Hadirmu layaknya salju putih yang hangat, badai yang menenangkan, tsunami berperasaan, sianida berperisa morfin, pun bencana dengan sejuta warna. Jangan tanya apa maksudnya. Entah. Aku saja tak tau apa. - Kim Jennie.---
Untuk pertama kali dalam dua puluh lima tahun hidupnya Jennie menginjakan kaki di tempat remang-remang. Lampu berputar berdenyar samar, beberapa orang menari menggerakkan badan sejalan dengan hentak musik terdengar memekak sampai rasanya mau mati karena sakit telinga. Jennie sampai heran kenapa banyak sekali orang menggemari tempat ini.Club.
Setelah rumah sakit, mungkin bagian bumi ini jadi tempat terakhir yang ingin Jennie singgahi. Jennie sangat tidak suka keramaian disini, meski tanpa asap rokok atau bau alkohol menyengat.
Nay benar-benar memikirkannya dengan sangat baik. Setelah kemarin Jennie absen dipesta ulang tahunnya, wanita pentolan girlgrup senior itu memaksa Jennie habis-habisan untuk hadir dipesta kali ini. Dengan bermacam-macam bujukan, seperti 'yang ku undang tak lebih dari dua puluh orang', atau sebuah ancaman seperti 'tidak ada orang asing, cuma beberapa chaebol.' atau 'datang atau kusebarkan gosip pacaran?!' padahal Jennie tidak pernah pacaran. 'Dion akan datang.' Untuk bujukan terakhir memang agak menggerakkan pendirian, secara teman yang menetap di negara yang jauh akan datang, namun Jennie tetaplah Jennie.
Ia tak akan datang kalau memang tak ingin datang.
Hanya saja, gadis itu perlu pelampiasan, ia belum pernah mencobanya namun Jennie pikir pesta Nay tidak terlalu buruk.
"Adikmu tidak ikut?" Ujar Nay dengan suara keras, mendekati Jennie yang tengah duduk didepan meja bar, sedangkan gadis bergaun Hitam lengkap dengan lipstik merah itu cuma menukik alis tajam, sembari menegakan gelas dimana Nay menunangkan arak harum berwarna kekuningan.
Jungkook memang terlalu menarik untuk dilewatkan.
Bahkan media Korea sempat menggosipkan Jungkook dan Jennie berpacaran waktu mereka tertangkap paparazi saat sedang hangout. Dan agensi tentu langsung menyebarkan penampikan atas kabar burung itu. Serious? Itulah mengapa banyak gadis mendekati Jennie cuma karena ingin dekat dengan adiknya yang tampan itu.
Menyusahkan.
"Tak perlu gunakan aku kalau memang ingin menggaet Jungkook." Balas Jennie seraya memutar pelan gelas sampanye ditangannya.
Bersamaan dengan Nay selesai menuangkan alkohol kegelasnya sendiri, dua partikel kaca dipertemukan mengundang bunyi denting.
"Kan biasanya, dia mengekor kalau kau pergi-pergi." Sahut Nay setelah menyesap sedikit liquid digelas. "Lagian adikmu mana mau datang tanpa kau."
Dan Nay adalah satu dari sekian banyak rekan seprofesi Jennie yang merengek minta dikenakan dengan Jungkook.
"Aku bahkan rela jadi wanita pura-pura untuknya kalau memang dia gay, Jane. Dia satu-satunya pria tidak melirik saat aku dekati."
Jennie tak mengurungkan diri untuk memutar mata, gay apanya, Jennie saja pernah menemukan majalah yang berisi foto-foto wanita hampir telanjang dirak televisi Jungkook yang dulu isinya penuh dengan figur Iron man. Jennie meletakkan gelasnya kembali diatas meja, tak ada niatan minum sama sekali. Setidaknya tidak jika tidak ada Jungkook bersamanya. Jennie itu agak rewel kalau mabuk, dan yang lebih parah ia tak akan ingat apapun pagi harinya
Dan dipesta sebesar ini, kemungkinan terburuk apa saja bisa terjadi.
"Hidupnya sudah dikelilingi wanita cantik sejak lahir. Aku, ibuku, Rose, dan Lisa. Dia hanya akan salah tingkah kalau Lee Jieun yang menyapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After Him✅
Fanfiction"Kisah ini, bukan lagi tentang Jennie si gadis pendiam yang ingin ditaklukan. Kisah ini hanya tentang bagaimana Jennie hidup setelah Kim Taehyung ada di hidupnya." Wajah cantik berpoles make up tipis itu mendongak. "It's all about Me after Him." ...