37- Penjelasan

27K 1.8K 132
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"Jadi, Mbak Irena ini temannya Dirga dulu?"

Irena tidak bisa menahan senyumnya ketika mendengar sosok istri Dirga yang menyebutnya dengan embel embel 'mbak'. Sopan sekali Kiara ini, begitu batin Irena berkata.

"Iya, beberapa tahun lalu kami berteman" Dirga yang menjawab.

"Sekarang udah nggak berteman lagi?" tanya Kiara dengan polosnya. Membuat yang bersangkutan saling melempar pandangan, bingung mau menjawab seperti apa.

"Eung, gimana ya? K-kita udah lama nggak ketemu, jadi-"

"Masih berteman, tapi nggak seperti dulu. Kita sibuk dengan urusan pribadi masing-masing sekarang" jawab Dirga, memotong ucapan Irena yang sedikit terbata. 

Kiara menatap Irena, ingin memastikan apakah wanita cantik itu memiliki jawaban yang sama dengan sang suami.

Irena mengangguk, "semakin dewasa, kita semakin sibuk dengan kehidupan masing-masing"

Kiara mengangguk paham. Dirga dan Irena sudah menjelaskan semuanya, perihal apa yang terjadi sebelum ia datang dan mendapati sang suami berpelukan dengan wanita lain. Kiara sendiri sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut, lagi pula mereka berdua kan hanya teman lama. Juga alasan lain mengapa sang suami memeluk Irena, katanya sebagai ucapan selamat tinggal karena sebentar lagi Irena akan pergi dan mulai sibuk dengan keluarganya.

Kiara bisa mengerti. Kalaupun mereka berpelukan karena hal lain pun, Kiara rasa dia tidak memiliki hak untuk marah atau melarang. Dirga memang suaminya, tapi mereka tidak saling cinta kan? Jadi tidak masalah. Meskipun di dalam lubuk hatinya, jujur saja kalau ada sedikit rasa tidak nyaman melihat pelukan erat keduanya tadi. 

"Jadi, mbak Irena beneran mau pergi?" Irena mengangguk.

"Aku ketemu lagi sama mantanku, aku pikir kami bisa memulai hubungan  baru bersama" katanya, diakhiri dengan senyum.

"Memang tempatnya jauh ya mbak? Kok pakai pamitan segala?"

Dirga memutar bola matanya, tidak menyangka kalau Kiara ternyata memiliki tingkat ke-kepoan yang cukup tinggi. 

"Nggak juga sih, hanya beda kota aja kok"

"Terus kenapa pamitan segala? Kan kalau deket kalian masih bisa sering ketemu?"

Irena tersenyum canggung sambil melirik Dirga yang duduk di hadapannya.

"Nggakpapa, aku pamit karena setelah menikah nanti mungkin aku akan jadi lebih sibuk sama keluarga, jadi nggak sempat untuk banyak komunikasi sama teman"

 I WANT A BABY √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang