17- They

2.7K 426 113
                                    

Visual Irish —› SomSomi Ring the alarm!!

Visual Irish —› SomSomi Ring the alarm!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——

Korea masih semi.

Melewati detik juga jam pada hari hari yang terasa hampa namun anehnya di nikmati Jennie ini, tanpa sangka Jennie bisa baik-baik saja bersama musim yang dijalani.

Patah hati tidak selalu menyesakan.

Sebuah kalimat pembantah perihal segala definisi patah hati yang selama ini Jennie tau.

Jennie merasa dirinya benar. Bagaimana ia duduk melamun tanpa melakukan hal berlebih, atau cuma bekerja tanpa memikirkan hal yang membuat sedih. Seharusnya ia melakukan ini sejak lama. Jennie rasa, putus cinta tak selalu semenyedihkan itu.

"Kudengar kalian berpisah." Jennie menoleh kala kalimat itu menyapa rungu. "Jadi, kau memutuskan untuk berhenti?"

Jisoo memang dokter umum, namun Jennie rasa semenjak sahabatnya itu menyandang gelar dokter kemampuan analisis psikologinya meningkat pesat.

Hm. Jennie ada di ruang putih yang rutin ia kunjungi tiap bulan.

Bibir ranum gadis pertengahan dua puluhan itu mencebik. "Dengar dari mana? Orang tidak ada yang tau."

Tentu banyak yang bertanya. 'kau baik-baik saja? Atau kalian baik-baik saja' orang-orang yang mengenal Jennie dengan baik pasti akan menanyakan itu, meski beberapa dari mereka memilih bungkam, sedikit memberi waktu Jennie untuk privasinya sendiri mungkin. Dan jawaban yang Jennie berikan, tidak lebih dari satu kalimat. Aku baik-baik saja. Maka orang akan berhenti bertanya, dan Jennie tidak perlu menjelaskan lebih panjang lagi.

Mendengar tebakannya telah dibenarkan kekehan ringan keluar dari mulut Jisoo. "Kerja bagus, kau hebat," kata Wanita itu sembari merapihkan peralatan medisnya.

Jennie menilik cepat arloji dipergelangan tangannya. Setelah sadar ia harus cepat-cepat pergi sebelum Yujin menyusul kemari Jennie menjawab. "Bukan aku, dia yang hebat karena bisa membuatku berhenti. Kau tau sendiri aku tidak akan menyerah kalau sudah menginginkan sesuatu."

"Hebat apanya," celetuk Jisoo kemudian, tidak setuju. "Aku jadi membayangkan Jen. Sekeras apa dia padamu sampai bisa membuat kau angkat tangan."

Jennie kembali tersenyum tipis tanpa sadar. "Kami bertukar tempat sekarang. Dia jadi si abu-abu, tempatku dulu, sangat sulit untukku mengerti dirinya."

Meletakan alat-alat yang tengah ia bereskan, Jisoo menghela nafas, kemudian mendekat. "Kalian berdua sama-sama sulit dimengerti."

"Bagaimana perasaanmu setelah menjauh?" tanya Jisoo lagi setelah berhasil duduk didekat Jennie.

Jennie sendiri bingung harus menyusun kalimat seperti apa untuk menjawab. Dia tidak minum kopi, tapi ingin menjadikan americano sebagai perumpamaan.

Me After Him✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang