26- Dilema

2.3K 350 87
                                    

Juki savage banget nggak sih di live terakhir? Bangke bikin gue kepikiran ampe sekarang, omaygat, mana live selanjutnya taun depan lagi. Nanges.

——

Hari ini langit tidak terlalu cerah, jika orang kebanyakan selalu mengelu-elukan seberapa indah langit biru, Jennie justru lebih menyukai bagaimana kelabu merajai bentangan Kanvas putih diatas bumi itu, rasanya menjadi lebih tentram, karena tak ada cahaya terang menusuk mata.

Jennie tau kalau bukan hanya dirinya yang menyukai itu. Banyak orang bahkan bahagia ketika hujan turun, beberapa lagi bersyukur kalau salju menumpuk didepan pintu rumah. Manusia berbeda-beda.

Dan di cuaca yang menyenangkan ini, Jennie memutuskan untuk keluar dari rumahnya. Seorang diri. Hanya ditemani oleh laju mobil dan juga tampilan serba hitam layaknya perampok kalau kata Rose.

Melajukan kereta besi miliknya mengarungi jalanan ibu kota dan berakhir di Gangnam, melihat sendiri kedai kopi yang tidak terlalu ramai disana. Jane memarkirkan mobil lalu turun.

Tersenyum ketika melihat pribadi yang sedang berdiri menekan-nekan mesin kasir bersama apron keabu-abuan yang membuatnya makin rupawan.

Jane mendorong pintu kaca dan seketika bunyi lonceng memenuhi tiap sudut coffee shop yang sudah beberapa kali didatanginya itu.

Dibalik masker hitam yang ia gunakan, Jennie mengulas satu tarikan manis di bibirnya. Gadis yang berusia di akhir dua puluhan itu kemudian melangkah menuju kasir.

"Selamat siang, mau pesan ap—,"

Jane mengedipkan mata beberapa kali ketika Taehyung terlihat mendongak, terkejut dengan presesi dirinya yang tiba-tiba.

Tawa kecil bahkan diberikan oleh Jennie saat beberapa saat Taehyung tidak kunjung memberi kalimat lanjutan padanya.

"Kau tidak bilang kalau mau datang," ujar lelaki itu setelah beberapa saat, Taehyung segera keluar dari sana dan segera menghampiri Jennie. Memeriksa keseluruhan cafe sebelum kemudian menatap Jennie lagi setelah memastikan tidak ada yang sadar dengan kehadiran gadis cantik itu.

Jennie cemberut karena tidak melihat raut ramah dari wajah Taehyung. "Aku harus buat janji kalau mau menemui calon suami?"

Ya terus? Jennie memang sudah melamar Taehyung. Oke. Belum resmi. Belum diterima juga. Tapi tunggu saja. Mereka pasti akan menikah. Bagaimana pun caranya, Jennie bisa pastikan itu.

"Jen," tegur Taehyung saat mendengar Jennie mengatakan itu, karena terlihat kalau pegawai Taehyung juga diam-diam menyimak pembicaraan mereka. "Ke dalam saja, ya."

Dan tanpa menunggu jawaban dari mulut gadisnya, Taehyung lebih dulu meraih jemari Jennie dan menariknya untuk mengikuti langkah kaki Taehyung yang menuju bangunan cafe lebih dalam.

Jane cemberut total. Niatnya datang kemari adalah untuk menikmati musik klasik sembari menatap jalanan dari sebelah jendela kaca besar yang biasanya ia lakukan ketika datang kemari.

Tapi apa ini? Taehyung malah membawa Jennie untuk bersembunyi. Dia pikir bersembunyi itu tidak melelahkan ya? Jennie juga ingin merasa tenang tanpa kesepian.

"Kenapa? Aku mau mengenang waktu dulu masih jadi stalkermu," eluh Jennie ketika Taehyung membuka pintu kantornya. Jennie pernah memasuki ruangan ini satu kali. Dulu waktu mereka baru bertemu setelah sekian lama.

Tidak berniat menimpali kata-kata Jennie, si lelaki justru dengan tenang mendudukkan Jennie di sofa panjang yang ada di sana.

Jennie masih dengan wajah seperti semula. Gadis itu melepas genggaman tangan Taehyung dan beralih melepas masker hitam yang menutupi area mulutnya.

Me After Him✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang