Jealous

74 10 3
                                    

"Pagi, Kak!! Udah baikan, belum?" Tanya Rima, membuat yang lain menyadari bahwa Dega ada disana bersama mereka.

"Udah kok, thanks, Rim." Jawab Dega, tersenyum. "Yun..."

Dega terdiam, saat Yun hanya melengos tanpa menatapnya. Pria itu menghela nafas, mungkin karna semalaman ia tak membuka pintu untuk gadis itu. "Yun, maaf..."

"Duduklah, Kak, kita sarapan." Ujar Yun, dingin.

Dega kembali diam, ia ingin memeluk gadis itu, tapi takut dengan tanggapan Yun. Pria itu akhirnya memilih menurut untuk duduk bersama kedua teman Yun, Rima dan Luni. "Lun, udah baikan?" Tanyanya, mencoba membuka suara.

"Iya, Kak, udah agak mendingan sih." Jawab Luni sambil memegang penutup matanya, masih terlihat jelas ada luka memar membiru disana.

"Maafkan aku, ya?"

"Aku yang harusnya minta maaf, karna aku, Kakak jadi lengah." Ujar Luni, pelan.

Yun duduk diantara Dega dan Luni, seolah membuat tembok diantara mereka. Gadis itu hanya diam, tanpa bicara.

"Yun,..."

"Sekarang kalian mau kemana? Gw ikut ya, sumpek di rumah terus." Ujar Yun, gadis itu dengan terang-terangan mengacuhkan Dega yang mencoba mengajaknya bicara.

"Kita mau kuliner... Bareng Yuana." Jawab Rima, tapi suaranya memelan saat menyadari perubahan raut wajah Yun. "Yun, loe kenapa sih? Kok serem?" Tanyanya, lagi.

"Nggak, gw biasa aja." Jawab Yun, datar.

"Loe mau ikut?" Tanya Luni, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Nggak, gw ada urusan lain." Ujar Yun, pelan. "Oh ya, Kak, Kakak pulang aja ya, Papa mau balik ntar sore."

"Yun..."

"Gw ngajak dia emang cuman buat nemenin gw, kalau kalian pergi. Tapi dia malah pergi sama cewek lain, jadi buat apa terus ada disini?" Ujar Yun, membuat Dega terdiam.

Rima dan Luni langsung diam, mereka menatap Dega yang terlihat akan menanggapi ucapan Yun.

"Maksud kamu apa?" Tanya Dega, kemudian.

"Semalam Kakak jalan sama Yuana, kan? Terus, ngapain balik kesini? Mending nginep di rumah Yuana sekalian, Yuana tinggal sendirian kok." Ujar Yun, datar.

Dega tampak berpikir, tapi kemudian terbahak.

"Kak Dega kenapa?"

"Kerasukan, ya?"

Yun menatap Dega, tak mengerti. Bukannya merasa bersalah, pria ini malah tertawa? Segitu senengnya jalan sama Yuana semalam? Apa memang ia lebih menyukai Yuana yang bisa bela diri dibanding dirinya yang berani?

"Kamu lucu banget kalo cemburu, Yun."

Blush!!

Yun menunduk, saat Rima dan Luni menatapnya. Ia sungguh malu, bagaimana bisa Dega mengatakan itu didepan sahabatnya? Gimana kalau Rima dan Luni jadi membully-nya karna hal itu?

"Malu?" Tanya Luni, tersenyum geli.

"Cemburu tanda sayang, Yun, gak usah disembunyiin, gak papa kok." Goda Rima, gadis itu benar-benar tak menyangka Yun akan berada diposisi cemburu pada pasangannya. Yun itu berhati dingin, gak mudah membuka diri, Rima sama Luni saja sulit mengajaknya berteman. Tapi sekarang, Yun sudah benar-benar berubah, semuanya berkat Dega.

"Sok tau, aku cuman... Aku..."

"Udah, Yun, gak usah ditahan gitu." Ujar Rima, sedikit mengomporinya. "Lun, kita pergi yuk!!"

OBSESSION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang