Beri aku hati warna ungu please💜. Yang banyak. 😂
——
"Jim! Berhenti bercanda!"
Itu yang pertama kali diucapkan Taehyung. Spontan, dan amat tepat. Kala mata besarnya menangkap dengan jelas kemana arah kuda besi mewah yang ia tunggangi melaju. Tidak jelas. Maksudnya, Taehyung jelas tidak tau.
Apalagi ketika dengan santai Jimin cuma menoleh malas sebelum kembali sibuk dengan ipad digenggaman tangan. Mobil berhenti, dan lelaki kaya raya itu justru turun tanpa menoleh ke belakang memastikan apa Taehyung benar-benar mengikutinya atau tidak.
"Aku serius." ucap Taehyung datar. Namun ia betul-betul bertanya. Dan sudah sebingung ini yang ditanya malah hanya melengos tanpa menggubris.
"Jim!" Selak Taehyung akhirnya.
Jimin berdecak. Berbalik menghadap Taehyung yang berhenti berjalan dibelakangnya. "Aish! Aku tau kau tidak akan berhenti bicara namun bisakah diam saja. Aku sedang sibuk."
Tidak bohong. Jimin benar-benar sedang sibuk. Perusahaan akan ditinggal lama, dan ia harus tetap mengontrol dari jauh. Namun setelah melihat wajah Taehyung yang seakan sudah siap memutilasinya menjadi lima belas bagian Jimin akhirnya mematikan layar iPad yang menampilkan grafik saham. Ia sedikit mengerti kalau Taehyung sedang kesal.
Oke, lagipula siapa yang tidak kesal? Dibawa pergi tanpa diberi tau tujuan perginya?
"Kita mau kemana?"
Jimin memakai kacamata yang dikeluarkan dari daku jas, ia lalu menunjuk pintu masuk bandara. "Pergi."
"Jawab dengan benar."
Dan yah. Mungkin ini saatnya berhenti bermain-main.
"Maldives." jawab Jimin jujur.
Taehyung menghembuskan nafas pelan. "Mau apa?"
"Menurutmu?" Jimin menaikan alis. Pria dengan pantofel mengkilap itu tersenyum sembari mendekati Taehyung, merangkul bahunya. "Tentu saja berlibur, dude. Hidupmu yang penuh keseriusan itu harus diistirahatkan sekali-kali."
"Gila." Taehyung mengumpat. Lagi.
Belum sempat Jimin menyeret langkah sobat karibnya itu untuk melangkah maju mendekati pintu masuk bandara, Taehyung justru melepas rangkulan tangan Jimin dan berbalik dengan raut wajah sedatar aspal jalanan. Hendak berbalik, dan tentu saja berniat pulang. Namun dicegah Jimin.
Jimin mencekal pergelangan tangan Taehyung. "Hei. Kita sudah disini dan kau mau pulang begitu saja?"
"Bukan urusanku." Tandas Taehyung. Ia bukan orang gila uang mau iya-iya saja menurut pada siluman buaya seperti Jimin. Lagipula buat apa ke Maldives? Random sekali.
Jimin mendelik tak terima. "Urusanmu. Tiket pesawat serta akomodasi sudah aku siapkan semuanya. Jangan main pergi seenaknya."
Maka dengan senang hati Taehyung akan mengingatkan. Siapa yang memulai lebih dulu.
Taehyung menaikan satu alis. Membalas tak kalah sengit. "Kau saja bisa memutuskan semua seenaknya, kenapa aku tidak."
Taehyung saja masih memakai kaos couplenya dengan Kei, cuma memakai celana bahan coklat dan juga sandal santai. Ia dan Jimin bahkan tidak membawa apapun, namun Maldives katanya?
"Hei hei, dengar dulu. Dua puluh menit lagi pesawatnya berangkat."
Pria dengan kaos hitam bertuliskan good papa di dadanya itu berhenti, melambaikan tangan pada taksi. "Aku harus ke Daegu, kalau kau lupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After Him✅
Fanfiction"Kisah ini, bukan lagi tentang Jennie si gadis pendiam yang ingin ditaklukan. Kisah ini hanya tentang bagaimana Jennie hidup setelah Kim Taehyung ada di hidupnya." Wajah cantik berpoles make up tipis itu mendongak. "It's all about Me after Him." ...