6. Whisper of The Dragon Night

30 5 7
                                    

Sebuah kapal layar nan besar sekaligus mewah berlayar di bawah sang purnama. Langit menunjukkan keindahan, tetapi lautan tidaklah dalam keadaan tenang. Tiga kapal berukuran sedang mengejar hingga memojokkan.

Cahaya bulan yang semula cerah mulai sedikit kemerahan. Semerah darah di lantai kapal. Dentingan pedang, lesatan anak panah menembus bagian tubuh. Merenggang nyawa dalam sekejap, menyisakan beberapa awak kapal mewah dalam formasi melingkar. Melindungi sang tuan dari terjangan musuh bertopeng.

"Jangan keras kepala, serahkan saja benda itu." Suara bernada ancaman itu bersumber dari seorang wanita yang bersembunyi di dalam gerombolan pasukan bertopeng yang mengepung.

"Kau terlambat. Aku sudah menghancurkannya."

Pertempuran di tengah laut kembali berkecamuk. Benda yang menjadi rebutan telah menghilang tanpa disadari. Kubu yang menyimpannya sengaja mengulur waktu dengan meladeni serangan musuh. Nyawa sekalipun rela diberikan dan tak gentar melancarkan serangan.

Tepat ketika gerhana bulan terjadi. Suara tangisan bayi bak terompet kematian yang menghentikan pertempuran. Tidak berselang lama, suara itu memelan hingga tak terdengar bagaikan dihisap sang angin malam.

Wanita itu mengangkat pedangnya. Menciptakan dorongan kuat dari langit ke lantai kapal. "Kurang ajar! Aku akan mengejar keturunanmu hingga tak tersisa. Benjamin!"

James mulai merasakan hal tak biasa terhadap Hugo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

James mulai merasakan hal tak biasa terhadap Hugo. Namun, ia takut menyinggung sang tuan jika bertanya. Hugo lebih banyak melamun, tidak lagi berjalan-jalan mengelilingi kediaman Li nan luas. Bahkan menghindari Yuan dengan cara tak terduga, mengusirnya secara baik-baik.

Lalu seorang wanita bernama Mingxia duduk di sisi Hugo. James yang melihat dari kejauhan membiarkannya. Itu lebih baik dari Yuan, setidaknya untuk saat ini. Tepat ketika ia merasakan lega, gadis yang ia maksud entah sejak kapan berada di salah satu dahan pohon tak jauh dari tempat Hugo duduk.

Yuan menyibak sedikit dedaunan agar leluasa mengejek James melalui senyuman. Saatnya pembalasan atas sikap James yang selalu berusaha memisahkannya dari Hugo. Dengan pakaian yang lebih sederhana, ia tak perlu khawatir berlama-lama di atas pohon sambil menguping obrolan ringan Mingxia dan Hugo.

"Aish ... menyebalkan." Sebuah kerikil mendarat di tengkuknya. James menahan tawa, sedangkan sang pelaku---Jili kembali memungut kerikil.

Sesaat Yuan lupa, ia kehilangan kesimbangan lalu tidak sengaja menginjak bagian dahan yang rapuh.
Refleks ia berteriak dan menutup mata, jarak ke tanah lumayan untuk membuat pinggangnya sakit. Ah, tidak-tidak. Ia merasakan tubuhnya mendarat di tempat perbaduan sejuk dan hangat. Harum semerbak wewagian berbau manis begitu dekat di hidungnya. Yuan membuka mata perlahan, inikah yang dinamakan keberuntungan setelah kesialan?

"Anda baik-baik saja, Nona?" ucap Mingxia khawatir.

"Tentu saja." Yuan melirik James dan Jili mendekat, ia langsung mengaduh kesakitan. "Tidak ini sakit sekali, seseorang ... tidak kalian berdua harus bertanggung jawab."

IgnisYu: Jade Of Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang