26- Di Kantor Dirga

27.6K 1.9K 43
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tidak butuh waktu lama untuk Kiara sampai di kantor Dirga. Setelah menghabiskan kurang lebih setengah jam perjalanan dengan kecepatan sedang- yang bisa dibilang lambat, kini mobil yang membawanya sudah berhenti di depan gedung tinggi tempat suaminya bekerja.

Abdul turun terlebih dahulu, laki-laki itu membukakan pintu untuk istri sang atasan.

"Hati-hati, Nyonya" pesannya.

"Terima kasih"

Kiara turun dan merapikan dress-nya yang sedikit berantakan, kemudian mengambil alih tas bekal dari tangan Abdul.

"Perlu saya antar ke dalam nyonya?" tawarnya.

Kiara menggeleng, "nggak perlu, kamu istirahat aja. Atau barangkali kamu mau cari kopi?"

"Saya tunggu di mobil saja nyonya" tolaknya.

"Ya udah kalau gitu, saya masuk ya?"

"Iya nyonya, hati-hati"

Kiara berjalan memasuki pintu utama  gedung dengan langkah yang hati-hati, biar bagaimanapun dia sedang mengandung sekarang. Ada nyawa lain yang harus ia jaga dengan baik.

Ini adalah kali pertama Kiara datang ke kantor Dirga, dia sama sekali tidak tau dimana ruangan suaminya itu berada.

Kiara merogoh hpnya dari dalam sling bag yang ia pakai, di carinya nomor sang suami. Tapi sayang, meskipun sudah berulang kali ia mencoba, panggilan telfonnya sama sekali tidak tersambung. Apa hp suaminya itu mati karena kehabisan daya seperti beberapa hari yang lalu?

Wanita itu mendesah kesal, dilihatnya sekeliling dan sayang sekali, tidak ada seorang pun disini yang ia kenal.

Ketika pandangannya memindai seisi lobi, Kiara melihat ada meja resepsionis disana. Syukurlah, Kiara rasa dia bisa menanyakan letak ruangan Dirga disana.

Dengan langkah yang tidak terburu-buru, wanita itu berjalan ke arah meja resepsionis. Perawakan tubuhnya yang mungil dan ramping cukup menyita perhatian beberapa pasang mata yang ada disana. Apalagi rambut panjang terurai dan dress simpel yang ia gunakan benar-benar menambah kesan anggun di dalam dirinya.

Perempuan dengan dress rumahan yang cantik, berada di sebuah kantor, siapa dia? Kira-kira begitulah isi pikiran orang-orang disana.

Meskipun sadar menjadi bahan tatapan banyak orang, Kiara sama sekali tidak merasa terganggu. Lagi pula tidak ada yang salah kan dari penampilannya? Jadi Kiara merasa biasa saja.

"Permisi" sapa-nya pada seorang wanita cantik di meja resepsionis.

Wanita cantik yang terlihat lebih tua darinya itu menampilkan senyum yang menawan. "Ada yang bisa saya bantu Nona?"

 I WANT A BABY √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang