30. Bring Him To Home

5 3 0
                                    

Sekuntum bunga teratai diletakkan di pinggir pantai. Perlahan air laut yang pasang membawanya, menghilang seiring hembusan angin musim gugur menerpa wajah. Bertahun-tahun berlalu, tetapi hatinya masih mengenang sang teman baik. Setiap detik hingga jam tidak terlewatkan sedikitpun, lalu membawanya ke tahun demi tahun dalam kenyataan bahwa orang itu tak akan kembali.

Entah hujan badai sekalipun, Suyin selalu datang ke pantai yang selalu ia datangi bersama mendiang Lucius. Mengenang momen hingga berimajinasi seakan-akan pemuda itu datang. Lalu, suatu harapan yang tidak pernah ia bayangkan tiba membawa kebahagian seketika.

Seorang wanita bersayap hitam dengan sebagian wajah ditutupi tudung hitam tepat berada di depan Suyin. Waktu seketika berhenti, desiran ombak hening dan burung camar terhenti di atas lautan. Bahkan tidak sedikitpun hembusan angin terasa, dunia seolah membeku.

"Waktumu hanya sedikit." Suaranya teramat lembut, aura netral dirasakan. Namun, di sisi lain Suyin turut waspada. "Bersikaplah seakan-akan tidak terjadi apa-apa dan dia akan kembali padamu."

Penglihatannya menggelap. Tubuhnya ditarik ke suatu portal, secepat kilat kedua kakinya mendarat di tengah-tengah orang-orang berlalu-lalang tanpa sedikitpun mereka menyadari keberadannya.
Ketika ia berpaling, ia menangkap punggung sosok yang sangat ia rindukan lalu turut menoleh ke arahnya dengan ekspresi aneh.

Ia yakin, itulah sosok yang ia rindukan selama ini. Tetapi ada sesuatu tak kasat mata menyelubingi antar keduanya. Keyakinan akan orang tersebut tidak sebesar kerinduan di hati Suyin. Keraguan, tepatnya di sisi lain ia sekedar merasa pemilik punggung itu hanyalah suatu kebetulan.

Suyin mempelajari lingkungan barunya dengan cepat dan baik. Ia membaur dan mengikuti sosok itu kemanapun melangkah. Hingga suatu hari ia tidak sengaja menabrak seorang pemuda berambut keperakan di sebuah jalan sepi yang biasa ia lalui.

Tak ada raut emosi, tetapi aura kuat sangat mengintimidasi dapat Suyin rasakan. Sosok itu lantas menyamarkan auranya melihat Suyin merasa tidak nyaman. "Berhati-hatilah dengan wanita yang baru kau temui, dia menyembunyikan sesuatu yang bahkan dewa-dewi sekalipun tidak ketahui."

Intonasi datar nan dingin membelai pendengaran, bahkan ketika pemuda itu sudah menghilang dalam sekedipan mata. Sensasi dingin tersebut menyisakan misteri dan perkataannya barusan membekas di hati. Pemuda itu seolah-olah memberinya peringatan halus. Pikiran Suyin seketika langsung tertuju kepada perjalanan ini. Tangannya bergetar pelan, apa keputusannya ini memang tepat?

Ketika otaknya berpikir keras dengan pandangan fokus kepada langkah-langkahnya. Ia tidak menyadari seorang lelaki berjalan di depannya. Tabrakan kecil terjadi.

Kedua sama-sama terdiam. Tidak ada yang saling menyalahkan, tatapan beradu dalam beberapa detik.
Sosok yang selama ini ia ikuti mengulurkan tangan, Suyin langsung menyambutnya dengan perasaan bercampur padu. Kerinduan menguat, kesedihan serta kebingunan.

"Apa kau mengetahui seseorang bernama Lucius?" Pertanyaan tercetus seketika, tetapi ini adalah murni dari hatinya yang terdalam. Suyin benar-benar tidak tahan berada di situasi kebingungan hebat.

Langkah lelaki itu terhenti. "Lucius?" Sekejap ia nampak berpikir. "Jujur Nona, aku merasa pernah mendengarnya tapi ... aku tidak yakin sepenuhnya."

Suyin tersenyum miris. Ketika sosok itu benar-benar menghilang di depannya, ia kembali mempertanyaan semua ini. Apa keputusannya tepat untuk membawa pulang seseorang yang bahkan merasa asing satu sama lain?

 Apa keputusannya tepat untuk membawa pulang seseorang yang bahkan merasa asing satu sama lain?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IgnisYu: Jade Of Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang