29- Date

1.9K 357 39
                                    

How your day?

Happy reading.

--

Orang bilang.

Jika seseorang sudah ditimpa malang, yang tersisa dalam takdir hidupnya merupakan kebahagiaan.

Seperti dalam kepercayaan akan takdir yang indah. Pahit manis hidup. Naik turun. Dan juga keseimbangan. Keadilan.

Meski kadang ada juga beberapa orang yang bilang kalau ia memang dilahirkan untuk memeluk kesialan, lainnya ada yang hanya mendapat kemujuran.

Sepertinya Jennie juga demikian. Bukannya selalu mujur atau selalu malang, Jennie sudah lebih dari sekedar pernah ditimpa ketidak beruntungan. Pada masa mudanya yang tak terlalu cerah, dan juga pada dewasanya yang tak meluru lurus mulus saja.

Dan kini. Sepertinya titik balik kehidupan yang selalu dibicarakan orang akan dialami oleh Jennie juga.

Dimulai ketika senyum manis Taehyung menyapanya, menerimanya, lengan lelaki itu menarik tubuh Jennie dalam dekapan yang hangat, sebuah kecup, pengakuan kasih sayang. Lalu berujung pada permintaan serius kelewat manis melalui utusan lucu kemarin sore.

Jennie bahkan sudah lupa berapa kali tepatnya ia mengukir senyum.

Duduk berdampingan diatas gondola yang melaju lambat, tangan mereka bertautan, membicarakan hal-hal kecil yang manis. Menuju sebuah tempat tinggi yang terkenal dikalangan anak muda untuk berpacaran.

Namsan tower yang hanya pernah Jennie dengar dan juga ia lihat dari kejauhan.

Sekarang Taehyung membawanya untuk menikmati sedikit indahnya berpacaran. Menanyakan tempat mana yang ingin Jennie kunjungi, dan begitu sang gadis menjawab Taehyung tak tunda mengarahkan kemudinya ke tempat itu.

"Kau suka tempat yang tinggi?" tanya Jennie pada lelaki tampan yang setia menggenggam tangannya.

Taehyung menoleh, tersenyum lalu menggeleng tak yakin. "Tidak terlalu,"

Memangnya Jennie mengharapkan apa dari manusia yang tak tau romantisme ini?

Jennie mencebik sekilas. Ia menunjuk menara tinggi yang ujungnya terlihat dari gondola yang sedang diduduki. "Tempat ini ramai dibicarakan, anak muda suka memasang gembok dengan nama pasangan mereka."

Angin malam menjadi teman setia. Membuat Jennie yang setia bicara ini merapatkan jaket coklat bulu-bulu yang ia pakai. Melipat bibir sekilas kala sepoi angin berhasil membuatnya merinding.

Taehyung menoleh pada Jennie.

Merangkul pundak kecil gadis disebelahnya ini. Mengusapnya lembut memberi kehangatan. "Harusnya jangan ketempat tinggi tadi, sudah terlalu malam. Jadi dingin."

Jennie tak malu, menempelkan kepalanya, bersandar pada Taehyung. Tersenyum lebar hingga senyum gusinya terlihat.

Membuat Taehyung terenyuh. Manis sekali.

"Aku suka kok yang dingin-dingin," jawab Jennie kemudian. "Kau juga dingin, aku suka."

Taehyung terkekeh kecil. "Nanti kau sakit, aku yang ditonjok Jungkook."

"Jangan bicarakan dia." Jennie menggeleng acuh mendengar nama adiknya di sebut. Wanita cantik bersurai panjang itu kemudian berkata lagi. "Tau tidak kenapa anak muda membuat gembok menjadi simbol cinta?"

Taehyung bergumam, berpikir, lelaki itu menatap langit beberapa saat sebelum menggeleng menyerah.

Tak tau.

"Katanya biar abadi," balas Jennie. Wanita yang masker wajahnya di turunkan hingga dagu itu tersenyum lagi. "Kau percaya itu?"

Taehyung memiringkan wajah ragu. "Tidak terlalu,"

Me After Him✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang