukan sifat keras dalam diri Sean. Sea...