I always thought I was hard to love, till u made it seem so easy.
Seem so easy.———
Orang bilang, konsistensi adalah hal paling rentan di dunia, setelah hati tentunya.
Memang betul.
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa terluka oleh cinta ataupun penghianatan akan lebih lama sembuhnya daripada luka-luka basah lainnya. Namun beberapa orang lain juga punya pendapat berbeda, lukamu akan sembuh, sebagaimana besar kamu menghendakinya untuk sembuh.
Bahasa mudahnya adalah merelakan. Memaafkan. Dan melupakan.
Semua tidak semudah teorimu itu, bung!
Tentu saja, jangan ragukan semua pengalaman Jennie. Karena satu persatu Jennie sudah pernah mengalami fase-fase itu.
Fase dimana hatinya terluka dan lukanya setia basah.
Dan juga fase dimana ia mampu memaafkan.
Memang tidak mudah, tidak ada yang bilang kalau itu akan mudah, namun, terlukapun melelahkan, dan ketika kalian sudah merasakan lelah itu, merelakan adalah jalan satu-satunya.
Hangatkan air dalam tungku api bersama dengan dua buah bunga kering, nikmati aromanya, lalu rasakan ketenangan yang kalian dapatkan bersama secangkir teh camomile itu bersama senja.
Jennie menghembuskan napas satu kali lagi. Seraya meletakkan kembali cangkir tehnya diatas meja gadis itu menatap dalam pada ufuk barat disana.
Sore ini, langit masih sama.
Hari-harinya masih sama.
Dirinya pun masih sama.
Kaca apartment tanpa celah udara membuat Jennie sedikit merindukan angin di luar sana. Ingin duduk diantara rerumputan taman, atau sekedar melihat bunga-bunga yang masih menguncup.
Hm?
Tidak, bukan masalah besar.
Jennie tak menderita apapun lagi, ia sudah baik-baik saja setelah tujuh hari berlalu. Dion dan Jihan tak punya dampak sebesar itu dalam dirinya.
Bukankah Jennie sudah pernah bilang? Tidak ada satu hal pun yang mampu mempengaruhi dirinya, selain Taehyung.
Jennie tiba-tiba tersenyum.
Mengingat lagi alasan, dari mana asal usulnya kenapa ia bisa menjadi orang bodoh yang menaruh hati hingga tak tau cara kembali.
Diantara pikiran-pikiran kecil itu notifikasi ponsel terdengar, Jennie meraih ponselnya dimeja.
Sebuah pesan dari teman-teman yang katanya hendak mampir. Tidak membiarkan Jennie sendirian barang sekejap saja. Tadi pagi pun, Rose masih disini setelah semalam menginap.
Jennie memang sudah sendirian, dirumahnya, meski beberapa hari lalu ibu dengan tegas menolak permintaan itu. Karena khawatir. Namun, ini Jennie. Siapa yang bisa melawan keras kepalanya?
Ibu, tiga teman, dan Jungkook secara bergantian menginap dirumah. Dan Jennie tidak keberatan tentang hal itu.
Jennie hendak menyeruput kembali teh di gelasnya sebelum mendengar bel rumah berbunyi, ia meletakkan kembali gelas itu ke meja.
Kemudian beranjak melangkah menuju pintu rumah.
Cepat sekali sampai. Barusaja mengirim pesan. Batinnya.
"Katanya mal—" kata-kata Jennie terpotong oleh dekapan tiba-tiba dari buntalan lucu bundar yang berbalut luaran berbulu.
"Aunty Jennie!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After Him✅
Fanfiction"Kisah ini, bukan lagi tentang Jennie si gadis pendiam yang ingin ditaklukan. Kisah ini hanya tentang bagaimana Jennie hidup setelah Kim Taehyung ada di hidupnya." Wajah cantik berpoles make up tipis itu mendongak. "It's all about Me after Him." ...