"Debar jantungmu jadi satu-satunya alasan mengapa aku mau bertahan."
Kim Jennie.—
"Itu cuma rumor," suara kecil itu menghentikan langkah Jennie, menjadi suatu halangan untuk kembali, apalagi setelah keterkaitan dirinya dalam percakapan orang asing pada bilik toilet berdinding tipis di sana. "Jihan dan Jane sunbae, mereka tidak berkencan seperti teori-teori dari media yang kau baca."
Pada saat itu, Jennie hanya menghela nafas. Sedikit menunduk. Tidak ingin terlalu perduli. Jennie tak tau siapa pastinya namun sudah jelas yang tengah bergosip dibalik sana merupakan juniornya. Dan Jennie jelas tidak akan pernah merasa khawatir tentang itu. Digosipkan itu sudah biasa, bahkan sejak Jennie belum menjadi artis namanya terlampau sering menjadi santapan hangat oleh mulut-mulut murahan.
Hari ini Jennie membawa trophy terakhir dari acara musik mingguan bersamaan dengan berakhirnya masa promosi yang sudah dilakukan selama dua minggu. Menjadikan penutup yang manis dan juga sebuah lepasan penat menggumpal pada dua kelopak mata yang kurang tidur, menyegarkan diri dengan menekan dua jemari basah pada sudut mata.
Jennie menarik beberapa tisu, mengelap jemarinya yang basah.
"Oh oke, kau memang penggemar sejati." Kali ini suara yang berbeda, sambil sedikit terkekeh. "Atau mungkin pria super tampan berambut hijau yang diciumnya pada pesta waktu itu pacarnya, ya?"
Namun,
Jika sudah menyangkut lelaki itu. Mau tidak mau Jennie harus khawatir. Pesta yang katanya tidak mengundang lebih dari dua puluh orang itu harusnya tidak didatangi Jennie. Setidaknya setelah tau hal ini yang akan terjadi padanya.
"Siapa?"
"Kau tidak datang ke pesta Nay sunbae?" Balas suara penggosip tadi. "Jane mabuk dan mencium pria asing yang tampan sialan."
"Terdengar mustahil."
Mendengarnya Jennie menaikan alis, bersandar diri pada tepian wastafel sembari menyilang tangan didepan dada.
"Tidak percaya? Tanya saja kekasihmu, Jungkook yang membawa kakaknya pergi setelah itu."
Lalu tersenyum.
Bersamaan setelah itu pintu bilik nomor dua terbuka, wanita bersetelan panggung berwarna biru muda dengan rambut dikuncir dua muncul dari sana. Terlihat melebarkan mata ketika menemukan presesi Jennie, seperti ingin ditenggelamkam setelah terpergok bergosip.
Dan tak lama setelahnya, bilik samping terbuka juga, keluar gadis cantik berambut hitam legam terurai dengan warna baju serupa. Satu member grup.
"Jangan bicara sembarangan. Gosip seperti ini bisa menimbulkan masalah dan juga jangan menyebut nama Jung--"
Oh! Kookoo, kekasihmu manis sekali.
Sebuah gerakan serupa. Mematung. Dan tertangkap basah.
"Hai," sapa Jennie dengan senyum manis. Bahkan melambaikan tangan. Menegakkan badan sambil maju satu langkah. "Kekasih pangeran, namamu siapa?"
Gadis cantik bersurai hitam itu terlihat kagok, berkedip beberapa kali bahkan menoleh kearah rekannya menanyakan harus merespon seperti apa. "M-minju,"
Jennie tidak yakin make up panggung untuk lagu cerianya kali ini akan semengerikan itu sampai-sampai membuat para junior ketakutan.
"Sebelumnya, terima kasih telah membelaku namun sayang sekali yang dikatakan temanmu itu benar." Jennie menunjuk gadis dibelakang. Kemudian melanjutkan. "Tetapi kau juga benar, aku tidak berkencan, setidaknya belum. Doakan saja semoga cepat berhasil. Dan kau cantik sekali, senang bertemu denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After Him✅
Fanfiction"Kisah ini, bukan lagi tentang Jennie si gadis pendiam yang ingin ditaklukan. Kisah ini hanya tentang bagaimana Jennie hidup setelah Kim Taehyung ada di hidupnya." Wajah cantik berpoles make up tipis itu mendongak. "It's all about Me after Him." ...