34. Sebuah Kabar

2.1K 269 61
                                    

-

Jennie pernah mengatakan kalau pandangannya mengenai dunia sudah bertambah lebar, bukan? Rasanya, kali ini, pandangan yang Jennie maksud itu kian bertambah melebar, lebih dari sebelumnya.

Sebagai buah dari kesabaran dan rasa syukur yang ia pelihara selama ini. Jennie dikelilingi orang-orang yang baik, tentu tidak semua, ada juga beberapa yang kurang baik. Kendati demikian, masing-masing dari mereka mengajarkan Jennie setidaknya satu pelajaran berharga dalam hidup.

Untuk tidak mudah percaya karena siapapun dapat berkhianat.

Untuk selalu tersenyum karena sebagaimana terpuruknya hidup para sahabat merasakan hal yang sama pula.

Untuk tidak takut berkata jujur, sakit katakan sakit, lelah katakan lelah. Karena dibandingkan apapun, meski kamu berbohong, orang yang menyayangimu bisa tau apa yang sebenarnya kau rasakan.

Jennie sudah pernah mendapat ganjaran karena kebohongan yang ia katakan di masa lampau, dan itu sangat menyakitkan. Maka dari itu, tidak ada lagi niatan di hati Jennie untuk mengatakan kebohongan, pada siapapun.

Juga. Yang satu ini paling penting.

Jangan menyamakan manusia dalam satu sifat yang sama.

Karena setiap hati itu berbeda.

Hati manusia tak selalu seperti angin yang gampang berubah arah, ada beberapa diantara mereka yang tak kunjung berubah kendati sudah amat lelah. Mau berjuang meskipun lebam pertanda kalah. Tak kunjung menyerah meskipun logika melemah.

Hati dan perasaan di dalamnya memang seberbahaya itu.

Bicara soal hati...

Sepertinya pembicaraan kali ini juga akan bermuara pada nama Taehyung lagi.

Pria musim semi itu selalu berhasil memonopoli pikiran Jennie. Nama lelaki manis itu juga tak pernah absen dari mulut Jennie. Bahkan pada pagi ini. Saat mentari baru bangun dan menyapa Jennie langsung mengingat Taehyung. Mengingat kencan yang lelaki itu janjikan kemarin.

Jennie meraih ponselnya. Melihat riwayat obrolan pada satu aplikasi chatting. Pesan yang ia kirim semalam belum mendapat balasan.

Dasar laki-laki dingin. Kenapa membalas pesan saja susah sekali.

Melupakan pesan yang tak kunjung dibalas itu Jennie pun segera bangkit dari ranjang, pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum keluar dari kamar. Memulai hari dengan membuat sarapan.

Jennie melihat-lihat isi lemari esnya. Ia berpikir untuk membawa makanan untuk dibawa kencan dengan Taehyung nanti. Meski tak terlalu pandai memasak, setidaknya Jennie sudah berusaha. Seperti Tanghulu waktu itu, tidak terlalu sempurna namun Taehyung menyukainya.

Saat sedang menggulung kimbab ponsel di meja berbunyi. Jennie terdiam sebentar sebelum membinar antusias. Itu pasti Taehyung! Jennie pun melepaskan glove dan segera meraih ponselnya.

Lalu bahu cantik milik mantan penyanyi itu seketika luruh.

Seharusnya Jennie tidak terlalu berharap. Ia tidak seharusnya menanti pesan suara dari Taehyung datang. Taehyung bukan laki-laki tipe itu, dia lebih suka datang tiba-tiba dan mengagetkan Jennie dengan kehadiran tak terduga di depan rumahnya.

Hanya telepon dari teman.

Jennie pun mengangkat telepon dari Rose.

"Katanya akan ada yang segera menikah lho," ujar Rose pertama kali dengan nada godaan. Membuat Jennie tersenyum tanpa sadar. Ternyata kabar begitu cepat menyebar.

Jennie benar-benar akan menikah dengan Taehyung.

Memikirkan hal itu saja sudah membuat kupu-kupu berterbangan dari perutnya.

Me After Him✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang