42- Sakit

28.8K 1.8K 197
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Dirga baru kembali dari perjalanan bisnis ke luar kota selama satu minggu lamanya, dan ketika dia pulang, bukannya disambut oleh senyum cerah dan pelukan hangat dari sang istri. Dirga justru dihadapkan pada kondisi yang tidak mengenakkan. Kiara jatuh sakit sejak dua hari terakhir, dan tidak ada seorang pun yang memberi tau dirinya. Baik itu Mama, Papa, Bi Susi, Jeff, maupun Kiara sendiri.

Laki-laki itu jelas merasa marah karena dibuat tidak tau apapun seperti ini. Tapi tidak ada yang bisa dia lakukan, mau marah pun percuma saja.

Dengan telaten, Dirga berusaha menyuapi Kiara dengan bubur buatan Bi Susi. Wanita itu benar-benar tidak bertenaga hingga untuk makan pun harus di suapi.

Dulu ketika Dirga sakit, Kiara lah yang mengurusnya. Jadi, sekarang ketika keadaan berbalik, maka Dirga juga melakukan hal yang sama, merawat Kiara dengan sebaik mungkin yang dia bisa.

"Kamu yakin nggak mau pergi ke dokter? Badan kamu masih panas loh" entah sudah berapa kali Dirga membujuk istrinya untuk pergi ke dokter, tapi wanita itu tetap menolak keras.

Lagi-lagi hanya gelengan kepala yang Dirga dapatkan sebagai jawaban.

"Saya takut kamu kenapa-kenapa Kiara, Bi Susi bilang demamnya belum turun juga padahal udah lewat tiga hari"

Sejak tiga hari terakhir, suhu tubuh Kiara memang tidak pernah dibawah 38°C, membuat Dirga khawatir berlebihan. Takut istrinya menderita penyakit parah.

"Aku nggak ada tenaga buat ke dokter"

Dirga sampai meringis mendengar suara Kiara yang sangat pelan dan serak.

"Nanti saya gendong, jangan khawatir"

Kiara menggeleng. Tubuhnya benar-benar lemas, bahkan untuk pergi ke kamar mandi saja dia harus di gendong. Beruntung Dirga sudah kembali dari pekerjaannya, karena kalau tidak, mungkin Kiara harus menahan malu karena Abdul lah yang akan menggendongnya.

Bubur di dalam mangkuk masih tersisa setengah ketika Kiara memalingkan wajahnya, menghindari sesendok bubur yang Dirga suapkan untuknya. 

"Sekali lagi Kiara" Dirga kembali mendekatkan sendoknya pada bibir Kiara, tapi wanita itu kembali menghindar.

"Kalau perut kamu kosong, saya yakin kamu nggak akan sembuh"

Kiara menggeleng lagi, "aku mual"

Akhirnya Dirga menyerah. Dia takut jika terus memaksa Kiara untuk memakan bubur itu sampai habis, maka istrinya akan muntah dan membuat semua bubur yang sudah masuk ke dalam lambungnya kembali terbuang sia-sia.

 I WANT A BABY √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang