8- Undangan

26.7K 2.1K 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pernikahan Kiara dan Dirga akan diadakan Minggu depan. Semua persiapan sudah mencapai 95% dengan bantuan Wedding Organizer pilihan Dirga.

Gedung, katering, gaun, undangan, dan lain-lain sudah siap, semuanya adalah pilihan Dirga. Kiara sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk memilih. Meskipun begitu Kiara tetap puas karena pilihan Dirga sama sekali tidak mengecewakan.

Kiara bahkan tidak pernah membayangkan bahwa pernikahannya akan berlangsung semeriah ini. Sebelumnya gadis itu bahkan tidak membayangkan bahwa dia akan menikah di usianya yang baru menginjak dua puluh satu tahun, terlebih suaminya adalah orang kaya.

Kiara bersyukur bisa mengalami hal ini dalam hidupnya. Meskipun ia tau bahwa pernikahannya tidak akan bertahan lama.

Hari ini undangan pernikahan mereka sudah siap untuk disebar, 98% tamu undangan berasal dari pihak Dirga, sedangkan Kiara hanya mengundang beberapa temannya.

Sungguh menyedihkan karena Kiara mengakui bahwa ia tak memiliki kerabat. Tidak ada satupun, hanya Dean yang ia miliki di dunia ini.

Kiara memandang kartu undangan di tangannya, sederhana tapi terlihat sangat pas, sama sekali tidak norak. Selera Dirga memang sangat baik.

S

epertinya Dirga memang menyukai sesuatu yang sederhana. Terbukti dari gaun pernikahan yang laki-laki itu pilih kemarin. Daripada gaun dengan taburan kristal berkilauan, Dirga lebih memilih gaun sederhana yang sama sekali tidak mencolok, namun terlihat anggun.

Setelah menikah nanti Kiara harus banyak berguru pada Dirga tentang hal ini, mungkin akan membantu saat ia berpisah dari Dirga nanti.

"Masih ada berapa lagi undangannya?" Tanya Dean.

Hari ini remaja itu mengantar Kiara untuk mengantar undangan karena Dirga sedang ada pekerjaan. Sebenarnya Kiara juga tidak berharap laki-laki itu akan mengantarnya.

Kiara membuka paper bag di tangannya, melihat berapa undangan lagi yang tersisa.

"Masih ada lima lagi. Kenapa? Capek?"

Dean menggeleng.

"Dean laper" remaja itu tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit.

"Setelah ini kita cari makan. Okay?"

"Siap tuan putri!" Dean menjawab dengan semangat.

Kiara mengacak rambut adiknya dengan sayang.

Waktu terasa begitu cepat. Rasanya baru kemarin Kiara menggendong tubuh mungil Dean yang sedang menangis karena ditinggal sang ibu mandi, sekarang adik kesayangannya
Itu sudah tumbuh tinggi. Dean bahkan jauh lebih tinggi dari Kiara sekarang.

 I WANT A BABY √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang