16- Jeff dan Perusahaan

44.2K 2.5K 43
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang sudah hampir pagi, tapi Dirga masih terjaga. Laki-laki itu bahkan belum tidur sama sekali.

Kedua matanya masih setia menatap benda persegi dengan dua garis yang digenggamnya sejak beberapa jam yang lalu. Sesekali ia menatap Kiara yang berbaring dengan nyaman di atas diatas ranjang, tubuh mungilnya terbalut selimut tebal hingga sebatas leher.

Dirga menatap benda itu sekali lagi. Rasanya masih sulit untuk dipercaya, sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah. Sebentar lagi akan ada makhluk kecil yang menjadi tanggung jawabnya, makhluk kecil yang memanggilnya ayah, papa, atau mungkin daddy?

Sebenarnya dia mulai ragu dengan rencana kontrak pernikahan-nya dengan Kiara, apalagi ia sudah beberapa kali kecewa karena istrinya itu tidak kunjung hamil juga. Dirga bahkan sudah berencana untuk mengakhiri kontrak mereka beberapa hari kedepan, tapi ia justru mendapat berita kehamilan Kiara yang sungguh tidak terduga.

Dirga merasa ragu kalau dia akan mampu menjadi ayah yang baik untuk anaknya nanti, apalagi kelak ia akan menjadi ayah tunggal setelah anaknya terlahir ke dunia.

Tidak mungkin juga dia mempertahankan Kiara sebagai istrinya, biar bagaimana pun Dirga tidak pernah mencintai wanita itu.

Tapi sepertinya semua keraguan Dirga sudah tidak ada artinya sekarang, darah dagingnya sudah terlanjur tumbuh di dalam rahim Kiara.

Laki-laki itu menghela nafas dan beranjak dari duduknya, dibukanya salah satu laci di nakas kemudian ia letakkan tespack itu disana.

Setelah mengusap pucuk kepala Kiara sekilas, Dirga berjalan ke kamar mandi sambil membuka kancing kemejanya satu persatu.

Dia perlu mandi sebelum mengistirahatkan tubuhnya di samping Kiara.


***

Dirga menatap Agung yang duduk di hadapannya. Pagi tadi laki-laki dua puluh tujuh tahun itu dikejutkan dengan kehadiran ayahnya di kantor, terlebih laki-laki itu sudah duduk manis di dalam ruangan Dirga bahkan sebelum pemiliknya tiba.

Agung masih terlihat gagah dengan wajah tampannya yang awet muda, orang awam mungkin tidak akan percaya kalau dia sudah punya tiga anak dan akan menimang cucu sebentar lagi.

"Ada urusan apa Papa datang ke kantor?"

Sangat to the point dan tidak bertele-tele, khas seorang Dirga.

Agung tersenyum tipis, sama sekali tidak terkejut dengan nada datar putra sulungnya. Dirga kan memang seperti itu sejak dulu.

"Mulai besok Jeff akan bantu kamu disini" sama seperti Dirga, Agung juga tidak suka bertele-tele, terlebih lagi soal pekerjaan.

 I WANT A BABY √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang