--"Kalian bersama lagi?"
Taehyung tau hal sejenis ini tidak mungkin dapat dihindari.
Sebagaimana seringnya ia mengulangi topik bicara yang sejalur dengan masa lalu, Taehyung tentu tak dapat ingkar, ia tak bisa untuk tidak ikut membawa nama ibu kei di dalamnya. Irish akan selalu membayang.
Dan Taehyung pun tau bahwasanya semua tidak akan berjalan semudah bayangan orang.
Ia sudah pernah melalui dan mengalami hal sejenis ini. Jadi saat laju mobil yang ia bawa terdengar tenang, Taehyung tak heran gadis yang tengah duduk di sampingnya menanyakan hal serupa.
Laju kabar yang terbang bisa cepat sekali.
Taehyung mengambil napas, dia tak menoleh, memilih untuk fokus pada jalanan, dan setir mobilnya. Ingin sekali tak hirau dengan Irish yang tengah duduk di kursi penumpang sembari menatapnya namun sayangnya Taehyung tidak bisa. Ia harus bicara.
"Aku sudah bilang dari awal."
ujar Taehyung bersama satu hela napas. "Dan kau juga sudah tau bahwa hal ini akan terjadi sejak awal."Menjelaskan sebagaimana hubungannya dan Irish dimulai, mengingatkan bahwasanya mereka tidak memulai sebuah komitmen atau perjanjian apapun. Dan Taehyung tidak pernah menjanjikan sesuatu pada Irish, termasuk tentang arah hatinya.
Irish menoleh dengan sorot mata tak percaya.
"Kau tidak mengatakannya, kau hanya bilang kau tidak tertarik dengan wanita ataupun pernikahan. Itu yang kau sampaikan padaku," ujar Irish, balik mengingatkan.
Sejujurnya, Taehyung tidak hanya mengatakan itu pada Irish atau Jaane, ia mengatakan hal itu pada hampir semua orang yang menanyakan kenapa sebelum ini ia betah melajang.
Sebelum angin berhembus dan merubah arah hatinya, sebelum takdir ikut turun tangan untuk bermain.
Namun sepertinya Irish menaruh sebuah kekecewaan mendalam tentang bagaimana pilihan Taehyung yang tidak berpendirian.
Dia kembali dan menawarkan kembali hatinya pada Taehyung, menanyakan apakah masih ada ruang untuknya selain gelar wanita yang melahirkan Kei.
Namun Taehyung mengatakan dengan amat jelas.
Tidak ada.
"Kau bilang tidak siapapun, Jennie, aku, ataupun wanita lain yang ada di dunia. Kau hanya ingin dengan Kei, itu saja," ujar Irish lagi lebih menggebu dari sebelumnya. Dari genangan suaranya terdengar satu percik marah dan kekecewaan.
Taehyung tak menjawab. Mobil dengan pendingin mati itu dibiarkan berteman dengan hening.
"Beginikah caramu menolakku?" tanya Irish setelah beberapa saat. Sebelum kemudian ia melanjutkan lagi. "Kau tau seberapa aku menganggapmu istimewa, Kak. Tidak pernah ada manusia lain yang mendapatkan posisi setinggi dirimu dalam hidupku."
Taehyung tak menjawab lagi. Setia bungkam.
Bukan karena kehabisan kata, atau bersikap seperti pengecut yang tidak bertanggung jawab dengan pilihan yang sudah diambil dalam hidupnya.
Taehyung hanya memberikan waktu agar Irish bicara dengan leluasa. Sampai habis. Hingga kemudian nanti Taehyung bisa menjawab tanpa kekurangan.
"Aku tidak mau kau begini, Kak," ujar Irish lagi.
Taehyung mengambil napas. "Kau tau dari awal, apa arti Jennie dalam hidupku."
Dari awal memang dia pemeran utamanya.
Jennie tidak pernah tidak berhasil membuat Taehyung jatuh.
Dan meskipun berikrar kalau dirinya sudah tak ada rasa, faktanya merah muda itu dengan mudah kembali hanya dengan satu kedip mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After Him✅
Fanfiction"Kisah ini, bukan lagi tentang Jennie si gadis pendiam yang ingin ditaklukan. Kisah ini hanya tentang bagaimana Jennie hidup setelah Kim Taehyung ada di hidupnya." Wajah cantik berpoles make up tipis itu mendongak. "It's all about Me after Him." ...