Let see then, Hermione version.
Este tukang php ifa, update.
Enggak vote jentiknya puter.——
Dan setelah itu, Jennie merasa dadanya menjadi lebih sesak serta matanya mulai memanas ketika Taehyung berkata.
"Harusnya kau dengarkan aku dari awal. Kau mau tau? Saat ini, aku berencana untuk menghamilimu."
——
"Aku bahkan pernah menawarkan diri menjadi jalangmu. Sekarang kau pikir tidur denganmu merupakan hal besar?"
Mulut dan otak memang mempunyai serat kendali yang berbeda. Jennie berada diruang tidur yang asing, dan jangan lupa juga kalau ia dibawa secara paksa oleh pria yang tengah mengungkungnya detik ini. Kendati dirinya telah menyalakan mode waspada, mulut tajam yang tak tau aturan ini justru bicara tanpa takut, padahal Jennie menyaksikan sendiri kalau emosi Taehyung sedang tidak dapat diprediksi.
"Dan kupikir berita itu cukup untuk membuat kekasihmu marah, aku ingin tau bagaimana reaksi wanitamu jika tau ada gadis lain di ranjang lelakinya."
Taehyung mengeratkan kuncian pada tangan wanita dibawahnya, mengunci pula pandangan mata sang lawan yang berdenyar tak aman.
"Kata-katamu kurang cocok diucapkan dengan suara bergetar. Mengancamlah nanti kalau keberanianmu sudah cukup besar," bisik suara berat Taehyung, mengalun penuh penekanan membuat darah Jennie berdesir.
Jennie mengedip pelan, mendecih. Meski sentakan kembali dirasakannya kala tangan besar hangat itu memberi afeksi kurang ajar.
Dengan amat jelas Jennie masih bisa melihat secarik emosi dalam mata Taehyung, maka jangan tanyakan pula seberapa marah dan kecewanya Jennie saat ini, ia masih amat angkuh, enggan mengaku bahwa secarik rasa takut telah singgah dalam dirinya.
Namun kala wajah Taehyung kembali mendekat dan bibir lelaki itu menyentuh kulit lehernya dan lalu turun hingga tulang selaka Jennie rasa pertahanan yang ia bangun susah payah akan sia-sia.
"Aku hanya akan menerima apa yang kau lakukan padaku," getar tipis menjadi pengiring kalimat Jennie.
Taehyung berhenti bergerak, ia mengangkat wajah memandangi manik berkaca milik sang gadis.
Dan Jennie menantangnya dengan berani. "Namun bisa kupastikan, kau akan mati setelah melakukannya."
——
"Ibu, kurasa kau harus berhenti berdoa." Sembari memasukkan satu potong strawberry kemulutnya Jennie mengatakan kalimat itu dengan mata mengarah pada televisi yang menampilkan serial netfix.
Jennie bukan gadis gila yang mampu bersikap baik-baik saja setelah hampir dilecehkan. Ia tidak baik-baik saja. Bahkan masih merasa gelisah karena takut, matanya kosong memandang gambar di televisi, otak serta seluruh sudut tubuhnya menegang ngeri tak tertolong.
"Apa maksudnya?" Tanpa melirik sedikitpun sang ibu juga dengan santai memakan buah dipiring saji.
Mengingat kembali kejadian naas yang hampir dialami Jennie beberapa jam yang lalu, gadis jelita yang kini dibalut piama berwarna maroon itu mendesah.
Jennie tau Taehyung hanya mengancam tanpa berniat melakukan hal buruk yang dikatakannya sama sekali, namun daripada melupakan dan menganggap seolah itu tidak pernah terjadi Jennie justru terus kembali memikirkannya.
Taehyung yang kemarin melepas cekalan tangannya tiba-tiba, Taehyung yang berlalu pergi tiba-tiba, Taehyung yang membukakan pintu untuknya setelah mengucapkan beberapa patah kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After Him✅
Fanfiction"Kisah ini, bukan lagi tentang Jennie si gadis pendiam yang ingin ditaklukan. Kisah ini hanya tentang bagaimana Jennie hidup setelah Kim Taehyung ada di hidupnya." Wajah cantik berpoles make up tipis itu mendongak. "It's all about Me after Him." ...