"There's a million reasons why I should give you up, but the heart wants what it wants."
—
Diruang kamar berukuran sedang itu berputar musik klasik. Mengiringi sosok wanita cantik berbalut dress floral selutut dengan satu berita harian ditangan. Meski wajah gadis kecil bersurai hitam legam itu disamarkan, ia bisa tau dengan jelas.
"Putrimu?" Suara lelaki menggema di seluruh ruang.
Si wanita berambut merah bergeming. Memandang koran yang menampilkan artikel tentang skandal percintaan artis muda, Tak perlu menoleh untuk tau siapa yang bicara, tak perlu menjawab karena diamnya sudah cukup mengatakan segalanya.
Langkah kaki mendekat, berhenti dua langkah dari pribadi bersurai merah disisi kanan. Menyerahkan satu lembar kertas foto. Menampakan dua insan yang berciuman.
"Mereka jadi lebih dekat. Ayah dari anakmu, dan Jane." Lelaki bertubuh tinggi itu melaporkan. "Kau mau apa sekarang, Irish?"
Hal yang sebenarnya sudah dibayangkan sejak lama. Yang ia takutkan.
Wanita yang dipanggil Irish itu mengangguk. "Melakukan yang harusnya kulakukan sejak awal."
———
"Masih sama."
Angin bertiup, nakalnya masih seperti waktu itu, menerbangkan helaian rambut tak berdaya milik Jennie, dibuat terombang-ambing, berhasil mempercantik bingkai wajah gadis yang tengah menyirit disana.
Menoleh pada pribadi disampingnya. Pribadi yang sama.
"Mungkin akan berubah setelah iklannya keluar." Side profil pria itu selalu menjadi pemandangan indah di mata.
Jennie tersenyum. Sepertinya. Tempat ini tertinggal, belum dijamah orang. Sebuah pantai pesisir yang cuma punya ombak serta pasir putih sama seperti tepi laut kebanyakan. Entah siapa yang menciptakan konspirasi ini. Sebuah kebetulan, atau mungkin cuma satu jentikan jemari Tuhan waktu mencipta takdir diantara keduanya. Seseorang memilih pesisir penuh kenangan ini untuk lokasi pemotretan.
"Pengaruhku tidak sebesar itu," Jennie menyanggah, menolak firasat Taehyung yang berkata bahwa efek pemotretan, bisa membawa pelancong untuk mampir.
Tanpa terasa mereka sudah cukup jauh berjalan, entah berapa lama, namun yang pasti selama itu dihabiskan tanpa kata. Meninggalkan kerumunan kru yang tak lagi tertangkap jepretan lensa mata.
"Pekerjaanmu sudah selesai?" Tanya Jennie sembari mengangkat ujung gaun panjangnya, mendekat pada permukaan basah.
Mungkin akan berubah menjadi putri duyung sebentar lagi.
Taehyung memandang dari belakang, bagaimana jemari kaki putih itu tergelitik ketika dingin air menyentuh. Urung menjawab namun memberi pertanyaan lain. "Aku salah pilih gaun ya?"
Jennie menoleh, sedetik kemudian memeriksa tampilan dirinya sendiri dari atas hingga bawah. Gaun merah panjang berbahan satin dengan lengan tiga perempat ini cukup indah, walaupun memang kurang cocok dipakai musim panas begini.
"Tidak. Berkat gaun polos ini aksesoris yang kupakai jadi lebih menonjol."
Rambut Jennie terurai, terbelah jadi dua dan dijepit pada dua sisinya, memakai anting berlian si tokoh utama juga beberapa anting kecil memenuhi setiap piercing ditelinga. Hingga tampilannya saat ini terlihat anggun berkharisma namun juga nakal.
Taehyung mengangguk sekilas. "Aku harus kembali." Katanya kemudian.
Jennie harusnya tak merasa keberatan, melepas yang seharusnya pergi untuk pergi, setelah dengan paksa menarik Taehyung menemani dua kakinya menyusuri pantai. Namun salahkan sisi egois Jennie yang malah ingin lelaki itu untuk tinggal, bersama disana lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After Him✅
Fanfiction"Kisah ini, bukan lagi tentang Jennie si gadis pendiam yang ingin ditaklukan. Kisah ini hanya tentang bagaimana Jennie hidup setelah Kim Taehyung ada di hidupnya." Wajah cantik berpoles make up tipis itu mendongak. "It's all about Me after Him." ...