33- Bertemu Irena

22.7K 1.7K 85
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Sayur udah, buah udah, daging juga udah. Sekarang kita beli bumbu dapur ya?"

Dirga mengangguk. Berjalan dengan patuh mengikuti kemanapun kaki berbalut flat shoes milik sang istri melangkah.

Wanita hamil itu tampak biasa-biasa saja pergi kesana kemari dengan perut yang sudah membuncit walau tidak seberapa.

Padahal Dirga yang sedari tadi menyaksikan semuanya harus beberapa kali menahan rasa khawatir karena sang istri bergerak aktif seakan-akan tidak ada bobot tubuh yang dia bawa di dalam perutnya.

"Kiara hati-hati. Kamu nggak akan kehabisan stok barang apapun disini, jangan khawatir. Kamu bisa jalan pelan-pelan" peringat Dirga. Takut terjadi hal kurang menyenangkan pada Kiara dan calon buah hatinya.

Kiara hanya membalasnya dengan menyatukan ibu jari dan jari telunjuk kanannya. Membentuk tanda 'ok'.

Dirga hanya bisa menghela nafas sambil terus mendorong troli yang sudah penuh dan terasa berat. Mengikuti kemanapun Kiara pergi.

Ketika sampai di bagian bumbu dapur, tanpa memilah-milah terlebih dahulu, Kiara sudah memasukkan beberapa barang yang biasa ia lihat di dapur ke dalam troli.

Mie instan, penyedap rasa, garam, kecap, saos pedas, saos tomat, lada bubuk, gula, garam, minyak goreng, minyak sayur, kopi hitam, minuman cappucino sachet, dan masih banyak lagi.

Troli mereka benar-benar penuh sekarang. Dirga bahkan sudah mulai kesusahan ketika mendorongnya.

"Berat banget ya trolinya?" Kiara bertanya dengan penuh perhatian.

Dirga mengangguk.

"Mau aku bantu nggak? Kelihatannya kamu kesusahan dorong ini" tawarnya.

"Nggak perlu Kiara, saya bisa dorong sendiri kok" tolaknya dengan halus.

Kiara mengangguk. "Yaudah, kalau gitu kita langsung ke kasir sekarang ya? Kayaknya shampo dan yang lain stoknya masih banyak deh"

"Kita nggak beli susu dulu?"

"Susu buat aku?" Kiara menunjuk dirinya sendiri.

"Iya"

"Nggak perlu. Masih ada dua kotak di lemari. Kita belinya nanti aja, pas udah habis"

 I WANT A BABY √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang