28- Irena

27.2K 1.8K 48
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Siang itu Dirga sedang berkutat dengan berlembar-lembar berkas perusahan yang baru saja Matteo berikan padanya.

Tidak peduli jika waktu sudah menunjukkan jam makan siang, laki-laki yang hari ini terlihat gagah dengan setelah kantor serba hitam itu masih sibuk pada pekerjaannya.

Matteo sedari tadi ada disana, membantu Dirga menyelesaikan pekerjaannya agar bos-nya itu dapat segera beristirahat dan pergi untuk makan siang.

Harusnya Mateo menghadiri sebuah rapat kecil bersama beberapa pegawai untuk membicarakan proyek baru mereka sekarang, tapi sudah ada Jeff yang menggantikannya, tidak masalah.

Walaupun baru beberapa bulan bergabung dengan perusahaan, Jeff sudah cukup menguasai pekerjaannya. Laki-laki muda itu bahkan tidak mengalami sedikitpun kesulitan ketika menggantikan tugas Matteo untuk sementara.

"Proyek kemarin gimana? Udah jalan?" tanya Dirga disela-sela keseriusannya membaca dokumen.

Matteo mengalihkan pandangan dari layar iPad ditangannya, dan beralih menatap Dirga.

"Sudah berjalan sejak dua minggu yang lalu"

Dirga mengangguk, "Ada kendala?"

Matteo menggeleng, sebenarnya itu percuma karena Dirga tidak sedikit pun melihat ke arah laki-laki itu.

"Proyeknya sudah sampai 50%,dan sejauh ini tidak ada kendala apapun" jawab Matteo dengan yakin.

"Bagus, saya serahkan proyek ini dibawah pengawasan kamu"

Matteo mengangguk lagi, "baik pak"

Proyek yang kini mereka bicarakan adalah proyek yang sama dengan milik seorang klien cerewet yang beberapa waktu lalu benar-benar membuat Dirga sakit kepala. 

"Sudah waktunya makan siang Matteo, kamu bisa makan lebih dulu, saya akan melanjutkan semua ini"

Bertepatan dengan itu, pintu ruangan Dirga terbuka lebar. Menampakkan sosok wanita berparas cantik yang mengeluarkan aura kuat bak seorang Dewi.

Bibir tipisnya terpoles lipstik berwarna merah menyala, dengan rambut panjang yang terurai bebas. Pakaiannya tergolong formal meskipun sedikit ketat dan terbuka.

Dengan senyuman lebar di wajah cantiknya, wanita itu berjalan mendekati Dirga yang terdiam. Sedikit terkejut mendapati kedatangan sosok tak terduga di ruangannya siang ini.

Bahkan suara ketukan heels berwarna merah darah yang wanita itu pakai tidak berhasil menyadarkan Dirga dari rasa terkejutnya.

Begitupun dengan Matteo, laki-laki itu sama terkejutnya dengan Dirga. Sejak pintu ruangan terbuka hingga sosok wanita cantik tidak dikenal itu sudah berdiri di hadapan Dirga, Matteo masih belum melepaskan pandangannya.

 I WANT A BABY √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang